Nasi gandul: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~cat
Arta nagara (bicara | kontrib)
→‎Etimologi: Pengurangan konten, karena penjelasan asal nama membuat pandangan masyarakat luar kepada daerah Pati menjadi agak rancu.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 29:
Versi kedua, nama nasi gandul terinspirasi dari cara penyajian nasi gandul yang unik. Cara penyajiannya: piring yang telah dilapisi oleh daun pisang, kemudian diisi oleh nasi, baru setelah itu diberi kuah. Karena penyajian yang serupa itu, oleh para pembeli menyebut bahwa nasi dan kuah itu mengambang; menggantung (tidak menyentuh piring).
 
Makanan ini sama sepintas sangat mirip dengan [[Soto Betawi]] dan [[Soto tangkar]] yang dijual di seputaran daerah [[Jakarta]], [[Soto Padang]] yang dijual di seputaran daerah [[Kota Padang]], serta [[Soto Bandung]] yang dijual di seputaran daerah [[Kota Bandung]].
Versi ketiga mungkin dahulu hanya sebagai bahan banyolan masyarakat Pati. Dikisahkan bahwa penjual (seorang pria) yang menjajakan nasi tersebut dengan cara berkeliling, memakai sarung. Ketika penjual tersebut duduk dan melayani pembeli, sarung penjual tersebut tersingkap dan kelihatan alat kelaminnya yang ‘gondal-gandul’. Kemudian, sejak saat itu orang menyebut nasi itu adalah nasi gandul.
Dari versi-versi tersebut, versi pertama dan kedualah yang bisa diterima oleh masyarakat luas.
 
Makanan ini sama sepintas sangat mirip dengan [[Soto Betawi]] dan [[Soto tangkar]] yang dijual di seputaran daerah [[Jakarta]], [[Soto Padang]] yang dijual di seputaran daerah [[Kota Padang]], serta [[Soto Bandung]] yang dijual di seputaran daerah [[Kota Bandung]].
 
== Cara Penyajian ==