Galai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: dari pada → daripada
k standardisasi
Baris 100:
=== Pengenalan senjata api ===
[[Berkas:Vroom Hendrick Cornelisz Battle of Haarlemmermeer.jpg|jmpl|kiri|Lukisan [[Pertempuran Haarlemmermeer]] pada 1573, karya [[Hendrick Cornelisz Vroom]]. Cermati penggunaan kapal-kapal layar kecil dan galai-galai oleh kedua belah pihak.]]
Sejak sekitar 1450, tiga kekuatan laut utama telah menegakkan dominasinya atas kawasan-kawasan yang berbeda di Laut Tengah dengan menggunakan galai sebagai senjata utama di laut: [[Kesultanan Utsmaniyah|Kekaisaran OsmanliUtsmaniyah]] di kawasan timur, Venesia di kawasan tengah, dan [[Spanyol Habsburg]] di kawasan barat.<ref>Glete (1993), hlm. 114</ref> Kekuatan inti dari armada-armada mereka dipusatkan di tiga pangkalan laut andal di Laut Tengah: [[Konstantinopel]], [[Venesia]], dan [[Barcelona]].<ref>Guilmartin (1974), hlm. 101</ref> Perang laut Mediterania pada abad ke-16 sebagian besar berlangsung dalam skala kecil, didominasi oleh penyergapan kapal dan aksi-aksi tempur kecil-kecilan. Hanya ada tiga pertarungan besar-besaran antar armada yang terjadi pada abad ke-16: [[Pertempuran Preveza]] pada 1538, [[Pertempuran Djerba]] pada 1560, dan [[Pertempuran Lepanto]] pada 1571. Pertempuran Lepanto adalah pertempuran besar terakhir yang sepenuhnya menggunakan galai, dan juga merupakan salah satu pertempuran terbesar dari segi jumlah peserta perang yang berlangsung pada permulaan Zaman Modern di Eropa sebelum pecahnya [[Peperangan era Napoleon|perang-perang Napoleon]].<ref>Glete (1993), hlmn. 114–115</ref>
 
Pada kesempatan-kesempatan tertentu, kekuatan-kekuatan Laut Tengah mengerahkan armada-armada galai sebagai kekuatan tempur untuk menangani konflik-konflik di luar kawasan Laut Tengah. Spanyol mengirim skuadron-skuadron galai ke negeri Belanda pada tahap-tahap akhir dari [[Perang Delapan Puluh Tahun]] yang berhasil menundukkan kekuatan tempur Belanda di perairan pantai Belanda yang dangkal dan terkungkung pulau-pulau. Semenjak penghujung era 1560-an, galai-galai juga dimanfaatkan untuk mengangkut perak kepada para bankir Genova guna mendanai pasukan-pasukan Spanyol dalam rangka memadamkan pemberontakan rakyat Belanda.<ref>Glete (2000), hlmn. 154, 163</ref> Galias dan galai turut dikerahkan menyertai bala tempur berkekuatan 16.000 prajurit yang berhasil menaklukkan [[Azores]] pada 1583. Ada sekitar 2.000 pendayung galai yang ikut serta di atas kapal-kapal [[Armada Spanyol]] 1588 yang termasyhur itu, meskipun hanya segelintir dari mereka yang akhirnya benar-benar terlibat dalam pertempuran.<ref>Glete (2000), hlmn., 156, 158-159</ref> Di luar perairan Eropa dan Timur Tengah, Spanyol juga membuat galai-galai untuk mengatasi gangguan gerombolan bajak laut dan kapal-kapal swasta di Karibia dan Filipina.<ref>Bamford (1973), hlmn. 12; Mott, 113-114</ref> Galai-galai OsmanliUtsmaniyah berusaha menghambat masuknya kapal-kapal Portugis ke Samudra Hindia pada abad ke-16, tetapi gagal menghadapi kerakah-kerakah Portugis yang berlambung tinggi dan berukuran besar di perairan terbuka.<ref name="Mott 2003, hlm. 112">Mott (2003), hlm. 112</ref>
 
Meskipun mengalami kerugian besar, baik nyawa maupun harta akibat kekalahan Armada Spanyol pada 1588, Spanyol mempertahankan empat skuadron galai permanen. Keempat skuadron ini menjadi sebuah kekuatan laut di kawasan Laut Tengah pada permulaan abad ke-17, tulang punggung dari armada tempur Spanyol, dan digunakan untuk mengangkut pasukan, perbekalan, kuda, dan senjata ke wilayah-wilayah kekuasan Spanyol di Semenanjung Italia dan Benua Afrika.<ref>Goodman (1997), hlm.