Hammam Riza: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dany Pambudi (bicara | kontrib)
k menambahkan penelitian tik dan pranala luar
Surya tama85 (bicara | kontrib)
k Memfokuskan di Penelitian Bidang IT atau TIK
Baris 38:
 
[[B. J. Habibie|Prof. Dr. Ing- BJ Habibie]] adalah salah satu tokoh panutannya dalam berkarya. Nasehat-nasehat Habibie selalu diingatnya bahwa teknologi dan sumber daya manusia yang tangguh adalah kunci dari kemajuan dan kejayaan sebuah bangsa. Melihat apa yang menjadi tantangan kita ke depan, seperti Digital Disruption, Digital Economy tidak lepas dari kemampuan anak bangsa menguasai teknologi. Baik itu dimulai dari invensi maupun hasil inovasi yang menumbuhkan industri nasional yang berdaya saing. Menurut Hammam, kita harus meneruskan pencapaian visi dan strategi dari pemikiran transformasional Pak Habibie untuk Indonesia. Yaitu agar negeri ini terus maju menjadi negara mandiri, berkedaulatan dan sejahtera. “Bermula di akhir dan berakhir di awal”, imbuhnya.
 
== Sistem AI untuk Deteksi Covid-19 ==
Pencitraan Medis CT Scan dan X-Ray untuk penegakan diagnosis Covid-19 menggunakan Artificial Intelligence, Machine learning, Deep learning, Platform Data Mining serta Decision Support System. Sistem ini mendukung keputusan dalam upaya membantu radiolog dan dokter menegakkan diagnosis Covid-19 serta membantu para radiolog dan dokter untuk mempercepat dalam proses diagnosis Covid-19 yang bersifat komplemen terhadap deteksi berbasis PCR & RDT.
 
Hasil segmentasi citra ct-scan dengan machine learning untuk deteksi Covid-19:
# Machine Learning : citra ct-scan awal (kiri), citra hasil anotasi area GGO consolidation (kanan), dan hasil deteksi Covid-19/ No Finding
# Model Machine Learning & Deep Learning sementara ini dibangun dari dataset chest CT-scan & X-ray dari pasien Covid-19 luar negeri
# Dataset CT-scan dan X-ray dari data dalam negeri sedang dikumpulkan, tetapi masih menghadapi tantangan.Tidak semua rumah sakit memiliki mesin ct-scan & x-ray digital.
 
== Mobile Lab BSL-2 ==
Metoda PCR merupakan metode paling akurat untuk mendeteksi COVID-19. Pengujiannya harus dilakukan di laboratorium yang memenuhi kriteria BSL 2 (WHO, 2020) dengan syarat sebagai berikut:
# Memenuhi standar WHO (BSL 2+),
# Memiliki Biosafety Cabinet Level II A2, untuk mencegah virus menginfeksi penguji,
# Ruang utama bertekanan negative, untuk mencegah virus keluar ke lingkungan,
# Memiliki autoclave (alat pemusnah limbah), yang berguna agar limbah virus dapat langsung dimusnahkan,
# Pemantauan suhu, tekanan, kelembaban, limbah, cctv secara otomatis 24 jam (Building Automation System), yang menjamin keamanan lingkungan laboratorium.
 
Untuk memenuhi standar laboratorium pengujian, dibutuhkan alur pengujian satu arah (unidirectional flow) yang mencegah kontaminan saat proses pengujian. Sistem pencatatan sampel dan pelaporan hasil yang terintegrasi untuk mencegah kesalahan pelaporan. Selain itu harus mudah untuk dipindahtempatkan. Alat ini mempunyai sertifikasi dari Permenkes No. 411/MENKES/PER/2010 tentang Laboratorium Klinik.
 
Alat ini pun dilengkapi dengan Aplikasi Pantau Covid-19 yang berfungsi untuk melakukan pegujian PCR Covid-19 di berbagai daerah. Pengembangan BPPT bersama Task Force Riset dan Inovasi Teknologi Untuk Penanganan COVID-19, mempunyai beberapa produk salah satunya RAPID DIAGNOSTICS TEST IgG/IgM COVID-19. Produk TFRIC-19 BPPT yang dikembangkan secara bersama oleh [[:en:Gadjah Mada University|Universitas Gadjah Mada]], BPPT, [[:en:Airlangga University|Universitas Airlangga]] dan PT Hepatika Mataram untuk mendeteksi antibodi IgG/IgM Covid-19 yang praktis, tanpa alat tambahan, tanpa tenaga terlatih, dapat dilakukan dimana saja dengan hasil dapat diperoleh dalam waktu 15 menit.
 
Teruji validasi untuk sensitifitas dan spesifisitas serta seroprevalence untuk gambaran herd immunity secara nasional dan membantu pengambilan kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19. Alat ini dapat digunakan untuk:
# OTG (Orang Tanpa Gejala)
# ODP (Orang Dalam Pemantauan)
# PDP (Pasien dalam Pengawasan)
# Post Infeksi
 
Rencana target produksi (2020) oleh PT Hepatika Mataram :
# Mei : 10.000 test (untuk validasi lapangan di RS di Yogya, Semarang, Solo dan Surabaya),
# Juni : 40.000 test (distribusi ke rumah sakit),
# Juli – Agustus : 100.000 – 500.000 test (produksi massal oleh PT Hepatika Mataram, BPPT dan industri lainnya).
 
Nomor Izin Edar Kementerian Kesehatan telah didapatkan pada tanggal 19 Mei 2020, dan akan di distribusikan untuk survey lapangan di bawah koordinasi BNPB. Merupakan One Step Real Time PCR hasil kolaborasi BPPT, [[:en:Bio Farma|BioFarma]] dan [https://nusantics.com/ Nusantics].
 
Alat ini merupakan gold standar dalam penegakan diagnosis COVID-19 yang mempunyai keunggulan sensitivitas tinggi dibanding Rapid Tes Diagnostik. Spesifisitas tinggi (100%) terhadap Sarscov-2 dengan design target gen deteksi Sarscov-2 sesuai sekuens virus Indonesia. Alat ini pun Open system yaitu bisa digunakan di berbagai alat RTPCR. Untuk mendapatkan alat ini pun cukup mudah karena distribusi yang lancar serta harga yang terjangkau untuk berbagai kalangan.
 
Alat ini telah selesai diuji komparasi validasi di 10 lokasi, yang 8 lokasi sudah memberikan hasil spesifisitas yang tinggi, dan 2 lokasi masih dalam proses. Alat ini telah mengantongi Nomor Izin Edar Kementerian Kesehatan yang selesai pada 5 Mei 2020. Sebanyak 50.000 test kit telat selesai di produksi pada tanggal 16 Mei 2020. Pada akhir bulan Mei sebanyak 10.000 test kit telah selesai di produksi dan Biofarma siap memasarkan RT-PCR Merk BioCov-19 ke pasaran. Distribusi donasi GRATIS sudah dimulai di Aceh, Palembang, Semarang, Jakarta dan total lokasi di 45 lokasi se-Indonesia.
 
== Referensi ==