Nestor Lakoba: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 49:
=== Meneguhkan kekuasaan ===
Lakoba kembali ke Abkhazia pada tahun 1921. Abkhazia telah dikuasai oleh [[Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia|Bolshevik]] pada waktu itu sebagai hasil dari [[Invasi Tentara Merah ke Georgia|penaklukan]] Georgia. Bersama dengan Eshba dan [[Nikolai Akirtava]], Lakoba merupakan salah satu penandatangan telegram ke [[Vladimir Lenin]] yang mengumumkan pembentukan [[Republik Sosialis Soviet Abkhazia]] (RSS Abkhazia) yang awalnya diizinkan untuk berdiri sebagai [[Republik di Uni Soviet|negara bagian]] seutuhnya.<ref>{{harvnb|Blauvelt|2012b|p=82}}</ref> [[Komite Revolusi]] (Revkom) yang didirikan dan dipimpin oleh Eshba and Lakoba dalam rangka persiapan pendudukan Bolshevik kemudian berhasil menguasai Abkhazia.<ref>{{harvnb|Saparov|2015|p=48}}</ref> Revkom dibubarkan pada 17 Februari 1922. Lakoba kemudian terpilih sebagai Ketua [[Dewan Komisar Rakyat]] yang dibentuk pada hari yang sama, sehingga secara resmi menjadi pemimpin Abkhazia.<ref>{{harvnb|Bgazhba|1965|p=39}}</ref> Ia menduduki posisi tersebut hingga 17 April 1930 setelah dewan tersebut dibubarkan dan diganti oleh Presidium Komite Eksekutif Pusat, walau Lakoba tetap bertahan sebagai pemimpin.<ref name="Kuprava 463"/> Walaupun ia dihormati oleh sesama pejuang revolusi, Lakoba tidak pernah mendapat peranan penting dalam [[Partai Komunis Uni Soviet|Partai Komunis]] dan menolak untuk menghadiri berbagai pertemuan partai. Ia lebih memilih menggunakan koneksi dengan pejabat untuk mempertahankan pengaruhnya.<ref name="Kotkin 137"/><ref name="Blauvelt 207">{{harvnb|Blauvelt|2007|p=207}}</ref>
 
=== Lakoba selama berkuasa ===
[[Berkas:Georgian soviet republic1922.png|jmpl|left|RSS Georgia pada tahun 1922. RSS Abkhazia ditandai dengan warna merah muda.|alt=Peta Georgia pada tahun 1922, menunjukkan wilayah otonom Abkhazia, Adjara, dan Ossetia Selatan]]
Sebagai pemimpin di Abkhazia, Lakoba berkuasa mutlak dengan kendali penuh sampai Abkhazia terkadang dijuluki sebagai 'Lakobistan'.<ref name="Kotkin 137"/> Lakoba berteman baik dengan beberapa tokoh Bolshevik, seperti [[Sergo Orjonikidze]], [[Sergei Kirov]], dan [[Lev Kamenev]]. Namun hubungan Lakoba dengan Stalin yang paling berperan dalam naiknya nama Lakoba menuju kekuasaan.<ref name="Blauvelt 236">{{harvnb|Blauvelt|2012a|p=236}}</ref> Stalin menyukai Lakoba karena mereka berdua memiliki banyak kesamaan. Mereka berdua berasal dari Kaukasus, hidup tanpa sosok ayah ([[Besarion Jughashvili|ayah Stalin]] pergi untuk bekerja ketika Stalin masih muda), dan mereka bersekolah di seminari yang sama. Stalin mengagumi kemampuan menembak Lakoba dan kontribusinya selama Perang Saudara.<ref>{{harvnb|Lakoba|2004|p=106}}</ref> Familiar dengan Abkhazia ketika waktu revolusi, Stalin mempunyai [[dacha]] di wilayah Abkhazia dan sering berlibur di sana selama 1920-an. Terkadang Stalin melawak dengan melontarkan kalimat, "Aku Koba, dan kamu Lakoba" ("Я Коба, а ты Лакоба" dalam bahasa Rusia; Koba merupakan salah satu nama samaran Stalin selama masa revolusi).<ref name="Kotkin 137"/><ref name="Blauvelt 208"/>
 
