Natal di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
, |
Memperbaiki referensi, menambah informasi |
||
Baris 1:
Sebagai negara dengan 16,5 juta [[Kristen di indonesia|pemeluk Kristen]] dan 6,9 juta [[Gereja Katolik di Indonesia|pemeluk agama Katolik Roma]], hari Natal di Indonesia dirayakan dengan tradisi yang sangat berbeda-beda di berbagai daerah.<ref
== Natal di Papua ==
[[Berkas:Barapen Ceremony Baliem Valley.jpg|jmpl|ka|320px|Natal di Papua ditandai dengan ritual Barapen atau bakar batu.]]
Di daerah Papua, setelah misa atau ibadat Natal, akan dilakukan tradisi ''barapen'' (bakar batu), yaitu ritual memasak babi untuk disantap bersama. Warga Papua memasak sayuran dan daging babi di atas batu yang dibakar dengan kayu. Cara menyalakan api pun sangat khas karena tidak menggunakan [[korek]], melainkan menggesekkan kayu terus menerus hingga menghasilkan serbuk panas yang menjadi api. Untuk mempersiapkan upacara barapen, para lelaki akan membuat lubang untuk menaruh batu panas yang sudah membara. Sedangkan, para wanita menyiapkan daun-daunan seperti [[Ubi jalar|petatas (ubi jalar)]], [[kangkung]], [[pakis]], [[singkong]], [[bayam]], dan [[pepaya]]. Ke dalam lubang tersebut akan dimasukkan daging babi dan dedaunan yang sudah disiapkan, kemudian ditutup dedaunan, dan dilapisi dengan batu kembali. Lapisan ini disusun hingga tiga tingkat untuk memasak daging babi selama setengah hari. Ketika daging mulai masak, akan dihasilkan asap dan aroma daging dari lubang tersebut. Bakar batu atau ''barapen'' merupakan salah satu uangkapan syukur, kebersamaan, saling berbagi, dan mengasihi yang ditandai dengan makan daging babi secara massal.<ref name="hk">{{en}} [http://m.hidupkatolik.com/index.php/2013/01/07/sukacita-natal-di-nabire Sukacita Natal di Nabire], HidupKatolik.com - 23 Desember 2012. Diakses pada 15 Desember 2014.</ref><ref name="
== Natal di Ambon ==
Menjelang perayaan Natal dan tahun baru, sebagian [[Ambon, Maluku|penduduk Ambon]], khususnya yang berada di Negeri Naku, Kecamatan [[Leitimur Selatan, Ambon|Leitimur Selatan]] menggelar upacara adat ''cuci negeri''. Upara tersebut melambangkan pembersihan dan penyucian diri (pembebasan dosa) warga dan lingkungan setempat. Upacara ''cuci negeri'' diawali dengan berkumpul pada rumah komunitas marga (Soa) untuk menggelar ritual adat masing-masing. Kemudian warga beramai-ramai berkumpul ke rumah adat (''Baileo'') sambil menyanyikan lagu dalam dalam bahasa setempat, menari dengan iringan [[tifa]] (alat musik tradisional), dan kaum perempuan membawa seserahan berupa [[sirih]], [[pinang]], dan minuman tradisional yang disebut ''sopi''.<ref
== Natal di Yogyakarta ==
Di daerah Yogyakarta, perayaan Natal diwarnai dengan pertunjukan [[wayang kulit]] yang bertema [[kelahiran Yesus Kristus]]. Perayaan misa atau ibadat di Gereja dibawakan dalam bahasa Jawa halus oleh [[pastor]] atau [[pendeta]] yang mengenakan pakaian adat daerah setempat, yaitu [[beskap]] dan [[blankon]]. Seperti halnya perayaan [[Idul Fitri]], hari Natal diisi dengan acara saling mengunjungi keluarga dan kerabat. Sebagian anak-anak akan mendapatkan amplop berisi uang dari para tetua.<ref name="
== Natal di Manado ==
Perayaan pra-natal di [[Manado]] dilakukan sejak 1 Desember di mana para pejabat [[pemerintah daerah]] akan melakukan ''Safari Natal'', yaitu mengikuti ibadah di setiap kecamatan yang berbeda setiap harinya. Sebagian warga Manado memiliki kebiasaan untuk melakukan pawai keliling, serta mengunjungi kuburan kerabat dan membersihkannya. Rangkaian perayaan Natal akan diakhiri pada minggu pertama di bulan Januari dengan perayaan yang disebut ''kunci taon''. Pada ''kunci taon'' akan diadakan pawai keliling dengan kostum-kostum yang unik.<ref name="ki"/><ref name="
== Natal di Bali ==
[[Berkas:Around Lovina, penjors (6826842846).jpg|jmpl|ka|Penjor yang menghiasi jalanan di Bali menjelang perayaan Natal.]]
