Tanjung Batu, Pulau Derawan, Berau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 120.188.34.47 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Albertus Aditya
Tag: Pengembalian
Sejarah dan wilayah kampung tanjung batu
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
Baris 10:
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
'''Tanjung Batu''' adalah salah satu [[kampung]] di kecamatan [[Pulau Derawan, Berau|Pulau Derawan]], [[Kabupaten Berau|Berau]], [[Kalimantan Timur]], [[Indonesia]]. Objek wisata kampung tanjung batu adalah Ekowisata Mangrove.
 
{{Pulau Derawan, Berau}}
 
= Sejarah =
Nama Kampung Tanjung Batu berawal dari sebuah kata “Tanjung“. Tanjung dalam Bahasa Bajau adalah To’ong yang memiliki Batu Bussu. Sampai saat ini masih dapat dijumpai di wi layah RT 6 Tanjung Batu bagian selatan. Tepatnya di wilayah pesisir pantai lokasi Tempat Pemakaman Umum ( TPU ) saat ini. Pada masa dulu masyarakat setempat atau pribumi (sebutan kala itu) memberikan nama “ TANJUNG BATU “.
 
Pada mulanya Tanjung Batu merupakan wilayah yang terdiri dari hutan, lahan perkebunan, pertanian dan perikanan laut. Penduduk setempat banyak menanam tanaman keras seperti pohon kelapa dan mangga . Selain itu mereka juga menanam umbi umbian dan padi gunung. Hasil panen yang diperoleh dari bercocok tanam hanya dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tidak untuk diperjualbelikan ke luar daerah.Mereka juga menangkap ikan di laut.Setelah terjadi peristiwa perampokan di Pulau Derawan oleh Bangsa Filipina yang bertempat tinggal di daerah Kepulauan/Nusa Filipina, masyarakat Pulau Derawan banyak yang berpindah ke Tanjung Batu. Mereka menetap dan membuat rumah-rumah di Pesisir Pantai Tanjung Batu. Semakin lama Tanjung Batu menjadi tempat pemukiman penduduk pendatang, baik yang datang dari Pulau Derawan dan sekitarnya maupun yang datang dari daerah luar Pulau Derawan. Penduduk Tanjung Batu menjadi hiterogen. Mayoritas terdiri dari suku Bajau, Suku Bugis dan Suku Dayak, selebihnya suku lainnya.
 
Saat itu, pusat pemerintahan Tanjung Batu berada di sekitar Bulalung masuk wilayah Tanjung Kapur dengan Kepala Kampung yang pertama bernama Kola. Kola dipilih secara musyawarah dan mufakat oleh tokoh-tokoh masyarakat terkenal dengan istilah “Pembakal ‘ dengan gelar Panglima Jamalul. Sang Panglima menjabat sebagai Pembakal atau Kepala Kampung Tanjung Batu dari sejak tahun1950 sampai dengan tahun 1952.
 
Singkat cerita, Tanjung Batu pada masa itu akhirnya memiliki penduduk yang jauh lebih besar dari pada di Bulalung Tanjung Kapur. Sehingga pusat pemerintahannya pun berpindah ke Tanjung Batu di pimpin oleh seorang Pembakal / Kepala Kampung yang ke 2 (dua) yang bernama Majinji. Majinji memerintah selama dua tahun yakni dari tahun 1952 – 1954. Pada masa pemerintahan Pembakal Majinji kala itu menjadi tiitk awal Tanjung Batu menjadi salah satu kampung yang berada di Kecamatan Pulau Derawan hingga kini.
 
Sejak jaman dahulu hingga saat ini Kampung Tanjung Batu sudah sepuluh (10) kali mengalami pergantian kepala kampung. Pergantian tersebut dilakukan dengan dua cara. Pertama kepala kampung yang dipilih secara musyawarah. Cara kedua dilakukan dengan pemilihan kepala kampung secara langsung oleh semua warga masyarakat yang memiliki hak pilih.
 
Berikut ini adalah nama-nama Kepala Kampung Tanjung Batu sejak tahun 1950 hingga saat ini :
 
Pertama (1950 – 1952) dijabat oleh Kola dengan gelar Panglima Jamalul
 
Kedua (1952 – 1954) dijabat oleh Majinji
 
Ketiga (1954 – 1963) dijabat oleh Alie Ismail
 
Keempat (1964 – 1965) dijabat oleh Malail PPR
 
Kelima (1966 – 1984) dijabat oleh Alie Ismail
 
Keenam (1985 – 1993) dijabat oleh Hasana Imam Unsyah
 
Ketujuh (1994 – 1999) dijabat oleh M.Taher,MT. dengan sebutan Kepala Desa
 
Kedelapan ( 2000 – 2007) dijabar oleh M.Taher,MT.
 
