Stasiun Geneng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k Referensi: clean up, replaced: {{s-rail-start}} {{s-rail|title=KAI}} {{s-line|system=KAI|previous=Ngawi|note=(d.h. Paron)|line=Solo Balapan–Kertosono|next=Magetan|note2=(d.h. Barat)}} {{s-end}} → {{subst:#invoke:Adj using AWB
Sunting tata bahasa
Baris 23:
* Elektrik tipe [[Len Industri|Sinyal ''Interlocking'' Len]]-02 (2019-sekarang)
}}
'''Stasiun Geneng (GG)''' ([[Hanacaraka]]: {{jav|ꦱꦼꦠꦱꦶꦪꦸꦤ꧀​ꦒꦼꦤꦼꦁ}}, ''Sêtasiyun Geneng'') adalah [[stasiun kereta api]] kelas III/kecil yang terletak di [[Tepas, Geneng, Ngawi]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +53 m ini, termasuk dalam [[Daerah Operasi VII Madiun]]. danStasiun merupakanini stasiun kereta api yang letaknyaterletak paling selatan dan timur di [[Kabupaten Ngawi]].
 
AwalnyaPada awalnya, stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 eksistinglama merupakansebagai sepur lurus. Setelah pengoperasian [[jalur ganda]] dioperasikan pada segmen lintas mulai dari stasiun ini hinggamenuju [[Stasiun Babadan]] perdilakukan sejak 16 Oktober 2019<ref>{{Cite web|url=https://www.antaranews.com/berita/1116192/ditjen-perkeretaapian-operasikan-jalur-ganda-babadan-geneng-madiun|title=Ditjen Perkeretaapian operasikan jalur ganda Babadan-Geneng Madiun|last=Stevani|first=Louis Eka|date=2019-10-16|website=AntaraNewsAntara News|access-date=2020-05-14}}</ref> dan kemudian hinggamenuju [[Stasiun Kedungbanteng]] persejak 30 November 2019,<ref>{{Cite web|url=https://ekonomi.bisnis.com/read/20191130/98/1176126/jalur-ganda-ka-jombang-solo-180-km-mulai-dipakai|title=Jalur Ganda KA Jombang-Solo 180 Km Mulai Dipakai|last=Azka|first=Rinaldi Mohammad|date=|website=bisnis.com|access-date=2019-11-30}}</ref>, jumlah jalurnyajalur bertambah menjadi empat.: Jalurjalur 1 eksistinglama diubah menjadi jalur 2 yanguntuk baru sebagaidijadikan sepur lurus untuk arah [[Stasiun Solo Balapan|Solo]] saja, jalur 2 eksistinglama diubah menjadi jalur 3 yanguntuk baru sebagaidijadikan sepur lurus hanya untuk arah [[Stasiun Madiun|Madiun]], serta jalur 3 eksistinglama diubah menjadi jalur 4 yang memiliki percabangan di sisi tenggaranyatenggara sebagai [[sepur badug]] baru. Bangunan lama peninggalan ''[[Staatsspoorwegen]]'' sudahtelah dirobohkan karena terkena dampak pembangunan ulangjalur 1 yang baru di bekas sepur badug lama menjadi jalur 1 yang baru sehingga digantikan dengan bangunan baru yang lebih besar. Selain itu, dilakukan perubahan sistem persinyalannyapersinyalan telahdari digantisistem denganmekanik menjadi sistem persinyalan elektrik.
Tepat di sebelah utara stasiun terdapat [[Pabrik Gula Sudono|Pabrik Gula Soedhono]]. Kemungkinan pada zaman kolonial Belanda, stasiun ini dihubungkan dengan jalur lori pengangkut tebu dan gula untuk dikirim ke berbagai jurusan di Jawa, atau bahkan diekspor. Pabrik Gula Soedhono sampai saat ini masih ada dan dioperasikan oleh [[Perkebunan Nusantara XI|PTPN XI]].<ref>{{Cite web|url=https://situsbudaya.id/sejarah-pabrik-gula-soedhono-ngawi/|title=Sejarah Pabrik Gula Soedhono Ngawi|date=2017-10-27|website=Informasi Situs Budaya Indonesia|language=id-ID|access-date=2019-12-21}}</ref>
 
Tepat di sebelahDi utara stasiun terdapat [[Pabrik Gula Sudono|Pabrik Gula Soedhono]]. Kemungkinanyang pada zaman kolonial Belanda, stasiun ini dihubungkan dengan jalur lori pengangkut tebu dan gula untuk dikirim ke berbagai jurusan di Jawa, atau bahkan diekspor. Pabrik Gula Soedhono sampai saat inikini masih ada dan dioperasikan oleh [[Perkebunan Nusantara XI|PTPN XI]].<ref>{{Cite web|url=https://situsbudaya.id/sejarah-pabrik-gula-soedhono-ngawi/|title=Sejarah Pabrik Gula Soedhono Ngawi|date=2017-10-27|website=Informasi Situs Budaya Indonesia|language=id-ID|access-date=2019-12-21}}</ref> Pada zaman [[Hindia Belanda]], stasiun ini dihubungkan dengan pabrik gula tersebut melalui jalur lori untuk keperluan angkutan tebu dan gula.
Awalnya stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 eksisting merupakan sepur lurus. Setelah [[jalur ganda]] dioperasikan pada segmen lintas mulai dari stasiun ini hingga [[Stasiun Babadan]] per 16 Oktober 2019<ref>{{Cite web|url=https://www.antaranews.com/berita/1116192/ditjen-perkeretaapian-operasikan-jalur-ganda-babadan-geneng-madiun|title=Ditjen Perkeretaapian operasikan jalur ganda Babadan-Geneng Madiun|last=Stevani|first=Louis Eka|date=2019-10-16|website=AntaraNews|access-date=2020-05-14}}</ref> dan kemudian hingga [[Stasiun Kedungbanteng]] per 30 November 2019<ref>{{Cite web|url=https://ekonomi.bisnis.com/read/20191130/98/1176126/jalur-ganda-ka-jombang-solo-180-km-mulai-dipakai|title=Jalur Ganda KA Jombang-Solo 180 Km Mulai Dipakai|last=Azka|first=Rinaldi Mohammad|date=|website=bisnis.com|access-date=2019-11-30}}</ref>, jumlah jalurnya bertambah menjadi empat. Jalur 1 eksisting diubah menjadi jalur 2 yang baru sebagai sepur lurus untuk arah [[Stasiun Solo Balapan|Solo]] saja, jalur 2 eksisting diubah menjadi jalur 3 yang baru sebagai sepur lurus hanya untuk arah [[Stasiun Madiun|Madiun]], serta jalur 3 eksisting diubah menjadi jalur 4 yang memiliki percabangan di sisi tenggaranya sebagai [[sepur badug]] baru. Bangunan lama peninggalan ''[[Staatsspoorwegen]]'' sudah dirobohkan karena terkena pembangunan ulang bekas sepur badug lama menjadi jalur 1 yang baru sehingga digantikan dengan bangunan baru yang lebih besar. Selain itu, sistem persinyalannya telah diganti dengan sistem persinyalan elektrik.
 
Saat ini tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi persusulan antarkereta api.