Asyeik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
Upacara ini telah lama diadakan oleh masyarakat Kerinci sejak zaman prasejarah. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya batu megalit silinder di Desa Jujun, Kecamatan [[Keliling Danau, Kerinci|Keliling Danau]], Kabupaten [[Kabupaten Kerinci|Kerinci]]. Pada batu tersebut terdapat ukiran orang yang sedang menari yang diyakini sedang melakukan ritual Asyeik. Pada masa tersebut, masyarakat Kerinci masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme.<ref name=":2" />
 
Antara abad ke-13 hingga abad ke-14, Islam mulai menyebar di Sakti Alam Kerinci (sebutan untuk wilayah budaya Kerinci). Persebaran agama Islam dilakukan oleh pendakwah-pendakwah dari [[Minangkabau]]. Para pendakwah tersebut memasukkanmerupakan unsur-unsurpengamal Islamajaran [[Sufi]] yang juga menonjolkan mistisme dalam setiapberhubungan aktivitasdengan budayatuhan. masyarakatHal ini membuat kebudayaan setempat yang lekat dengan hal-hal mistis dapat mengalami [[akulturasi]] dengan [[Islam]], termasuk pada Ritual Asyeik. Mantra-mantra yang dirapalkan pun disisipkan dengan puji-pujian kepada tuhan serta menyertakan nama nabi dan para tokoh-tokoh yang dianggap salih sebagai media untuk emnyampaikan keinginan kepada Yang Maha Kuasa.<ref name=":2" />
 
== Jenis upacara ==