Karena peranan Lakoba dalam membantu Stalin berkuasa yang membuat Lakoba menjadi orang terdekat Stalin. Ketika Lenin meninggal pada Januari 1924, [[Leon Trotsky]] yang merupakan lawan berat Stalin untuk berkuasa, sedang berada di Sukhumi karena alasan kesehatan. Lakoba memastikan bahwa Trotsky tetap terisolasi dari dunia luar selama Lenin meninggal dan dimakamkan. Hal ini membantu Stalin untuk meneguhkan kekuasaanya.<ref name="Blauvelt 207"/><ref>{{harvnb|Lakoba|2004|pp=97–99}}</ref> Walau Lakoba dan Stalin mungkin sempat bertemu ketika Perang Saudara, keduanya baru bertemu secara resmi pada [[Kongres Partai Komunis Rusia (Bolshevik) XIII|Kongres Partai ke-13]] di Moskwa pada Mei 1924.<ref>{{harvnb|Lakoba|2004|p=101}}</ref><ref>{{harvnb|Blauvelt|2007|pp=207–208}}</ref>
 
Lakoba memanfaatkan hubungannya dengan Stalin untuk keuntungan pribadi dan Abkhazia. Khawatir bahwa Abkhaz dapat terabaikan dalam [[Republik Sosialis Soviet Georgia]] (RSS Georgia), dia berusaha untuk mempertahankan Abkhazia sebagai republik sosialis soviet seutuhnya. Dia kemudian terpaksa menerima perubahan status wilayah menjadi bagian dari Georgia.<ref>{{harvnb|Kotkin|2017|p=138}}</ref><ref>{{harvnb|Saparov|2015|pp=51–60}}</ref> Abkhazia yang telah menjadi bagian dari RSS Georgia kemudian bergabung bersama dengan [[RSS Armenia]] dan [[RSS Azerbaijan]] menjadi [[Republik Sosialis Federasi Soviet Transkaukasia]] pada tahun 1922.<ref>{{harvnb|Hewitt|1993|p=271}}</ref> Lakoba umumnya menghindari berhubungan melalui Partai Komunis karena hal tersebut berarti dia harus berhadapan dengan pejabat di Tbilisi, Georgia. Ia memilih menggunakan koneksi orang dalam untuk langsung melapor ke Moskwa.<ref name="Blauvelt 236"/> Lakoba mengawasi penerapan dari [[korenizatsiya]], kebijakan yang diterapkan di seluruh Uni Soviet untuk memajukan etnis minoritas. Penerapan kebijakan tersebut di Abkhazia hanya menguntungkan bagi orang terdekat Lakoba.<ref>{{harvnb|Blauvelt|2012a|p=237}}</ref> Sebagai bentuk penghargaan kepemimpinan Lakoba, ia dan Abkhazia dianugrahi penghargaan [[Ordo Lenin]] pada 15 Maret 1935. Acara penganugrahan tersebut diundur hingga tahun depan agar bertepatan dengan 15 tahun pendirian Bolshevik di Abkhazia. Pada Desember 1935 di Moskwa, Lakoba dianugrahi [[Bintang Panji Merah]] sebagai penghargaan atas usahanya selama Perang Saudara.<ref>{{harvnb|Lakoba|2004|p=108}}</ref>
 
Sebagai pemimpin, Lakoba sangat populer di mata rakyatnya. Hal tersebut tidak seperti pemimpin etnis minoritas lain di Uni Soviet yang biasanya memiliki kecurigaan dengan warganya dan dianggap perwakilan dari Uni Soviet ketimbang etnisnya.<ref>{{harvnb|Blauvelt|2012b|pp=83–84}}</ref> Ia mengunjungi beberapa desa di Abkhazia, Bgazhba menuliskan, "Lakoba ingin agar mengetahui keadaan hidup rakyat".<ref>{{harvnb|Bgazhba|1965|p=45}}</ref> Berbeda dengan pemimpin Bolshevik lainnya, Lakoba bersikap tenang, elegan, dan menghindari berteriak ketika berpendapat.<ref name="Kotkin 137"/> Dia juga dikenal karena mudah dijangkau oleh rakyat: sebuah laporan pada tahun 1924 yang ditulis oleh wartawan Zinaida Rikhter menyatakan bahwa:
 
{{Quote|text="Di Sukhum, hanya di ruang terima tamu presidium bisa kita temukan identitas rakyat Abkhazia. Kepada Nestor, rakyat satu per satu memanggil dia, mereka datang dengan hal sekecil apapun, melangkahi seluruh jalur resmi, dengan keyakinan bahwa dia akan mendengar mereka dan membuat keputusan. Pemimpin Abkhazia, Kamerad Lakoba, dicintai rakyat dan seluruh populasi."<ref>{{harvnb|Lakoba|2004|p=99}}</ref>}}
 
== Catatan kaki ==