Stasiun LRT Velodrome: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membuat stasiun LRT Veledrome Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Amos Nazara (bicara | kontrib) |
||
Baris 1:
'''PENDERITAAN DALAM KITAB MAZMUR'''
BAB 1
Pendahuluan
Alkitab dalam terjemahan Bahasa Indonesia dikelompokkan ke dalam bagian, yaitu Taurat (kitab Musa), sejarah, puisi, nabi-nabi besar dan nabi-abi kecil. Salah satu bagian yang uni ialah bentuk puisi, sebab bagian ini sebenarnya ungkapan isi hati yang dinaikkan dalam sebuah gaya bahasa yang berbeda. Salah satu kitab yang tergoling dalam kitab puisi ialah kitab Mazmur. Kitab mazmur merupakan ungkapan isi hati dari para sang penulis yang ditujukkan kepada Allah yang Maha Tinggi dan berisi puji-pujian. Kitab mazmur pula dikelompo ke dalam beberapa bagian sesuai dengan genrenya masing-masing, dan salah satu genre yang penting untuk dibahas ialah Mazmur yang bergenre “ratapan” atau juga sering disebut “keluhan”. Yang unik dari genre ini ialah bagiannya yang mengandung banyak permasalahan hidup yang dialami oleh para penulis sehingga dapat disimpulkan bahwa pemazmur ada dalam penderitaan dan oleh karena itulah dengan penuh iman, pemazmur menaikkan doanya itu kepada Tuhan.
BAB 2
A. Kitab Mazmur
Kitab Mazmur merupakan salah satu kitab dalam kanonisasi Alkitab yang tergolong ke dalam bentuk puisi. Kitab Mazmur dalam bahasa Inggris ialah “The Psalms”, sedangkan dalam septuaginta memakai kata “psalmos” untuk menerjemahkan bahasa Ibrani yaitu mizmor. Alkitab Ibrani secara tepat memberi judul kitab tersebut “puji-pujian” (tehilin).1
Kitab Mazmur merupakan suatu respon yang dinyatakan oleh manusia kepada Allah melalui doa-doa baik secara pribadi maupun massa. Melalui doa-doa yang dinaikkan kepada Allah itulah maka terbentuk satu sastra puisi. Kitab Mazmur mengandung beberapa genre yang masing-masing para ahli memiliki pendapatnya sendiri akan jumlah genre tersebut. Namun salah satu genre terbesar yang ada di kitab Mazmur ialah genre ratapan.2
Jadi kitab Mazmur merupakan bagian dari kitab Alkitab yang mengandung banyak curahan isi hati dari para penulisnya yang dinaikkan kepada Allah. Melalui doa itu pula menjadi suatu puisi yang dikenal saat ini sebagai bagian yang banyak dipakai khususnya di dalam liturgika gerejawi.
B. Mazmur Ratapan
Kitab Mazmur memiliki beberapa genre, dan menurut Tremper Longman III, kitab mazmur memiliki tujuh genre yang berbeda, dan salah satu genre yang terdapat di kitab Mazmur ialah genre “Keluhan” atau “Mazmur Keluhan”. Warna emosi mazmur keluhan sangat bertentang dengan mazmur pujian, sebab mazmur keluhan berada dalam emosi yang sangat sedih. Isi nyanyian menunjukkan, bahwa pemazmur tidak mempunyai tempat lagi untuk menyatakan isi hatinya selain kepada Tuhan. Oleh sebab itu, mazmur ini dapat disimpulkan bahwa pemazmur sedang berada di dalam suatu masalah atau pergumulan, maka dari itu ia ingin keluar dari masalahnya dan caranya ialah meminta bantuan kepada Tuhan. Ada tiga macam keluhan pemazmur dalam “Mazmur Keluhan” yaitu pemazmur mungkin dibingungkan dengan pikiran-pikiran dan perbuatannya, pemazmur mungkin mengeluh karena perbuatan- perbuatan musuh terhadap dia dan pemazmur mengeluh karena perbuatan Tuhan yang membingungkan dia.3 Jadi dapat disimpulkan, Mazmur yang bergenre keluhan merupakan puisi akan isi hati seseorang atau kelompok yang sedang dilanda oleh masalah. Masalah yang
1 C. Hassel Bullock, Kitab-Kitab Puisi dalam Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2014), 152
2 Seenam Kim, Kitab Mazmur: Metode Penafsiran dan Beritanya, (Diktat), 1
3 Tremper Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, (Malang: Literatur SAAT, 2007), 23
dihadapi pula bukanlah masalah atau pergumulan yang gampang, namun suatu masalah atau pergumulan yang membuat tidak berdaya, dan oleh karena itu Langkah yang diambil ialah berseru kepada Tuhan untuk meminta pertolongan kepada-Nya.