&nbsp;11–13</ref> Kaum Turki OsmanliUtsmaniyah berusaha menghambat peningkatan kekuatan Portugis di [[Samudra Hindia]] pada abad ke-16 dengan kekuatan galai-galai ala Laut Tengah, namun dapat digagalkan oleh [[kerakah]]-kerakah Portugis yang perkasa. Sekalipun kerakah sendiri tak lama kemudian tersaingi oleh berbagai jenis kapal layar lainnya, jarak tempuhnya yang lebih jauh, ukurannya yang besar, dan strukturnya yang begitu tinggi, dipersenjatai dengan sejumlah besar senjata api dari [[besi tempa]], dengan mudahnya mengungguli galai-galai Turki yang berjarak tempuh pendek dan berlambung timbul rendah.<ref name="Mott 2003, hlm. 112"/> Spanyol lebih berhasil dalam memanfaatkan galai di wilayah-wilayah jajahannya di Karibia dan Filipina untuk memburu bajak laut,<ref>Bamford (1973), hlm. 12</ref> serta secara sporadis di negeri Belanda dan [[Teluk Biscay]].<ref>Mott (2003), hlmn.&nbsp;113–114</ref>
 
[[Berkas:Sloane 3584 f.78v Turkish galleys in battle, c.1636.PNG|jmpl|Galai-galai OsmanliUtsmaniyah bertempur melawan perahu-perahu penyerang di Laut Hitam; naskah Sloane 3584, ''ca.'' 1636]]
Galai sudah sinonim dengan kapal perang di Laut Tengah selama sekurang-kurangnya 2.000 tahun, dan terus-menerus menjalankan peran itu seiring dengan ditemukannya serbuk mesiu dan artileri berat. Meskipun para sejarawan pada permulaan abad ke-20 sering kali menganggap galai menjadi kalah saing seiring kemunculan perdana artileri laut pada kapal-kapal layar,<ref>Khususnya Rodger (1996)</ref> sesungguhnya galailah yang menjadi pilihan utama ketika [[artileri laut|senjata-senjata api laut]] yang berat pertama kali diperkenalkan. Galai merupakan teknologi yang lebih "dewasa", berbekal siasat-siasat dan tradisi-tradisi yang sudah lama berakar dari lembaga-lembaga sosial dan organisasi-organisasi bahari. Dikombinasikan dengan konflik yang semakin intens, kenyataan ini mendorong terjadinya peningkatan substansial pada ukuran armada-armada galai semenjak ''ca.'' 1520–80, teristimewa di kawasan Laut Tengah, tetapi juga di pentas-pentas lain di Eropa.<ref>Glete (2003), hlm. 27</ref> Galai-galai dan kapal-kapal dayung serupa tetap tak tertandingi sebagai kapal-kapal perang bersenjata api yang paling efektif secara teoretis sampai pada era 1560-an, dan secara praktis sampai satu dasawarsa lagi, serta dianggap sebagai ancaman besar bagi keselamatan kapal-kapal perang layar.<ref>Sejarawan bahari Inggris, Nicholas Rodger, menggambarkan kenyataan ini sebagai seuatu "krisis dalam peperangan laut" yang akhirnya menyebabkan dikembangkannya galiung, yang memadukan kemampuan tembak dari haluan, penataan senjata-senjata api berat pada lambungnya, dan peningkatan pesat dalam kemampuan berolah-gerak berkat diperkenalkannya perangkat layar yang lebih canggih; Rodger (2003), hlm. 245. Untuk argumen-argumen yang lebih rinci mengenai perkembangan persenjataan pada lambung kapal, lihat Rodger (1996).</ref> Galai-galai bersenjata api dapat digunakan secara efektif untuk menghadapi galai-galai musuh, menyerang kapal-kapal layar bila cuaca teduh atau arah angin tidak mendukung (atau bila perlu melumpuhkan daya serang kapal-kapal itu), dan dapat pula digunakan baterai tempur terapung dalam pengepungan di laut. Galai-galai ini juga tak tertandingi kemampuan amfibinya, bahkan dapat dikerahkan untuk berlayar dengan jarak tempuh yang sangat jauh, sebagaimana yang dilakukan oleh Prancis ketika melakukan intervensi-intervensi ke wilayah utara hingga sejauh Skotlandia pada pertengahan abad ke-16.<ref>Glete (2003), hlm. 144</ref>
 
Baris 112:
 
=== Kemunduran galai di kawasan Laut Tengah ===
[[Berkas:Battle of Lepanto 1571.jpg|jmpl|[[Pertempuran Lepanto]] pada 1571, pertempuran laut antara armada persekutuan negara-negara Kristen dan armada [[Angkatan Laut Utsmaniyah|bangsa Turki OsmanliUtsmaniyah]].]]
