Bidah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Hadis: Merapikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 37:
Diriwayatkan dari [[Jabir bin Abdillah]], dia berkata, “Jika Rasulullah berkhutbah matanya memerah, suaranya begitu keras, dan kelihatan begitu marah, seolah-olah beliau adalah seorang [[panglima]] yang meneriaki pasukan, ‘Hati-hati dengan serangan musuh di waktu [[pagi]] dan waktu [[sore]]’. Lalu dia bersabda, ‘Jarak antara pengutusanku dan hari kiamat adalah bagaikan dua jari ini.’ Beliau berisyarat dengan jari tengah dan jari telunjuknya. Lalu beliau bersabda,
 
{{Verse translation|italicsoff=y|rtl1=yCquote|أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ|attr1=(HR. Muslim no. 867)|''“Amma

Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan (bid’ah) dan setiap bid’ah adalah sesat<ref>HR. Muslim no.'' 867</ref>}}
 
Dalam riwayat [[An Nasa’i]] dikatakan,
 
{{Verse translation|italicsoff=y|rtl1=y|وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ|attr1=(HR. An Nasa’i no. 1578)|''“Setiap kesesatan tempatnya di neraka.”''}}
{{Cquote|وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ
Setiap kesesatan tempatnya di neraka.<ref>HR. An Nasa’i no. 1578}}</ref>
 
Diriwayatkan dari [[Al ‘Irbadh bin Sariyah]], beliau berkata, “Kami shalat bersama Rasulullah pada suatu hari. Kemudian beliau mendatangi kami lalu memberi nasihat yang begitu menyentuh, yang membuat air mata ini bercucuran, dan membuat hati ini bergemetar (takut).” Lalu ada yang mengatakan,
Baris 46 ⟶ 50:
''“Wahai Rasulullah, sepertinya ini adalah nasihat perpisahan. Lalu apa yang engkau akan wasiatkan pada kami?”'' Nabi berkata,
 
{{Verse translation|italicsoff=y|rtl1=yCquote|أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
|Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at walaupun yang memimpin kalian adalah budak Habsyi. Karena barangsiapa yang hidup di antara kalian setelahku, maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu, kalian wajib berpegang pada sunnahku dan sunnah Khulafa’ur Rosyidin yang mendapatkan petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Hati-hatilah dengan perkara yang diada-adakan karena setiap perkara yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.<ref>HR. Abu Daud no. 4607 dan Tirmidzi no. 2676. Hadis ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam ''Shohih wa Dho’if Sunan Abu Daud'' dan ''Shohih wa Dho’if Sunan Tirmidzi''.</ref>}}
|attr2=HR. Abu Daud no. 4607 dan Tirmidzi no. 2676. Hadis ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam ''Shohih wa Dho’if Sunan Abu Daud'' dan ''Shohih wa Dho’if Sunan Tirmidzi''.}}
 
=== Dalil dari Perkataan Sahabat ===