Tritunggal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Marcus Arius (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Danu Widjajanto
Tag: Pengembalian
Marcus Arius (bicara | kontrib)
Fixed typo
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi iOS
Baris 137:
[[Richard E. Rubenstein]] mengatakan bahwa [[Konstantinus Agung]] dan [[Hosius dari Korduba]] penasihatnya menyadari akan perlunya gereja yang ditetapkan secara ilahi yang di dalamnya otoritas gereja, dan bukan individu, mampu menentukan keselamatan individu, sehingga mereka mendukung rumusan Nicea [[homoousion]].<ref>{{cite book|last=Rubinstein|first=Richard|title=When Jesus Became God, The Struggle to Define Christianity During the Last Days of Rome|page=64}}</ref> Menurut Eusebius, Konstantinus mengusulkan istilah ''homoousios'' pada Konsili Nicea, kendati kebanyakan akademisi meragukan kalau Konstantinus memiliki pengetahuan terkait hal tersebut dan mereka menganggap bahwa kemungkinan besar Hosius yang telah mengusulkan istilah tersebut kepadanya.<ref>{{citation|url=https://books.google.com/books?redir_esc=y&hl=id&id=NgPI7Jt1HewC&q=Constantine+suggested+the+initial+use+of+the+term+homoousios#v=snippet&q=Constantine%20suggested%20the%20initial%20use%20of%20the%20term%20homoousios&f=false|title=The Oxford Handbook of Early Christian Studies|page=432|publisher=OUP Oxford|year=2008}}</ref> Di kemudian hari Konstantinus mengubah pandangannya mengenai kaum Arian, yang menentang rumusan Nicea, dan mendukung para uskup yang menolak rumusan tersebut,<ref>[http://ancienthistory.about.com/cs/godsreligion/p/aa082499.htm N.S.Gill, "The Arian Controversy and the Council of Nicea"]</ref> sebagaimana dilakukan oleh beberapa penerusnya, sementara kaisar pertama yang dibaptis dalam keimanan Nicea adalah [[Theodosius I|Teodosius Agung]] (kaisar dari tahun 379 sampai 395).<ref>[http://www.ccel.org/ccel/schaff/hcc3.iii.vi.xv.html Philip Schaff, ''History of the Christian Church. Volume III. Nicene and Post-Nicene Christianity'', fifth edition revised, §27]</ref>
 
== Latar belakang dalam Alkitab Bibel==
Dari [[Perjanjian Lama]], [[Gereja perdana]] mempertahankan keyakinan bahwa [[monoteisme|AllahTuhan adalahitu satu]].<ref name="Rusch 1980 2"/> [[Perjanjian Baru]] tidak menggunakan kata ''Τριάς'' (Trinitas)<ref name="britannica-nt"/> ataupun secara eksplisit mengajarkan doktrin Trinitaris Nicea, tetapi terdapat beberapa bagian yang menggunakan pola rangkap dua dan rangkap tiga untuk berbicara mengenai AllahTuhan. Bagian-bagian yang memuat pola rangkap dua misalnya [[Surat Roma|Rom.]] 8:11, [[2 Korintus|2 Kor.]] 4:14, [[Surat Galatia|Gal.]] 1:1, [[Surat Efesus|Ef.]] 1:20, [[1 Timotius|1 Tim.]] 1:2, [[1 Petrus|1 Pet.]] 1:21, dan [[2 Yohanes|2 Yoh.]] 1:13. Bagian-bagian yang merujuk pada Ketuhanan dengan pola rangkap tiga misalnya [[Injil Matius|Mat.]] 28:19, [[1 Korintus|1 Kor.]] 6:11 dan 12:4dst., [[Surat Galatia|Gal.]] 3:11–14, [[Surat Ibrani|Ibr.]] 10:29, dan [[1 Petrus|1 Pet.]] 1:2. Bagian-bagian tersebut menyajikan materi yang dengannya kalangan Kristen mengembangkan doktrin Trinitas.<ref name="Rusch 1980 2"/> Refleksi oleh Gereja perdana terhadap bagian-bagian seperti [[Amanat Agung]]: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa [[Murid (Kekristenan)|murid-Ku]] dan [[baptisan|baptislah]] mereka dalam nama Bapa, dan {{interp|Putra|orig=Anak}} dan Roh Kudus"<sup>Mat. 28:19</sup> dan berkat oleh [[Rasul Paulus]]: "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan [[kasih Allah|kasih Tuhan]], dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian",<sup>2 Kor. 13:14</sup> bersama dengan [[Shema Yisrael]] Yahudi: "Dengarlah, hai orang Israel: {{TUHAN}} itu AllahTuhan kita, {{TUHAN}} itu esa!"<sup>Ul 6:4</sup><ref name="EB"/> menuntun Gereja perdana untuk membahas apakah Bapa, PutraAnak, dan Roh Kudus adalah "satu" atau "esa". Belakangan, referensi yang beragam akan AllahTuhan, Yesus, dan Roh Kudus yang termuat dalam Perjanjian Baru disistematisasi ke dalam satu Trinitas—satu AllahTuhan yang hidup dalam tiga pribadi dan satu substansi—untuk menentang kecenderungan yang dipandang sesat seputar keterkaitan di antara Ketiganya dan untuk membela Gereja terhadap tuduhan pemujaan dua atau tiga allahtuhan.<ref name="OxfComp"/>
 
