Suku Lio: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Akbargare (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Akbargare (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
 
{{Infobox ethnic group
'''Suku Lio''' adalah suku tertua dan suku terbesar yang ada di [[pulau Flores]], beradapopulasi dimasyarakat suku lio menempati kecamatan wolowaru , kecamatan Ndona, kecamatan Detusoko, kecamatan Lio Timur, kecamatan Mourole, kecamatan detukeli, kecamatan ndori, kecamatan Kelimutu, kecamatan maukaro , kecamatan lepembusu kelisoke, kecamatan wolojita dan kecamatan wewaria. mendominasi hampir 85 % wilayah kabupaten Ende. Suku lio juga menempati bagian barat wilayah Kabupaten Sikka yakni: kecamatan Paga, kecamatan Mego, kecamatan Tanawawo, dan kecamatan Magepanda.
|group = Suku Lio
|image
'''Suku Lio''' adalah suku tertua yang ada di [[pulau Flores]], berada di kecamatan wolowaru , kecamatan Ndona, kecamatan Detusoko, kecamatan Lio Timur,kecamatan Mourole, kecamatan detukeli, kecamatan ndori, kecamatan Kelimutu, kecamatan maukaro , kecamatan lepembusu kelisoke, kecamatan wolojita dan kecamatan wewaria. mendominasi hampir 85 % wilayah kabupaten Ende. Suku lio juga menempati bagian barat wilayah Kabupaten Sikka yakni: kecamatan Paga, kecamatan Mego, kecamatan Tanawawo, dan kecamatan Magepanda.
Dahulu diceritakan suku Lio adalah manusia pertama di wilayah Ende Lio turun dari gunung tertinggi yaitu gunung [[Lepembusu Kelisoke, Ende|Lepembusu]] yang berada di kawasan pemukiman desa Wolotolo. Suku Lio di desa Wolotolo dipimpin oleh empat Mosa Laki ([[kepala suku]]) dan tujuh Kopo Kasa (wakil kepala suku). Kepala suku dan Kopo Kasa memegang peranannya masing-masing sesuai dengan tugas yang diamanatkan turun temurun dari nenek moyang sebelumnya. Keempat kepala suku bertempat tinggal di sao ria (rumah besar) masing-masing. Suku Lio di Desa Wolotolo memiliki berbagai macam elemen permukiman adat bangunan mulai dari sao ria (rumah besar), sao keda (tempat musyawarah), kanga (arena lingkaran), tubu musu (tugu batu), rate (kuburan) dan kebo ria (lumbung). Bangunan-bangunan adat suku Lio ini memiliki berbagai macam bentuk sesuai dengan fungsinya masing-masing <ref>https://ruas.ub.ac.id/index.php/ruas/article/viewFile/117/132</ref>