Teungku Chik Pante Kulu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Sumber |
k Pembaharuan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 6:
Setelah belajar [[al-Qur'an|al-Qur’an]] dan ilmu-ilmu agama [[Islam]] dalam bahasa [[Abjad Jawi|Jawi]] ([[Melayu]]), Teungku Chik Pante Kulu melanjutkan pelajarannya pada Dayah Tiro yang dipimpin oleh Teungku Chik Haji Muhammad Amin di Dayah Cut, seorang tokoh ulama Tiro yang baru pulang dari menunaikan ibadah [[haji]] di [[Mekkah|Mekah]], dan sangat besar pengaruhnya di [[Aceh]]. Setelah belajar beberapa tahun sehingga mahir [[bahasa Arab]] dan menamatkan beberapa macam [[buku|kitab]] ilmu pengetahuan ia mendapat gelar ''Teungku Rangkang'' (Asisten Dosen). Kemudian dengan izin gurunya Teungku Chik Haji Muhammad Amin, ia melanjutkan studinya ke [[Mekkah]] sambil menunaikan ibadah haji. Di Mekkah ia memperdalam ilmu agama Islam dan ilmu-ilmu lainnya, seperti [[sejarah]], [[logika]], [[filsafat|falsafah]], [[sastra]] dan sebagainya. Di samping belajar, ia juga mengadakan hubungan dengan pemimpin-pemimpin Islam yang datang dari berbagai penjuru dunia.
Kebangkitan [[Dunia Muslim|Dunia Islam]] yang dikumandangkan oleh gerakan
Di samping membaca kitab syair (diwaanusy-syi'r), ia juga mempelajari sejarah pahlawan-pahlawan Islam yang kenamaan, seperti [[Khalid bin Walid]], [[Umar bin Khattab|Umar bin Khaththab]], [[Hamzah bin Abdul-Muththalibh]], [[Usamah bin Zaid|Usamah bin Zaid bin Haritsah]], [[Thariq bin Ziyad|Tariq bin Ziyad]] dan lain-lainnya. Setelah empat tahun bermukim di Mekkah, ia telah menjadi ulama besar yang berhak memakai gelaran [[Syaikh]] di pangkal namanya, sehingga menjadi ''Teungku Chik'' (Guru Besar).<ref name="idem">[http://www.acehbooks.org/pdf/ACEH_02062.pdf idem]</ref>
|