Kesembilan (2007 – 2013) dijabat oleh Adria Noval
 
Kesepuluh (2014 – 2019) dijabat oleh Jorjis dengan sebutan Kepala Kampung
 
Kesebelas (2019 – sekarang) dijabat oleh Haji Darwis dengan sebutan Kepala Kampung.
 
Sejarah Kampung Tanjung Batu baru dapat ditulis pada masa kepimpinan Hasana Imam Unsyah, berdasarkan sumber cerita tokoh masyarakat yang ada. Pada masa pemerintahan Hasana Imam Unsyah Kampung Tanjung Batu berhasil mendapatkan penghargaan sebagai juara ke – 2 di ajang perlombaan desa tingkat Kabupaten Berau. Perlombaan tersebut diikuti oleh seluruh desa di wilayah Kaimantan Timur pada tahun 1986. Kejuaraan tersebut dikuatkan dengan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Timur Nomor : 178 Tahun 1986 tertanggal 25 Juni 1986.
 
Pada masa pemerintahan M.Taher,MT. yang pertama (1994 – 1999) Kampung Tanjung Batu mengalami banyak perubahan dan kemajuan. Hal ini ditandai dengan terpilihnya Tanjung Batu sebagai Desa Percontohan berdasarkan SK Bupati Kepala Daerah Tingkat II Berau nomor 164 tahun 1997. Selain itu, Tanjung Batu juga ditetapkan menjadi Desa Pelopor P4 pada Tahun 1997. Prestasi Tanjung Batu lainnya yang cukup membanggakan ialah masuk dalam kategori Kepala Desa Berprestasi dan Pengelola Anggaran terbaik. Bahkan menjadi juara 1 (satu) Perlombaan Desa tingkat kabupaten pada Tahun 1996.
 
Pada masa pemerintahan M.Taher,MT yang kedua (2000 – 2007) terjadi banyak perubahan di struktur pemerintahan yaitu pergantian aparat kampung akibat pengunduran diri dan mutasi jabatan. Akan tetapi pada masa ini pembangunan fisik di kampung mulai terlihat diantaranya pembangunan balai kampung, TPA, Posyandu, Poskamling di tiap RT dan pembebasan perluasan tanah TPU. Namun, belum sampai berakhir masa jabatanya M.Taher,MT meninggal dunia. Untuk mengisi kekosongan diadakan pemilihan kepala kampung. Adria Noval terpilih menjadi kepala kampung 2007 – 2013 dan sukses memimpin sampai akhir masa jabatanya.
 
Jorjis terpilih menjadi Kepala Kampung Tanjung Batu 2014 – 2019 menggantikan Adria Noval setelah berakhir masa jabatanya. Di era kepemimpinan Jorjis inilah menjadi tonggak sejarah mulai berlakunya UU No. 6 Tahun 2016 tentang Desa. UU Desa memberikan penegasan tentang status Desa atau Kampung. Negara mengakui keberadaan Kampung sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mulai tahun 2015 Kampung Tanjung Batu dan Kampung / Desa diseluruh Indonesia mendapatkan alokasi anggaran dari APBN yang disebut Dana Desa hingga saat ini.
 
 
= Wilayah =
Kondisi Geografi
 
• Letak Geografis dan Luas Wilayah
 
Kampung Tanjung Batu secara geografis terletak di N 2o17’18.7-E 118o06’08.7’ yang merupakan salah satu kampung pesisir. Terletak di Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah keseluruhan + 81.528,85 Ha. Dengan rincian, luas daratan + 37.213,85 Ha dan perairan laut + 44.315 Ha. Batas-batas wilayah sebagai berikut :
 
a. Sebelah Utara : Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara
 
b. Sebelah Barat : Kampung Kasai
 
c. Sebelah Selatan : Kampung Semanting
 
d. Sebelah Timur : Laut Sulawesi
 
• Topografi dan Kemiringan Tanah
 
Kampung Tanjung Batu termasuk dataran rendah dengan ketinggian 7 meter dari permukaan air laut, dengan kemiringan tanah yang datar agak berombak.
 
• Iklim dan Curah Hujan
 
Kampung Tanjung Batu termasuk daerah yang beriklim tropis atau panas dengan suhu udara rata-rata 25 sampai dengan 330C. Curah hujan Kampung Tanjung Batu rata-rata 500 – 3.000 mm per tahun.
 
• Jenis Tanah
 
Tanah di Kampung Tanjung Batu termasuk jenis tanah liat sampai dengan liat pasir. Rata-rata tanahnya merupakan tanah yang cukup subur
 
 
{{desa-stub}}