Ali Audah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 9:
 
== Pendidikan dan Karier ==
Di bidang pendidikan ia pernah menjadi dosen [[Universitas Ibnu Khaldun]], Bogor dan dosen [[Institut Kesenian Jakarta]].
 
Di bidang penerbitan ia pernah menjadi direktur Penerbit Tintamas, pengurus [[IKAPI]] Pusat, anggota Dewan Penasehat ''[[Horison (majalah)|Horison]]'', dan ketua [[Himpunan Penerjemah Indonesia]] (1974-1984).
 
Ia pernah menghadiri beberapa konferensi internasional, di antaranya Konferensi Pengarang Asia-Afrika di Baghdad, Irak (1976), Konferensi Terjemahan yang diselenggarakan [[UNESCO]] di Paris, dan Pertemuan Penerjemah Malaysia (1978).<ref name=":0">Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 979-9012-12-0 hlm. 39</ref>
 
Ia menulis cerpen, novel, drama. Saat pendudukan [[pendudukan Jepang]], Ali Audah menulis [[cerpen]], kemudian cerpen itu dikirimkannya ke majalah yang terbit di [[Jakarta]]. Namun, karangannya itu tidak ada satu pun yang dibuatdimuat. Hal itu tidak membuatnya putus asa. Ia terus berusaha semakin banyak membaca dan mengarang. Pada tahun [[1946]], Ali Audah mengikuti lomba mengarang [[sandiwara]] di [[Jawa Timur]]. Tanpa disangka ia menang dalam perlombaan itu. Dengan kemenangan itu, Ali Audah mencoba menulis [[sajak]], kemudian sajak-sajaknya itu dikirimkan ke [[majalah]] ''Sastrawan'' yang terbit di [[Malang]].<ref name="a">{{en}} Kratz EU. 1988. ''Bibliography of Indonesia Literature in Journals''. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.</ref>
 
Setelah pindah ke [[Solo]], ia berkenalan dengan beberapa pengarang dan seniman seperti [[Muhammad Dimyati]]. Menurutnya, Muhammad Dimyati mempunyai jasa yang sangat besar di bidang kesusasteraan dan kebudayaan. Pada tahun 1953, setelah terkena [[penyakit jantung]] dan paru-paru, Ali Audah berhenti bekerja. Semenjak itu, ia hidup dari hasil karangannya. Ali Audah mendapat hadiah pertama dalam menulis [[biografi]] dan [[filsafat]] penyair [[Pakistan]], Mohammad[[Muhammad Iqbal]].
 
Motivasi Ali Audah menjadi pengarang adalah karena ingin berbicara. Banyak masalah yang menekan perasaan dan pikirannya, tetapi ia tidak mengerti cara mengatakannya. Ali Audah ingin menyatakan [[pikiran]] dan [[perasaan]] yang berkecamuk di dalam pikirannya, tetapi ia tidak pandai bicara.
 
Ali Audah lebih dikenal sebagai seorang [[penerjemah]] daripada [[sastrawan]]. Dua puluh tahun lebih ia menerjemahkan buku-buku [[sastra]], [[filsafat]], dan [[agama]]. Lebih lanjut, Ali Audah mengkhususkan diri dalam menerjemahkan karya [[sastra Arab modern]] modern. Pengkhususan itu dilakukan atas dorongan [[Asrul Sani]]. Ali Audah juga mempunyai perhatian yang besar dalam pengajaran sastra di sekolah.<ref name="b">Jaruki M. 1996. Tanggapan Dunia Ali Audah. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.</ref>
 
== Karya<ref name=":0" /> ==