Mazmur keluhan merupakan tipe yang paling banyak digunakan dalam kitab Mazmur (pasal 3-7; 9-11; 13; 16-17; 22; 25-28; 31-36; 38-40; 42-43; 51-52; 54-57; 59; 61-64; 69-71;
77; 86; 88; 94; 102; 109; 119-120; 130; 140-143. Kelompok ini sendiri dibagi ke dalam dua kelompok yaitu “Mazmur Keluhan Pribadi” dan “Mazmur Keluhan Kelompok”.4 Jadi, hampir keseluruhan kitab Mazmur mengandung puisi ratapan (baik secara pribadi maupun kelompok)
1. Mazmur Ratapan Komunal
Dinaikkan ketika suatu komunitas menghadapi ancaman dari aspek militer, serangan bertubi-tubi dari tantara bangsa yang kuat khusus Asyur, Babel dan Persia serangan hama belalang, kekeringan jangka panjang, jamur yag mematikan pada tumbuhan, penyakit menular dengan skala besar, gempa bumi, dan kelaparan.5 Sebagai contoh ratapan dalam Mazmur 60:3- 5,
Ya Allah, Engkau telah membuang kami, menebus pertahanan kami; Engkau telah murka; pulihkan kami!
Engkau telah menggoncangkan bumi dan membelahnya; perbaikilah retak-retaknya , sebab bumi telah goyang.
Engkau telah membuat umat-Mu mengalami penderitaan yang berat, Engkau telah memberi kami minum anggur yang memusingkan.
2. Mazmur Ratapan Individual
Dinaikkan oleh seseorang yang dilanda sakit-penyakit atau kesesakann batin. Tidak jarang pemazmur dikaitkan dengan kesedihan mendalam (baik secara spiritual maupun psikis) yang diakibatkan oleh dosa, kekuatiran, dan keragu-raguan pemazmur sendiri. Penyebab lain datang dari kritikan teman atau musuh dan sukaria musuh diri pemazmur.6 Sebagai contohnya Mazmur 51:3-6,
Kasihinilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu,
hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
4 Kim, Kitab Mazmur, 6
5 C. Hassel Bullock, Encountering the Old Testament, (Grand Rapids: Baker Academic, 1988) 143
6 Bullock, Encountering, 149
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku,
sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kaunaggap jahat,
supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penhukuman-Mu.
Jadi kedua mazmur ini diungkapkan kepada Tuhan (sebagai objek yang diyakini dapat menolong umat-Nya) ketika sedang dilanda oleh permasalahan seperti ancaman dari bangsa lain yang menganggu kedaulatan negara, bencana alam, musuh dari seseorang (contohnya Saul dan Absalom yang memusuhi Daud) dan dosa yang telah diperbuat.
C. Komponen-Komponen Mazmur Ratapan
Komponen-komponen dalam Mazmur Ratapan dibagi menjadi tiga kelompok besar yakni, pengalamatan, inti ratapan dan keyakinan.