Beberapa akademisi membantah gagasan bahwa dukungan terhadap Trinitas dapat ditemukan dalam Alkitab,Bibel dan berpendapat bahwa doktrin tersebut lebih merupakan hasil dari interpretasi teologis daripada menyuarakan [[eksegesis]] kitab suci.<ref name="McGrath1"/><ref name="harris-understanding"/> Konsep ini diungkapkan dalam tulisan-tulisan awal sejak awal abad ke-2, dan para akademisi yang lain meyakini bahwa cara Perjanjian Baru berulang kali berbicara mengenai Bapa, PutraAnak, dan Roh Kudus seperti demikian menghendaki pembaca agar menerima pemahaman Trinitaris.<ref name="Stagg"/>
 
''[[Comma Johanneum]]'', 1 Yohanes 5:7, merupakan teks yang dipertentangkan yang menyatakan: "Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam surga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu." Namun, bagian ini tidak dianggap sebagai bagian dari teks asli,<ref name="1john5"/> dan kebanyakan akademisi bersepakat bahwa frasa tersebut merupakan suatu [[glosa Alkitab|glosa]] (catatan tambahan).<ref name="metzger-nt"/>
 
=== Yesus sebagai AllahTuhan ===
[[Berkas:Meister Bertram von Minden 009.jpg|jmpl|AllahTuhan dalam pribadi PutraAnak menghadapi [[Adam dan Hawa]], karya [[Master Bertram]] (wafat {{circa}} 1415).]]
 
[[Injil Yohanes]] telah dipandang secara khusus bertujuan menekankan keilahianketuhanan Yesus, menghadirkan Yesus sebagai [[Logos (Kekristenan)|Logos]], pra-eksisten dan ilahi, dari kata-kata pertamanya, "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan AllahTuhan dan Firman itu adalah AllahTuhan."<sup>Yoh. 1:1</sup><ref name="bbc-john"/> Injil Yohanes berakhir dengan pernyataan Tomas bahwa ia percaya Yesus adalah AllahTuhan, "Ya Tuhanku dan AllahkuTuhanku!"<sup>Yoh. 20:28</sup><ref name="OxfComp" /> Tidak ada kecenderungan yang signifikan di antara para akademisi modern untuk menyangkal bahwa Yohanes 20:28 mengidentifikasi Yesus dengan AllahTuhan.<ref name="brown-john"/> Yohanes juga menggambarkan Yesus sebagai agen penciptaan alam semesta.<ref name="fourth-gospel"/>
 
Terdapat juga beberapa kemungkinan dukungan biblika akan keilahianketuhanan Yesus di dalam [[Injil Sinoptik]]. Injil Matius, sebagai contoh, memuat kutipan kata-kata Yesus, "Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku."<sup>Mat. 11:27</sup> Hal ini serupa dengan Injil Yohanes, yang menuliskan kalau Yesus berkata, "Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya."<sup>Yoh 16:15</sup> Ayat-ayat tersebut biasa digunakan untuk membela kemahakuasaan Yesus, memiliki segala kuasa, serta kemahatahuan Yesus, memiliki segala kebijaksanaan.
 