Sebagian besar desa Kristen terdapat di bagian selatan [[Bali]]. Para penduduk akan mengenakan pakaian tradisional dan menghiasi jalanan dengan ''penjor'' (hiasan bambu seperti [[janur]]) yang melambangkan naga [[Anantaboga]]. Perayaan Natal di daerah Bali tidak banyak dihiasi dengan budaya Barat, melainkan lebih banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu-Bali.<ref name="bo">{{en}} [https://books.google.com.au/books?id=JaR_vHD8WXsC&pg=PA111&dq=christmas+in+bali&hl=en&sa=X&ei=tXePVL_gJofi8AXGz4HIBQ&ved=0CDAQ6AEwADgK#v=onepage&q=christmas%20in%20bali&f=false Balinese Christians: In Search of Tradition], Benito Lopulalan in Bali Today: Modernity by Jean Couteau et al. Page 111-115. 2005. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia). Diakses pada 16 Desember 2014.</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/69241900|title=Bali today : modernity|last=|first=|date=2005|publisher=KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)|others=Couteau, Jean|isbn=979-9100-32-1|edition=New ed|location=Jakarta|page=111|pages=|language=en|oclc=69241900|url-status=live}}</ref>
== Natal di Toraja ==
[[Suku Toraja|Penduduk Toraja]] merayakan Natal dengan mengadakan festival budaya yang disebut ''Lovely December''. Festival ini diisi dengan tarian massal, karnival budaya, pertunjukan musik bambu, festival kuliner, dan pameran kerajinan tangan. Puncak dari festival ini adalah kembang api dan prosesi ''Lettoan'' yang diselenggarakan pada tanggal 26 Desember.<ref name="
* Saritatolamban, berbentuk tangga yang melambangkan doa dan harapan untuk kehidupan yang lebih baik (seperti anak tangga yang selalu naik ke atas).
* Matahari melambangkan sumber cahaya kehidupan.
* Bunga tabang yang melambangkan kesuksesan dalam kehidupan warga Toraja.<ref name="
== Natal di Sumatra Utara ==
Natal dirayakan oleh [[suku Batak]] di [[Sumatra Utara]] dengan mempersembahkan hewan yang dibeli dengan uang hasil menabung bersama warga sekitar. Tradisi yang disebut ''marbinda'' ini dilakukan dengan menyembelih hewan yang melambangkan kebersamaan dan [[gotong royong]]. Jenis hewan kurban yang dipersembahkan dapat berupa babi, lembu, atau kerbau dan dagingnya akan dibagi-bagikan kepada semua warga yang telah menyumbang.<ref name="
Di [[Pulau Nias|Nias]], perayaan natal disebut ''Fanunu Fandru'' yang berarti penyalaan lampu. Hal ini berkaitan dengan perayaan natal pada malam hari sebelum ada akses listrik. Saat itu, para jemaat membawa [[petromaks]] mereka masing-masing ke gereja.<ref>{{Cite web|url=https://kabarnias.com/sudut-pandang/editorial/selamat-natal-ono-niha-4663|title=Selamat Natal "Ono Niha"|last=|first=|date=2015-12-24|website=Kabar Nias|language=id-ID|access-date=12 Juli 2020}}</ref>
== Perayaan Natal Nasional ==
Setiap tahunnya, [[Kementerian Agama Republik Indonesia]] menggelar acara '''Perayaan Natal Nasional Republik Indonesia'''. Acara ini pertama kali dilaksanakan pada tahun [[1993]] atas usulan dari [[Tiopan Bernhard Silalahi]], yang menjabat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara pada [[Kabinet Pembangunan VI]], kepada [[Presiden RI]] [[Soeharto]].<ref name="sejarah">{{id}} {{YouTube|aMNEA0ycuik|Sejarah Perayaan Natal Nasional Republik Indonesia}} Diakses pada 5 Desember 2017.</ref> Sejak saat itu, Perayaan Natal Nasional selalu digelar setiap tahun, kecuali pada [[2004]] dan [[2018]] dibatalkan sebagai bentuk belasungkawa atas [[gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004]] dan [[Tsunami Selat Sunda 2018]]. Sampai dengan [[2013]], Perayaan Natal Nasional selalu digelar di [[DKI Jakarta]], tempat yang biasanya digunakan adalah ''[[Jakarta Convention Center]]''.<ref name="sejarah"/> Sejak [[2014]], kebiasaan tersebut tidak lagi dilanjutkan oleh [[Presiden RI]] [[Joko Widodo]].<ref>
{| class="wikitable" border="1" cellpadding="4" cellspacing="0"
!Tahun
Baris 39 ⟶ 40:
| [[2014]] || [[Kota Jayapura]]<ref>[http://setkab.go.id/pidato-presiden-joko-widodo-pada-perayaan-natal-bersama-nasional-2014-di-stadion-mandala-jayapura-papua-27-desember-2014/ Pidato Presiden Joko Widodo Pada Perayaan Natal Bersama Nasional 2014, di Stadion Mandala, Jayapura, Papua, 27 Desember 2014]</ref> || [[Papua]] || [[27 Desember]] [[2014]] || Provinsi pertama di luar [[DKI Jakarta]] yang menggelar Perayaan Natal Nasional
|-
| [[2015]] || [[Kota Kupang]]<ref>
|-
| [[2016]] || [[Kabupaten Minahasa]]<ref>
|-
| [[2017]] || [[Kota Pontianak]]<ref>
|-
| [[2019]] || [[Kota Medan]]<ref>{{Cite web|url=https://nasional.tempo.co/read/1159951/jokowi-hadiri-perayaan-natal-nasional-di-medan|title=Jokowi Hadiri Perayaan Natal Nasional di Medan|last=Hantoro|first=Juli|date=2018-12-29|website=Tempo|language=en|access-date=2020-07-12}}</ref> ||[[Sumatra Utara]] || [[28 Desember]] [[2019]] ||
|}
|