Baabullah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Swarabakti (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Swarabakti (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 75:
Di bawah kepemimpinan Baabullah, Kesultanan Ternate menggapai masa jayanya. Kombinasi dari pengaruh sosiopolitik agama Islam, imbas dari keberadaan Portugis (yang sebelumnya menyuplai persenjataan serta mendorong penyeragaman pertanian cengkeh demi efisiensi), serta harga cengkeh yang semakin melonjak, memperkuat dan memperluas cengkeraman Ternate atas jalur perdagangan rempah.{{sfnp|Lieberman|2009|p=853–⁠854}} Pada awal masa pemerintahannya, Sultan mengirimkan armada untuk menaklukan Buru, Seram, dan sebagian wilayah Ambon. Pada tahun 1580 negeri-negeri di [[Sulawesi Utara]] juga ditaklukkan. Tradisi setempat menyebutkan bahwa Ternate menggabungkan strategi interferensi atas persaingan kekuasaan internal dan politik perkawinan untuk mendapatkan pengaruh. Raja Humonggilu dari [[Limboto, Gorontalo|Limboto]], misalnya, meminta bantuan Ternate untuk mengalahkan saingannya, Raja Pongoliwu dari [[Gorontalo]]. Humonggilu lalu menikahi adik Baabullah, Jou Mumin.{{sfnp|Liputo|1949|loc=Vol. XI, hlm. 40}} Sementara, saudari dari raja yang dikalahkan dibawa ke Ternate untuk dinikahkan dengan seorang bangsawan. Baabullah sendiri dsiebut-sebut menikahi seorang putri dari [[Teluk Tomini]] bernama Owutango, yang memiliki peran penting dalam penyebaran agama Islam di kawasan tersebut.{{sfnp|Liputo|1950|loc=Vol. XII, hlm. 23, 26–7}} Pada ekspedisi tahun 1580 wilayah [[Kerajaan Banggai|Banggai]], [[Bungku|Tobungku]] (keduanya di Sulawesi Timur), Tiworo (Sulawesi Tenggara) dan [[Kesultanan Buton|Buton]] juga jatuh ke dalam kuasa Sultan. Pengaruh Ternate bahkan mencapai [[Solor]], yang menjadi gerbang bagi perdagangan [[cendana]] di Timor,<ref>Arend de Roever (2002) ''De jacht op sandelhout; De VOC en de tweedeling van Timor in de zeventiende eeuw''. Zutphen: Walburg Pers, p. 72.</ref> serta [[Kepulauan Banda]] tempat penghasil [[pala]].<ref>Peter Lape ''Contact and conflict in the Banda Islands, Eastern Indonesia, 11th-17th centuries''. PhD thesis, Brown University, p. 64.</ref>
 
[[File:Kastella, Portuguese built in 1522, shown in 1607.jpg|thumb|right|upright=1.35|Benteng Gammalamo yang sempat dijadikan kediaman Baabullah, sebagaimana digambarkan dalam sebuah sketsa dari tahun 1607. Struktur asli benteng berada di kiri bawah.]]
Daftar wilayah jajahan Ternate yang disusun oleh sumber Spanyol pada sekitar tahun 1590 juga menyebut Mindanao, [[Raja Ampat|Kepulauan Papua]] (Raja Ampat) serta [[Kesultanan Bima|Bima]] dan Kore di [[Pulau Sumbawa|Sumbawa]], walaupun sepertinya wilayah-wilayah ini tidak terlalu terikat dengan Ternate.{{sfnp|Tiele|1877–⁠1887|loc=Bagian V:1, hlm. 161–162}} Meski kawasan-kawasan yang jauh dari Ternate hanya merupakan [[negara pembayar upeti]] yang lumayan merdeka, banyak pula wilayah yang diperintah oleh wakil (bergelar ''sangaji'') yang ditunjuk langsung oleh Sultan. Karena luas wilayah kekuasaannya, Baabullah juga dijuluki sebagai "Penguasa 72 Pulau", sebagaimana dicatat oleh sejarawan dan ahli geografi Belanda [[François Valentijn]] (1724).<ref>François Valentijn (1724) ''Oud en Nieuw Oost-Indien'', Vol. I. Amsterdam: Onder de Linden, p. 208.[https://archive.org/details/oudennieuwoostin01vale/page/208/mode/2up]; similarly denominated in Bartholomew Leonardo de Argensola (1708), p. 55.[https://archive.org/details/aad4285.0001.001.umich.edu/page/55/mode/2up]</ref> Pada masa ini, Ternate merupakan negara terkuat di kawasan Timur Nusantara. Menurut sumber-sumber Spanyol, Baabullah memiliki kekuatan untuk memanggil 2.000 ''kora-kora'' dan 133.300 tentara dari [[Sulawesi]] hingga [[Pulau Papua|Papua]] di bawah panjinya.{{sfnp|Tiele|1877–⁠1887|loc=Bagian V:1, hlm. 161–⁠162}}