Beberapa ungkapan dalam [[surat-surat Paulus]] juga ditafsirkan sebagai hal-hal yang mengaitkan keilahian dengan Yesus. Sebagai contoh: "karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia"<sup>Kol. 1:16</sup> dan "Sebab dalam {{interp|Kristuslah|orig=Dialah}} berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-AllahanTuhanan",<sup>Kol. 2:9</sup> serta dalam klaim [[Rasul Paulus|Paulus]] bahwa ia diutus "bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan AllahTuhan, Bapa."<sup>Gal. 1:1</sup><ref name="veritas"/>
 
Beberapa kalangan mengemukakan bahwa Yohanes menyajikan suatu hierarki ketika mengutip Yesus yang mengatakan, "Bapa lebih besar dari pada Aku",<sup>Yoh. 14:28</sup> suatu pernyataan yang digunakan sebagai perbantahan oleh kelompok [[Nontrinitarianisme|nontrinitaris]] seperti [[Arianisme]].<ref name="simonetti"/> Namun, para Bapa Gereja seperti [[Agustinus dari Hippo]] berpendapat bahwa pernyataan tersebut adalah untuk dipahami sebagai Yesus yang berbicara dalam rupa seorang manusia biasa.<ref name="de-trinitate1"/>
 
=== Roh Kudus sebagai Allah Tuhan===
Seiring dengan hilangnya [[kontroversi Arian]], pembahasan beralih dari keilahianketuhanan Yesus ke kesetaraan Roh Kudus dengan Bapa dan PutraAnak. Di satu sisi, sekte [[Pneumatomaki]] menyatakan bahwa Roh Kudus merupakan pribadi yang lebih rendah daripada Bapa dan PutraAnak. Di sisi lain, [[Bapa-bapa Kapadokia]] berpendapat bahwa Roh Kudus merupakan pribadi yang setara dengan Bapa dan PutraAnak.
 
Meskipun teks utama yang digunakan untuk membela keilahianketuhanan Roh Kudus adalah Matius 28:19, para Bapa Kapadokia seperti [[Basilius Agung]] memberikan argumen dari bagian lainnya seperti "Tetapi Petrus berkata: 'Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai AllahTuhan.{{'"}}<sup>Kis. 5:3–4</sup><ref name="basil16"/>
 
Bagian lain yang dikutip para Bapa Kapadokia misalnya: "Oleh firman {{TUHAN}} langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya."<sup>Mzm. 33:6</sup> Berdasarkan pemahaman mereka, karena "nafas" dan "roh" dalam bahasa Ibrani sama-sama tertulis "רוּחַ" ("ruach"), Mazmur 33:6 mengungkapkan peranan PutraAnak dan Roh Kudus sebagai para rekan-pencipta. Menurut mereka,<ref name="basil16"/> karena AllahTuhan yang suci dapat menciptakan makhluk-makluk suci seperti para malaikat, PutraAnak dan Roh Kudus tentunya adalah AllahTuhan.
 
Argumen lain yang digunakan para Bapa Kapadokia untuk membuktikan bahwa Roh Kudus adalah kodrat yang sama dengan Bapa dan PutraAnak yaitu: "Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri AllahTuhan selain Roh AllahTuhan."<sup>1 Kor. 2:11</sup> Mereka beralasan bahwa bagian ini membuktikan kalau Roh Kudus memiliki relasi yang sama dengan AllahTuhan sebagaimana roh di dalam diri seseorang bagi orang tersebut.<ref name="basil16"/>
 
Para Bapa Kapadokia juga mengutip, "Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait AllahTuhan dan bahwa Roh AllahTuhan diam di dalam kamu?"<sup>1 Kor. 3:16</sup> dan beralasan bahwa adalah suatu penghujatan bagi suatu kodrat yang lebih rendah untuk mendiami bait AllahTuha, dengan demikian membuktikan bahwa Roh Kudus setara dengan Bapa dan PutraAnak.<ref name="basil19"/>
 