Peperangan ala Atlantik yang mengandalkan penggunaan kapal-kapal layar bersenjata lengkap mulai mengubah hakikat dari perang laut di Laut Tengah pada abad ke-17. Pada 1616, sebuah skuadron kapal tempur Spanyol yang terdiri atas lima [[galiung]] dan satu [[patas]] yang digunakan untuk menjelajahi kawasan timur Laut Tengah dan mengalahkan satu armada yang terdiri atas 55 galai dalam [[Pertempuran Tanjung Kelidonia]]. Pada 1650, galai-galai perang terutama digunakan dalam peperangan antara Venesia dan [[Kesultanan Utsmaniyah|Kekaisaran OsmanliUtsmaniyah]] dalam rangka perebutan pulau dan pangkalan-pangkalan niaga pesisir yang strategis, dan sampai dengan era 1720-an oleh Prancis dan Spanyol tetapi lebih sering untuk operasi-operasi amfibi dan penjelajahan atau dikombinasikan dengan kapal-kapal layar berbobot tinggi dalam pertempuran yang besar, dengan tugas-tugas yang khusus. Contohnya, dalam [[Pertempuran Tarragona (Agustus 1641)|Pertempuran Tarragona]] kali kedua pada 1641, sebuah pertempuran laut dikombinasikan dengan pertempuran darat (pertempuran amfibi), Armada Spayol mengerahkan galai-galai miliknya untuk menerobos blokade laut Prancis serta mendaratkan pasukan dan perbekalan.<ref>Glete (2000), hlm. 183</ref> Bahkan kekuatan yang semata-mata berpusat di Laut Tengah seperti Venesia sekalipun mulai membuat kapal-kapal perang yang berpenggerak layar saja pada paruh akhir dari abad itu. Para lanun Kristen dan Muslim sudah sejak lama menggunakan galai untuk berkelana di laut serta untuk berpartisipasi mendukung negara-negara adikuasa di masa-masa perang, namun sebagian besar dari galai-galai itu akhirnya mereka tinggalkan dan beralih menggunakan kapal-kapal [[sabak (kapal)|sabak]], berbagai macam kapal hibrida yang mengkombinasikan layar dan dayung, dan beberapa galai ringan pada permulaan abad ke-17.<ref name="Jan Glete 1992 hlm. 99">Jan Glete, "The Oared Warship" in Gardiner & Lavery (1992), hlm. 99</ref>
 
Tidak ada lagi pertempuran besar yang seluruhnya menggunakan galai sesudah peristiwa bentrok besar-besaran di Lepanto pada 1571, dan galai pun menjadi lebih sering dimanfaatkan sebagai kapal jelajah atau untuk mendukung kapal-kapal perang layar sebagai barisan pertahanan belakang dalam aksi-aksi armada tempur, mirip dengan peran kapal-kapal [[frigat|pergata]] di luar kawasan Laut Tengah.<ref name="Jan Glete 1992 hlm. 99"/> Galai-galai dapat menolong kapal-kapal yang menderita kerusakan untuk mundur dari barisan tempur, tetapi umumnya hanya jika cuaca benar-benar teduh, sebagaimana yang terjadi dalam [[Pertempuran Málaga (1704)|Pertempuran Málaga]] pada 1704.<ref>Rodger (2003), hlm. 170</ref> Bagi negara-negara dan wilayah-wilayah kepangeranan yang kecil, serta kelompok-kelompok saudagar swasta, galai lebih terjangkau ketimbang kapal-kapal perang layar yang besar dan rumit, dan digunakan untuk mempertahankan diri terhadap perompakan. Galai membutuhkan lebih sedikit kayu, rancangannya relatif sederhana, dan membawa lebih sedikit senjata api. Galai luwes secara taktis, dan dapat digunakan baik untuk aksi penyergapan di laut maupun untuk operasi-operasi amfibi. Galai hanya memerlukan sedikit awak kapal yang mahir, dan sukar ditangkap oleh kapal-kapal layar, tetapi sangat berguna untuk memburu galai-galai lain serta kapal-kapal penyerbu yang digerakkan dengan dayung.<ref>Bamford (1974), hlm. 14–18</ref>
