Ja'far ash-Shadiq: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 125.161.218.50 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Hanataturi
Tag: Pengembalian
Baris 1:
{{Infobox Ulama Muslim
|notability = Ja'far ash-Shadiq
|native_name= إمام جعفر الصادق رضي الله عنه
|honorific_prefix =
|above_end_special =
 
<!-- --------- -->
|image =Ja'far.png
|caption =
|image_size = 250px
|alt =
<!-- --------- -->
<!-- --------- -->
|tgl_lahir_h = 17 Rabiul awal 83 H
|tgl_lahir_m = 20 April 702 Masehi
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m =
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m =
|tempat_lahir = Madinah
|negara_dilahirkan = [[Arab Saudi]]
|nama_ayah = [[Muhammad al-Baqir]]
|nama_ibu =
|nama_lahir =
|hari_lahir =
<!-- --------- -->
|glr_islam_dpn =
|gelar_aka_dpn =
|glr_tengah =
|gelar_aka_akhir =
|gelar_bangsawan =
|gelar_adat =
|judul_gelarlain1 =
|gelar_lainnya1 =
|judul_gelarlain2 =
|gelar_lainnya2 =
|judul_gelarlain3 = [[Mursyid]] [[Tarekat Shiddiqiyyah]], [[Naqsyabandiyah]]
|gelar_lainnya3 =
<!-- --------- -->
|kunya =
|name =
|nama_arabic = إمام جعفر الصادق رضي الله عنه
|nisbah =
|nama_lainnya =
<!-- --------- -->
|etnis =
|nationality =
|marga =
|negara1 =
|negara2 =
|negara3 =
<!-- --------- -->
|jalur_ayah = [[Muhammad al-Baqir]]
|jalur_ibu =
<!-- --------- -->
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat =
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m =
|bln_wafat_h =
|bln_wafat_m =
|thn_wafat_h = 17 Rabiul awal 83 H
|thn_wafat_m = 4 Desember 765 Masehi
|tempat_makam =
|hari_dimakamkan =
|negara_makam =
|known_for = [[Sufi]], [[Imam]], [[Mursyid]], [[Sunni]]
 
<!-- ---dakwah ketokohan- -->
|judul1 = [[Mursyid]] ke-5
|sub1 = [[Naqsyabandiyah]], [[Tarekat Shiddiqiyyah]]
|pendahulu1 = [[Al-Qasim bin Muhammad]]
|pengganti1 = [[Abu Yazid Al-Busthami]]
 
|relative =
 
}}
 
{{taknetral}}
{{refimprove}}
Baris 19 ⟶ 99:
|children = <small>[[Musa al-Kadzim]] ''(pengganti [[Imamiyah]])''<br />[[Isma'il bin Ja'far]] ''(pengganti [[Ismailiyah]])''<br />Abdullah al-Aftah, Ishaq, Ali, al-Abbas, Muhammad, Fatimah, Ummu Farwah, Asmaa</small>
}}
 
'''Ja'far ash-Shadiq''' ([[Bahasa Arab]]: جعفر الصادق), nama lengkapnya adalah Ja'far bin [[Muhammad al-Baqir|Muhammad]] bin [[Ali bin Husain|Ali]] bin [[Husain bin Ali|Husain]] bin [[Ali bin Abi Thalib|Ali]] bin [[Abu Thalib bin Syaibah|Abu Thalib]], adalah Imam ke-6 dalam tradisi [[Syi'ah]]. Ia lahir di [[Madinah]] pada tanggal 17 [[Rabiul Awwal]] 83 [[Hijriyah]] / [[20 April]] [[702]] [[Masehi]] (M), dan meninggal pada tanggal 25 [[Syawal]] 148 [[Hijriyah]] / [[13 Desember]] [[765]] M. Ja'far yang juga dikenal dengan julukan ''Abu Abdillah'' dimakamkan di [[Jannatul Baqi|Pekuburan Baqi']], [[Madinah]]. Ia merupakan ahli ilmu agama dan ahli hukum Islam (fiqih). Aturan-aturan yang dikeluarkannya menjadi dasar utama bagi [[mazhab]] Ja'fari atau [[Dua Belas Imam]]; ia pun dihormati dan menjadi guru bagi kalangan [[Sunni]] karena riwayat yang menyatakan bahwa ia menjadi guru bagi [[Abu Hanifah]] (pendiri [[Mazhab Hanafi]]) dan [[Malik bin Anas]] (pendiri [[Mazhab Maliki]]). Perbedaan tentang siapa yang menjadi [[Imamah|Imam]] setelahnya menjadikan mazhab [[Ismailiyah]] berbeda pandangan dengan mazhab [[Dua Belas Imam]].
 
Baris 60 ⟶ 141:
 
=== Meninggalnya ===
Karena meninggal, Ia meninggal pada tanggal 25 Syawal 148 [[Hijriyah]] atau kurang lebih pada tanggal [[4 Desember]] [[765]] [[Masehi]] di [[Madinah]], menurut riwayat dari kalangan [[Syi'ah]], dengan diracun atas perintah Khalifah [[Al-Mansur|Mansur al-Dawaliki]] dari [[Bani Abbasiyah]].
 