Mereka juga memadukan frasa "hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya"<sup>Yoh. 15:15</sup> dengan 1 Korintus 2:11 dalam suatu upaya untuk memperlihatkan bahwa Roh Kudus bukan hamba AllahTuhan, dan karenanya setara.<ref name="basil21"/>
 
Pneumatomaki menentang para Bapa Kapadokia dengan mengutip, "Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?"<sup>Ibrani 1:14</sup> dengan argumen bahwa Roh Kudus tidak berbeda dari roh-roh malaikat yang lain yang diciptakan.<ref name="CE:Pneumatomachi"/> Para Bapa Gereja tidak setuju, mereka mengatakan bahwa Roh Kudus lebih tinggi derajatnya daripada para malaikat, karena Roh Kudus adalah pribadi yang memberikan prapengetahuan untuk bernubuat<sup>1 Kor. 12:8–10</sup> sehingga para malaikat dapat memberitahukan peristiwa yang akan datang.<ref name="basil16"/>
Baris 175:
[[Berkas:Andrej Rublëv 001.jpg|jmpl|kiri|[[Trinity (Andrei Rublev)|Ikon Trinitas Perjanjian Lama dari Rusia]] karya [[Andrei Rublev]], antara tahun 1408 dan 1425.]]
 
[[Perjanjian Lama]] juga diinterpretasikan memberi pertanda Trinitas,<ref name="wisdom"/> dengan menyebut firman AllahTuhan,<sup>Mzm 33:6</sup> roh-Nya,<sup>Yes. 61:1</sup> dan Hikmat,<sup>Ams. 9:1</sup> serta narasi-narasi seperti penampakan ketiga orang kepada [[Abraham]].<sup>Kej. 18</sup><ref name="ODCC"/> Bagaimanapun, secara umum terdapat kesepakatan di antara para akademisi Kristen Trinitaris bahwa mengorelasikan gagasan-gagasan tersebut secara langsung dengan doktrin Trinitaris kemudian adalah di luar intensi dan semangat Perjanjian Lama.<ref name="CE:Trinity"/><ref name="ERTrinity"/>
 
Beberapa Bapa Gereja meyakini bahwa pengetahuan tentang misteri ini diberikan kepada para nabi dan orang-orang suci Perjanjian Lama, dan bahwa mereka mengidentifikasi utusan ilahiTuhan dalam Kejadian 16:7, 21:17, 31:11, Keluaran 3:2 dan Hikmat dalam kitab-kitab hikmat dengan PutraAnak, dan "roh Tuhan" dengan Roh Kudus.<ref name="CE:Trinity" /> Bapa Gereja yang lain, misalnya [[Gregorius Nazianzen]], berpendapat dalam ''Orasi-Orasi'' karyanya bahwa penyataan atau pengungkapan tersebut terjadi secara bertahap, mengklaim bahwa Bapa dinyatakan secara terbuka di dalam Perjanjian Lama, tetapi PutraAnak hanya samar-samar, karena "tidaklah aman, sewaktu Ketuhanan Bapa belum diakui, secara terang-terangan memproklamirkan PutraAnak".<ref name="nazianzen"/>
 
Kejadian 18–19 diinterpretasikan oleh kalangan Kristen sebagai salah satu teks Trinitaris.<ref name="letellier"/> Narasi tersebut dianggap mengisahkan Tuhan yang menampakkan diri kepada Abraham, yang dikunjungi oleh tiga orang.<sup>Kej. 18:1–2</sup> Kemudian dalam Kejadian 19, "kedua malaikat" mengunjungi [[Lot]] di Sodom. Interaksi antara Abraham di satu sisi dan Tuhan/tiga orang/kedua malaikat di sisi lainnya merupakan suatu teks menarik bagi mereka yang percaya pada satu AllahTuhan dalam tiga pribadi. [[Yustinus Martir|Iustinus Martyr]], dan juga [[Yohanes Calvin]], menafsirkannya bahwa Abraham dikunjungi oleh AllahTuhan, yang didampingi oleh dua malaikat.<ref name="Watson"/> YustinusIustinus menganggap bahwa AllahTuhan yang mengunjungi Abraham berbeda dengan AllahTuhan yang tetap berada di dalam surga, tetapi tetap diidentifikasi sebagai AllahTuhan (monoteistik). YustinusIustinus mencocokkan AllahTuhan yang mengunjungi Abraham dengan Yesus, pribadi kedua Trinitas.
 