Baris 119:
Armada-armada galai terbesar pada abad ke-17 dimiliki oleh dua kekuatan utama di Laut Tengah, [[Prancis modern awal|Prancis]] dan [[Spanyol Habsburg|Spanyol]]. Prancis pada era 1650-an telah menjadi negara terkuat di Eropa, dan memperbesar armada galainya pada masa pemerintahan Sang "Raja Matahari" yang berkuasa mutlak, [[Louis XIV dari Prancis|Louis XIV]]. Pada era 1690-an, [[Korps galai|Korps Galai Prancis]] (''corps des galères'') mencapai puncak kebesarannya dengan memiliki lebih dari 50 kapal yang diawaki oleh lebih dari 15.000 perwira dan anak buah kapal, kepemilikan galai yang terbesar di dunia kala itu.<ref>Bamford (1974), hlml. 52</ref> Meskipun ada persaingan sengit antara Prancis dan Spanyol, tidak pernah timbul perang galai di antara kedua adikuasa itu, dan nyaris tidak pernah pula timbul perang galai antar bangsa-bangsa lain.<ref>Bamford (1974), hlm. 45</ref> Pada [[Perang Penerus Spanyol|Perang Suksesi Spanyol]], galai-galai Prancis dilibatkan dalam aksi-aksi tempur menghadapi [[Antwerpen]] dan [[Harwich]],<ref name="Lehmann 1984, hlm. 12"/> namun akibat kerumitan politik aliansi tidak pernah pecah bentrok galai Prancis-Spanyol. Pada paruh pertama abad ke-18, kekuatan-kekuatan besar lain di Laut Tengah, [[Ksatria Hospitaller|Ordo Santo Yohanes]] yang berpangkalan di Malta serta [[negara-negara Kepausan]] di kawasan tengah Italia, memangkas secara drastis kekuatan tempur galai mereka.<ref>Bamford (1974), hlmn. 272–273</ref> Sekalipun jarang beraksi, Korps Galai Prancis didanai secara berlimpah (25-50% dari belanja Angkatan Laut Prancis) sepanjang era 1660-an.<ref>Bamford (1974), hlm. 23–25</ref> Korps galai disiagakan sebagai sebuah kekuatan tempur fungsional sampai dengan dibubarkan pada 1748, meskipun fungsi utamanya semata-mata sebagai simbol ambisi-ambisi absolutis Louis XIV.<ref>Bamford (1974), hlmn. 277–278</ref>
 
Pertempuran Laut Tengah terakhir dalam catatan sejarah yang melibatkan galai sebagai bagian penting dari kekuatan tempur adalah [[Pertempuran Matapan]] pada 1717, antara Kekaisaran OsmanliUtsmaniyah dan Venesia bersama sekutu-sekutunya, meskipun pengerahan galai hanya berpengaruh kecil terhadap hasil akhir pertempuran itu. Sejumlah kecil pertempuran laut berskala besar pernah pecah di Laut Tengah sepanjang sisa abad ke-18. Armada galai Toskana ditiadakan sekitar 1718, Napoli hanya memiliki empat galai tua pada 1734, dan Korps Galai Prancis dibubarkan sebagai sebuah kesatuan yang berdiri sendiri pada 1748. Venesia, negara-negara Kepausan, dan para Kesatria Malta adalah negara-negara tersisa yang masih memanfaatkan galai, meskipun tidak lagi dalam jumlah yang besar seperti di masa-masa terdahulu.<ref>Bamford, (1974), hlmn.&nbsp;272–273; Anderson, (1962), hlmn.&nbsp;71–73</ref> Pada 1790, hanya kurang dari 50 galai dari seluruh kekuatan di Laut Tengah yang masih dimanfaatkan, setengah dari jumlah itu dimiliki oleh Venesia.<ref>Glete (1992), hlm. 99</ref>
 
=== Penggunaan galai di Eropa Utara ===
Baris 135:
=== Galai Asia Tenggara ===
{{Main|Ghali (kapal)}}[[Berkas:Galliot and Fusta of Java de Bry.jpg|jmpl|Sebuah galai dari [[Banten]], 1598. Galai itu memiliki "balai" (panggung tempur) seperti kapal perang lainnya di kepulauan Nusantara, dan 4 [[cetbang]] dapat terlihat.]]