Mendengar berita meninggalnya Ja'far ash-Shadiq, [[Al-Mansur]] menulis surat kepada [[gubernur]] [[Madinah]], memerintahkannya untuk pergi ke rumah Imam dengan dalih menyatakan belasungkawa kepada keluarganya, meminta pesan-pesan Imam dan wasiatnya serta membacanya. Siapapun yang dipilih oleh Imam sebagai pewaris dan penerus harus dipenggal kepalanya seketika. Tentunya tujuan [[Al-Mansur]] adalah untuk mengakhiri seluruh masalah keimaman dan aspirasi kaum [[Syi'ah]]. Ketika [[gubernur]] [[Madinah]] melaksanakan perintah tersebut dan membacakan pesan terakhir dan wasiatnya, ia mengetahui bahwa Imam telah memilih empat orang dan bukan satu orang untuk melaksanakan amanat dan wasiatnya yang terakhir; yaitu khalifah sendiri, [[gubernur]] [[Madinah]], Abdullah Aftah putranya yang sulung, dan [[Musa al-Kadzim]] putranya yang bungsu. Dengan demikian rencana [[Al-Mansur]] menjadi gagal.
Baris 113 ⟶ 194:
 
=== Dari [[Abu Hanifah]] ===
Pada suatu ketika khalifah [[Al-Mansur]] dari [[Bani Abbasiyah]] ingin mengadakan perdebatan antara [[Abu Hanifah]] dengan Imam Ja'far ash-Shadiq. Khalifah bertujuan untuk menunjukkan kepada [[Abu Hanifah]] bahwa banyak orang sangat tertarik kepada Imam Ja'far bin Muhammad karena ilmu pengetahuannya yang luas itu. Khalifah [[Al-Mansur]] meminta [[Abu Hanifah]] menyediakan pertanyaan-pertanyaan yang sulit untuk diajukan kepada Imam Ja'afarfar bin Muhammad AS di dalam perdebatan itu nanti. Sebenarnya [[Al-Mansur]] telah merencanakan untuk mengalahkan Imam Ja'far bin Muhammad, dengan cara itu dan membuktikan kepada orang banyak bahwa Ja'far bin Muhammad tidaklah luas ilmunya.
 
Menurut [[Abu Hanifah]],
:''"Al-Mansur meminta aku datang ke istananya ketika aku tidak berada di Hirah. Ketika aku masuk ke istananya, aku melihat Ja'far bin Muhammad duduk di sisi [[Al-Mansur]]. Ketika aku memandang Ja'far bin Muhammad, jantungku bergoncang kuat, rasa getargentar dan takut menyelubungi diriku terhadap Ja'far bin Muhammad lebih daripada [[Al-Mansur]]. Setelah memberikan salam, [[Al-Mansur]] memintaku duduk dan dia memperkenalkanku kepada Ja'far bin Muhammad. Kemudian [[Al-Mansur]] memintaku mengemukakan pertanyaan-pertanyaan kepada Ja'far bin Muhammad. Aku pun mengemukakan pertanyaan demi pertanyaan dan dia menjawabnya satu persatu, mengeluarkan bukan saja pendapat ahli-ahli fiqih [[Iraq]] dan [[Madinah]] tetapi juga mengemukakan pandangannya sendiri, baik dia menerima atau menolak pendapat-pendapat orang lain itu sehingga dia selesai menjawab semua empat puluh pertanyaan sulit yang telah aku sediakan untuknya."''
[[Abu Hanifah]] berkata lagi,
:''"Tidakkah telah aku katakan bahwa dalam soal keilmuan, orang yang paling alim dan mengetahui adalah orang yang mengetahui pendapat-pendapat orang lain?"''
Baris 123 ⟶ 204:
 
=== Imam Ja'far ash-Shadiq sering berkata ===
:"HadistHadits-hadisthadits yang aku keluarkan adalah hadits-hadits dari bapakku. HadistHadits-hadisthadits dari bapakku adalah dari kakekku. HadistHadits-hadisthadits dari kakekku adalah dari Ali bin Abi Thalib, Amirul Mu'minin. HadistHadits-hadisthadits dari Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib adalah hadisthadits-hadisthadits dari Rasulullah SAW dan hadisthadits-hadisthadits dari Rasulullah SAW adalah wahyu Allah Azza Wa Jalla." <ref>Al-Kulaini,al-Kafi, Juzuk I, hadith 154-14</ref>
:‘Abdul Jabbar bin al ‘Abbas al Hamdani berkata,”Sesungguhnya Ja’far bin Muhammad menghampiri saat mereka akan meninggalkan Madinah. Ia berkata,’Sesungguhnya kalian, Insya Allah termasuk orang-orang shalih dari Madinah. Maka, tolong sampaikan (kepada orang-orang) dariku, barangsiapa yang menganggap diriku imam ma’shum yang wajib ditaati, maka aku berlepas diri darinya. Barangsiapa menduga aku berlepas diri dari Abu Bakr dan ‘Umar, maka aku pun berlepas diri darinya’.” Ad Daruquthni meriwayatkan dari Hanan bin Sudair, ia berkata: “Aku mendengar Ja’far bin Muhammad, saat ditanya tentang Abu Bakr dan ‘Umar, ia berkata,’Engkau bertanya tentang orang yang telah menikmati buah dari surga’.”
 
== Referensi ==