Asyeik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 13:
Upacara ini telah lama diadakan oleh masyarakat Kerinci sejak zaman prasejarah. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya batu megalit silinder di Desa Jujun, Kecamatan [[Keliling Danau, Kerinci|Keliling Danau]], Kabupaten [[Kabupaten Kerinci|Kerinci]]. Pada batu tersebut terdapat ukiran orang yang sedang menari yang diyakini sedang melakukan ritual Asyeik. Pada masa tersebut, masyarakat Kerinci masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.<ref name=":2" />
Antara abad ke-13 hingga abad ke-14, Islam mulai menyebar di Sakti Alam Kerinci (sebutan untuk wilayah budaya Kerinci). Persebaran agama Islam dilakukan oleh pendakwah-pendakwah dari Minangkabau. Para pendakwah tersebut memasukkan unsur-unsur Islam dalam setiap aktivitas budaya masyarakat, termasuk pada Ritual Asyeik. Mantra-mantra yang dirapalkan disisipkan dengan puji-pujian kepada tuhan serta menyertakan nama nabi dan para tokoh-tokoh yang dianggap salih.<ref name=":2" />
== Jenis upacara ==
|