Maryarakat di kawasan Asia Tenggara memiliki beberapa macam kapal yang mirip dengan galai, yakni [[Lancaran (kapal)|lancaran]], [[kapal Borobudur]], [[Pangajava|penjajap]], [[kelulus]], [[lanong]], [[garay]], [[kora-kora]], [[Ghali (kapal)|ghali]], [[ghurab]], dan [[karakoa]]. Pada abad ke-16, kesultanan-kesultanan di Nusantara mulai menerima pengaruh-pengaruh [[Laut Tengah|kawasan Laut Tengah]] melalui [[Kesultanan Utsmaniyah|Kekaisaran Turki OsmanliUtsmaniyah]]. Sekitar tahun 1453, Kesultanan Malaka membuat sebuah galai kerajaan (''royal galley'') atau ''ghali kenaikan raja'' yang diberi nama Mendam Berahi. Galai sepanjang 60 ''gaz'' (54,6 m) dan selebar 6 ''depa'' (11 m) ini pernah digunakan untuk meminang putri [[Majapahit]].<ref>{{Cite book|title=The Epic of Hang Tuah|last=Salleh|first=Muhammad Haji|publisher=ITBM|year=2010|isbn=9789830687100|location=|pages=}}</ref> Mendam Berahi bertiang tiga, dan mampu mengangkut 400 orang, 200 orang di antaranya adalah pendayung dalam 50 baris dayung.<ref name=":02" /> Selain hulu pembobol (''ramming beam''), galai ini juga dipersenjatai dengan 7 buah meriam.<ref name=":1">{{Cite book|title=Majapahit Peradaban Maritim|last=Nugroho|first=Irawan Djoko|publisher=Suluh Nuswantara Bakti|year=2011|isbn=9786029346008|location=|pages=}}</ref>
 
Ketika menyerang bangsa Portugis di Malaka pada tahun 1568, [[Kesultanan Aceh]] mengerahkan 4 galai besar dengan panjang 40–50 m, dan berpendayung 190 orang dalam 24 baris dayung, dipersenjatai dengan 12 ''camelo'' besar (3 di kiri dan kanan haluan, serta 4 di buritan), 1 ''basilisk'' (di ujung haluan), 12 ''falcon'', dan 40 laras meriam putar.<ref>{{Cite journal|last=Manguin|first=Pierre-Yves|date=1988|title=Of Fortresses and Galleys: The 1568 Acehnese Siege of Melaka, after a Contemporary Bird's-Eye View|url=|journal=Modern Asian Studies|volume=22|pages=|via=}}</ref> Saat itu meriam, senjata api, dan peralatan perang lainnya datang secara rutin dari [[Jeddah]], dan orang Turki juga mengirimkan ahli militer, ahli galai, dan teknisi.<ref>{{Cite book|title=The Acehnese attack on Malacca in 1629|last=Boxer|first=|publisher=|year=|isbn=|location=|pages=119-121}}</ref> Rata-rata galai Aceh pada paruh kedua abad ke-16 memiliki panjang sekitar 50 meter, memiliki dua tiang, dengan layar persegi dan layar atas, bukan layar [[lateen]] seperti di galai Portugis.<ref>Augustin de Beaulieu, Mémoire d'un voyage aux Indes orientale (1619-1622). Un marchand normand à Sumatra, édité par Denys Lombard, Pérégrinations asiatiques I (Paris: École française d'Extrême-Orient, 1996).</ref> Ia akan didorong oleh 24 dayung di setiap sisi, membawa sekitar 200 orang di atas kapal, dan dipersenjatai dengan 20 meriam (dua atau tiga yang besar di haluan, sisanya meriam putar yang lebih kecil).<ref name=":0">{{cite book|title=Anthony Reid and the Study of the Southeast Asian Past|last=Reid|first=Anthony|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|year=2012|isbn=978-981-4311-96-0}}</ref>
Baris 179:
 
=== Standardisasi ===