[[Agustinus]] berpandangan lain, ia menyatakan bahwa ketiga orang yang mengunjungi Abraham adalah ketiga pribadi Trinitas.<ref name="Watson"/> Ia tidak melihat indikasi bahwa para pengunjung tersebut tidak setara, sebagaimana YustinusIustinus menafsirkannya. Dan dalam Kejadian 19 dua dari pengunjung Lot disapa olehnya dalam bentuk tunggal: "Kata Lot kepada mereka: 'Janganlah kiranya demikian, tuanku.{{'"}}<sup>Kej. 19:18</sup><ref name="Watson"/> Agustinus melihat bahwa Lot menyapa mereka sebagai satu kesatuan ("tuanku") karena mereka merupakan satu substansi tunggal, kendati dalam pluralitas pribadi.<ref group=note>Agustinus memiliki pengetahuan bahasa Yunani yang buruk, dan tidak memiliki pengetahuan tentang bahasa Ibrani. Sehingga ia mempercayai [[Septuaginta]] LXX, yang membedakan {{lang|grc|κύριοι}}<sup>Kej. 19:2</sup> ('tuan-tuan', bentuk jamak vokatif) dengan {{lang|grc|κύριε}}<sup>Kej. 19:18</sup> ('tuan', bentuk tunggal vokatif), meski dalam bentuk verbal bahasa Ibrani, {{hebrew|נא-אדני}} (''na-adoni''), sama persis untuk kedua kasus tersebut.</ref>
 
Menurut [[Emanuel Swedenborg]], ketiga malaikat yang menampakkan diri kepada Abraham merepresentasikan Trinitas, tetapi Trinitas dari satu hakikat: Yang Ilahi Itu Sendiri, Manusia Ilahi, dan Hembusan Ilahi. Satu hakikat yang direpresentasikan itu diindikasikan oleh fakta bahwa Ketiganya disebut dalam bentuk tunggal sebagai Tuhan.<ref name="swedenborg1"/> Alasan mengapa hanya dua dari para malaikat tersebut yang pergi mengunjungi Sodom dan Gomora adalah karena mereka mewakili Manusia Ilahi dan Hembusan Ilahi, serta mereka memiliki aspek-aspek penghakiman Yang Ilahi, sebagaimana Yesus menyatakannya bahwa semua penghakiman dipercayakan oleh Bapa kepada PutraAnak.<sup>Yoh. 5.22</sup><ref name="swedenborg2"/> Ketiga malaikat menampakkan diri kepada Abraham sebagai tiga orang, tetapi dipandang sebagai suatu representasi simbolis Trinitas, yang tidak seharusnya diartikan secara harfiah sebagai tiga pribadi berbeda. Dalam Perjanjian Lama, Swedenborg mendapati referensi langsung yang paling awal akan suatu Tritunggal dalam KeilahianKetuhanan pada kisah perjumpaan Musa dengan Tuhan di dalam Kitab Keluaran yang menyatakan, "Berjalanlah {{TUHAN}} lewat dari depannya dan berseru: "{{TUHAN}}, {{TUHAN}}, AllahTuhan penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya."<sup>Kel. 34:6</sup><ref name="swedenborg3"/>
 
Beberapa kalangan Kristen menginterpretasikan berbagai [[teofani]] atau penampakan [[Malaikat Tuhan]] sebagai pengungkapan seorang pribadi yang berbeda dengan AllahTuhan, tetapi tetap disebut AllahTuhan.<ref name="trinity-ot"/> Interpretasi seperti demikian setidaknya dapat ditemukan mulai dari masa [[Yustinus Martir|Iustinus Martyr]] dan [[Melito dari Sardis]], serta mencerminkan ide-ide yang telah terkandung dalam karya tulis [[Filo|Philo]].<ref name="hurtado"/> Semua teofani dalam Perjanjian Lama karenanya dipandang sebagai [[Kristofani]], masing-masing merupakan "penampakan prainkarnasi Mesias".<ref name="bakerdict"/>
 
== Penggambaran artistik ==