1. Pengalamatan
Kategori ini menunjukkan kepada siapa ratapan tersebut ditunjukkan. Pengalamatan juga memiliki fungsi sebagai fondasi identitas Mazmur Ratapan yang merupakan komunikasi yang bersifat dialogis dan kovenantal. Bersifat dialogis karena ditunjukkan kepada Tuhan sebagai keluhan dan permohonan, kovenantal karena berpegang pada janji Allah yang akan menyelamatkan. Brueggeman mengatakan bahwa dalam pengalamatan terdapat konteks iman dan loyalitas dari pemazmur.7
2. Inti Ratapan
Inti ratapan menyangkut dua hal penting yaitu Klage (ratapan) dan Bittle (permohonan). Klage meratapi saki-penyakit yang sedang diderita (Mzm. 6:2; 13:3; 22:14-15; 38:5-6); 39:5-6), kesepian perasaan terbuang (Mzm. 31:11; 38:11),
bahaya dari pihak musuh (6:8; 7:1-4; 17:9; 35:4; 38:12; 55:3; 56:2; 64:1-6),
7 Mark David Futato, Interpreting the Psalms: An Exegetical Handbook, (Grand Rapids: Kregel, 2007),
7
perendahan dan keadaan dipermalukan (4:2; 22:4-7; 69:19) da kematian (28:1; 59:3; 88:3-9). Sedangkan Bittle berupa permintaan penyertaan Allah (Mzm. 22:11), kesembuhan (6:2; 41:4), pertolongan (22:20; 25:3) da pemusnahan musuh (pasal 7,
17, 28, 35).
3. Keyakinan
Keyakinan dalam Mazmur bergenre ratapan berupa keyakinan bahwa Allah telah mendengar ratapan dan permohonan orang Israel, membawa Mazmur ratapan kepada tiga hal yaitu: tindakan komitmen atas rasa percaya (13:5-6; 17:15; 28:6), puji-pujian dan ucapan syukur (7:17; 16:9-11; 35:27) dan janji pemazmur (26:12;
54:6-7; 56:12-13).
Tiga komponen di atas terdapat di dalam Mazmur 13 (yang terdiri dari: pengalamatan, inti ratapan dan keyakinan):
2Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus?
Berapa lama lagi, Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?
3Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari?
Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?
4Pandanglah kirangya, jawablah aku, ya TUHAN, Allahhku!
Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati,
5supaya musuhku jangan berkata: “Aku telah mengalahkan dia,” dan lawan-lawanku bersorak-sorak, apabila aku goyah.
6Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya,
hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu.
Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.8
Jadi komponen yang ada di dalam Mazmur Ratapan menjadi sebuah tatanan dalam sastra puisi yang bergenre “ratapan”, dan pada intinya semua isi dari kitab Mazmur tentunya ditujukan kepada Tuhan dan isinya berupa keluhan akan permasalahan yang sedang dihadapi dan sekalipun isinya mengandung keluhan tetapi tidak lupa pemazmur dalam karyanya membuat sebuah komitmen sekalipun perjanjiannya kepada Tuhan akan hidupnya yang akan selalu mengikut Tuhan.
8 Futato, Interpreting the Psalms, 7-8
D. Situasi Hidup dalam Mazmur Ratapan
Tuhan merupakan figur yang menjadi perhatian dari pemazmur, oleh karena itu pemazmur dalam hal ini menempatkkan hidupnya di bawah kekuasaan sebagaimana layaknya Tuhan sebagai Raja dan pemazmur adalah para pegawai-Nya atau rakyat-Nya. Tuhan juga ditempatkan sebagai hakim yang akan mengadili. Itu pula ungkapan dari Abraham yang menyebut Tuhan adalah “Hakim segenap bumi” (Kej. 18:25) dan itu pula ungkapan yang ada di dalam kitab Mazmur, yaitu Tuhan sering disapa sebagai raja yang peduli pada perkara- perkara setiap orang yang tertindas (Maz. 68:6; 146:9).9 Ungkapan ini menunjukkan akan situasi hidup pemazmur yang sangat bergantung pada perlindungan Tuhan dan juga pengampunan dari Tuhan. Oleh karena itu keadaan yang sedang dihadapi oleh pemazmur tentulah masa yang sulit sebab ada dalam masalah yang sebelumnya tidak dapat diprediksi.