Sejak abad ke-12, rancangan galai-galai perang berkembang hingga mencapai wujud yang kelak nyaris tidak berubah sampai dengan pembuatan galai-galai perang terakhir pada penghujung abad ke18. Rasio panjang banding lebar minimum adalah 8:1. ''Telaro'', semacam [[cadik]], adalah struktur persegi panjang yang ditambahkan sebagai penopang dayung dan pulangan yang ditata membentuk pola tulang ikan haring atau tulang daun menyirip, membentuk sudut lancip ke arah buritan pada kedua sisi jalur tengah sepanjang geladak, atau ''corsia''.<ref>Anderson (1962), hlmn. 52, 54–55</ref> Rancangan galai ini didasarkan atas bentuk ''galea'', galai-galai Bizantium yang lebih kecil ukurannya, dan kelak lebih dikenal dengan nama Italianya, ''gallia sottila'' (secara harfiah berarti "galai ramping"). Sebatang tiang kapal kedua yang lebih kecil ukurannya ditambahkan sekitar abad ke-13 dan jumlah standar pendayung meningkat dari dua menjadi tiga orang per pulangan sejak penghujung abad ke-13 hingga permulaan abad ke-14.<ref>Pryor (1992), hlm. 64</ref> Kapal-kapal ''gallia sottila'' kelak mendominasi barisan utama armada-armada tempur dari kekuatan-kekuatan bahari di Laut Tengah, dibantu kapal-kapal ''galiotte'' yang lebih kecil, serta armada-armada [[Bajak laut Barbaria|korsario]] Kristen maupun Muslim. Galai-galai OsmanliUtsmaniyah serupa rancangannya, namun umumnya lebih kecil ukurannya, lebih laju jika menggunakan layar saja, tetapi lebih lamban jika menggunakan dayung saja.<ref>Pryor (1992), hlmn. 66–69</ref> Ukuran standar galai bertahan tanpa perubahan sejak abad ke-14 sampai dengan permulaan abad ke-16, ketika kemunculan artileri laut mulai berdampak pada rancangan dan siasat tempurnya.<ref>Anderson (1962), hlmn. 55–56</ref>
[[Berkas:Vittore Carpaccio - Sant'Orsola polyptich - Ritorno Degli ambasciatori-detail.jpeg|jmpl|pus|500px|Sebuah ''gallia sottila'' Venesia pada akhir abad ke-15 dari lukisan ''Kembalinya Para Duta'' karya [[Vittore Carpaccio]] dalam rangkaian lukisan [[Legenda Santa Ursula]] (1497–1498). Cermati dayung-dayung yang ditata berkelompok tiga-tiga sesuai dengan metode mendayung ''alla sensile''.]]
Dua kemudi sepak tradisional kemudian ditambahi dengan sebatang [[kemudi belok]] kira-kira sesudah ''ca.'' 1400 dan akhirnya kemudi-kemudi sepak sepenuhnya menghilang.<ref>Pryor mengacu pada klaim-klaim bahwa kemudi belok dikembangkan oleh orang-orang Bizantium dan Arab seawal abad ke-9, tetapi menafikannya karena kurang bukti. Anderson (1962), hlmn. 59–60; Pryor (1992), hlm. 61.</ref> Pada abad ke-15 pula potongan-potongan artileri besar untuk pertama kalinya dipasang pada galai-galai. Catatan-catatan Burgundi dari pertengahan abad ke-15 mendeskripsikan galai-galai bersama dengan beberapa bentuk senjata api, tetapi tidak merinci ukurannya. Bukti paling jelas tentang keberadaan meriam besar yang dipasang di atas galai, berasal dari ukiran kayu yang menggambarkan sebuah galai Venesia pada 1486.<ref>Lehmann (1984), hlm. 31</ref> Senjata-senjata api pertama kali dipasang secara langsung pada balok-balok kapal di bagian haluan dan larasnya diarahkan ke depan, tata-letak ini nyaris tidak berubah sampai galai menghilang dari aktivitas pelayaran pada abad ke-19.<ref name="Guilmartin 1974, hlm. 216">Guilmartin (1974), hlm. 216</ref>