Suku Kokoda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: mas kawin → maskawin (2)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 4:
Secara garis besar, jumlah penduduk Kokoda yang bertempat di Kelurahan Klasabi berjumlah 6.528 jiwa pada tahun 2010. Mayoritas, Suku Kokoda bekerja di sektor formal dan informal seperti guru, buruh tani, buruh nelayan, dan buruh bangunan. Selain itu, banyak di antara Suku Kokoda yang memilih untuk menjual [[kayu]] dan [[batu karang]]. Meskipun sebagian besar lebih memilih untuk menjadi buruh nelayan, mereka juga mulai mempraktikan kegiatan [[pertanian]] selama menetap. Hal itu mereka lakukan karena banyaknya pendatang dari luar [[Papua]] yang menetap di lingkungan tempat tinggal mereka. Mencukupi makanan melalui kegiatan [[pertanian]] secara mandiri perlu untuk mereka lakukan.<ref>Wekke, Ismail Suardi. 2012. Pesantren dan Pengembangan Kurikulum Entrepreneurship: Kajian Pesantren Roudahtul Khuffadz Sorong Papua Barat. INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol. 6, No. 2, Desember 2012: 205-226</ref>
 
Dalam hal keagamaan, Suku Kokoda menganut dua agama besar, yaitu [[Islam]] dan [[Kristen Protestan]]. Islam masuk ke wilayah mereka pada tahun 1960abad ke-an15. Masuknya [[Agama Islam]] ke wilayah tersebut tidak terlepas dari peran [[Sultan Tidore]] yang bernama Syekh Alam Syah. Meskipun terdapat dua perbedaan agama besar, Suku Kokoda hidup sangat rukun dan berdampingan satu sama lain. Hampir tidak pernah dijumpai konflik agama terjadi dalam kehidupan mereka. Sesuatu yang terlihat justru hubungan yang harmonis dan tolong menolong satu sama lain. Seperti misalnya, ketika umat [[Islam]] menggelar perayaan hari besar keagamaan seperti Isra’ Miraj dan [[Idulfitri]], yang ditunjuk menjadi ketua pelaksana justru Suku Kokoda dari agama [[Kristen Protestan]]. Begitu pula ketika umat Kristen akan menggelar perayaan hari besar agama seperti [[Hari Raya Natal]], yang ditunjuk menjadi ketua pelaksana justru Suku Kokoda yang beragama Islam. Di wilayah tempat mereka tinggal terhitung ada 5 masjid, 2 mushola, dan 4 gereja.
 
Dalam hal pendidikan, Suku Kokoda terhitung masih sedikit yang bersentuhan dengan dunia pendidikan. Banyak di antara mereka yang tidak menyelesaikan pendidikan [[Sekolah menengah atas]]. Mereka yang menyelesaikan pendidikan hingga ke tingkat perguruan tinggi (S1) umumnya adalah para pemuka agama dari kalangan mereka sendiri. Namun demikian, beberapa kalangan dari kelompok mereka juga ada yang telah mengerti akan pentingnya pendidikan. Terutama bagi yang beragama Islam, mereka membangun yayasan pendidikan berbasis [[pesantren]] sebagai tempat belajar bagi generasi muda di sana.