Kadangkala dalam Mazmur Ratapan, pemazmur merasa bingung menghadapi kenyataan yang sangat bertolak belakang dengan imannya. Sebab penulis kitab mazmur diyakini sebagai orang-orang yang memiliki iman yang teguh kepada Tuhan, dan hal ini dapat dibuktikan dari ungkapan isi mazmur yang menaikkan doanya kepada Tuhan sebagai objek utama. Tetapi kebergantungannya kepada Tuhan membuat dia dilanda masalah. Hal ini dapat dilihat dari pertanyaan-pertanyaan retoris yang seringkali ditanyakan kepada Tuhan.10 Jadi dapat disimpulkan suasana hati pemazmur sebenarnya ada dalam kebingungan akan perbuatan Tuhan yang seolah-olah Tuhan tidak peduli dengan pemazmur, namun jika dilihat pada ayat- ayat selanjutnya (dalam mazmur ratapan) dapat dilihat pengakuan pemazmur akan dosa- dosanya, dan karena itu ada janji yang seringkali dinaikkan sebagai bukti kesetiaan kepada Tuhan.
E. Manfaat dalam Mazmur Ratapan
Mazmur Ratapan bukan bagian dari puisi Ibrani yang memiliki nilai negatif, sebab ratapan atau juga biasa disebut keluhan bukan suatu ungkapan isi hati yang merasa kecewa akan perbuatan atau kehendak Tuhan yang telah dibuat-Nya. Namun dalam Mazmur Ratapan dapat dilihat tentang para penulisnya yang justru melalui nyanyian ini mengoreksi dirinya sendiri akan dosa-dosanya yang sudah diperbuatnya. Kemudian di dalamnya juga mengandung komitmen untuk meninggalkan peristiwa-peristiwa lamanya dan sekarang mau mengikuti jalannya Tuhan. Inilah suatu keadaan yang membuat pemazmur semakin bertambah imannya
9 Yonky Karman, Bunga Rampai Teologi Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 165-
166
10 Ibid, 165-166
dalam ketaatan yang dibangun dalam satu persekutuan.11 Jadi sekalipunn dalam ratapan menyangkut keluhan kepada Tuhan, namun ada pula sisi positif yang dialami oleh pemazmur.
11 Ibid, 181-181
BAB 3
Kesimpulan
1. Mazmur Ratapan merupakan bagian dari genre yang terdapat dari keseluruhan kitab Mazmur
2. Mazmur Ratapan dibagi menjadi dua bagian: ratapan individu dan komunal
3. Mazmur Ratapan dinyanyikan dan ditujukan kepada Tuhan yang isinya berupa keluhan dan permohonan serta keyakinan kepada pekerjaan Tuhan.
4. Mazmur Ratapan berkaitan dengan permasalahan hidup yang sedang dialami oleh oknum tertentu, dan dalam permasalahan hidup itu pula ia mengalami penderitaan yang akibat dari bencana yang sedang dialami, seperti ancaman dari bangsa lain, bencana alam yang seringkali terjadi di luar nalar, dan juga ancaman para musuh-musuh yang terus-menerus mengejar. Oleh karena itu sebagai umat percaya, pemazmur menaikkan segala keluh kesahnya kepada Tuhan yang maha tinggi di dalam iman. Namun dibalik penderitaan yang dialami oleh pemazmur, dapat pula dilihat peran Tuhan yang mengizinkan hal tersebut terjadi atas umat-Nya. Tuhan mengizinkan hal itu, semata- mata kasih-Nya yang memperhatikan umat-Nya agar umat-Nya bisa mengoreksi dirinya masing-masing. Sama seperti Ketika seseorang mengalami musibah yaitu sebuah kecelakaan, tentu hal tersebut bisa dijadikan pelajaran penting di masa yang akan datang untuk lebih berhati-hati agar kejadian tersebut tidak lagi terulang kembali.
Daftar Pustaka:
Bullock, C. Hassel. Encountering the Old Testament, Grand Rapids: Baker Academic, 1988. Bullock, C. Hassel. Kitab-Kitab Puisi dalam Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas, 2014.
Futato, Mark David. Interpreting the Psalms: An Exegetical Handbook, Grand Rapids: Kregel, 2007.
Karman, Yonky. Bunga Rampai Teologi Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.
Longman III, Tremper. Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur, Malang: Literatur SAAT, 2007.
Seenam Kim, Kitab Mazmur: Metode Penafsiran dan Beritanya, (Diktat).
|