Memang tidak bisa dimungkiri bahwa keberadaan sebagian besar masyarakat Betawi masa kini agak terpinggirkan oleh modernisasi di lahan lahirnya sendiri. Namun tetap ada optimisme dari masyarakat Betawi terhadap generasi mendatang yang justru akan menopang modernisasi tersebut.
== Profesi ==
Di [[Jakarta]], orang Betawi sekarang sebagai hasil asimilasi antar suku bangsa, sebelum era [[Orde Baru]], terbagi atas beberapa profesi menurut lingkup wilayah ([[kampung]]) mereka masing-masing. Semisal di kampung [[Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat|Kemanggisan]] dan sekitaran Rawabelong banyak dijumpai para petani kembang ([[anggrek]], [[kamboja]] Jepang, dan lain-lain) dan secara umum banyak menjadi guru, pengajar, dan pendidik. Profesi pedagang, pembatik juga banyak dilakoni oleh kaum betawi. Petani dan pekebun juga umum dilakoni oleh warga Kemanggisan.
Kampung yang sekarang lebih dikenal dengan [[Kuningan, Jakarta Selatan|Kuningan]] adalah tempat para peternak [[sapi perah]]. Kampung Kemandoran di mana tanah tidak sesubur Kemanggisan. Mandor, bek, jagoan silat banyak di jumpai disana semisal Ji'ih teman seperjuangan [[Si Pitung]] dari Rawabelong. Di kampung Paseban banyak warga adalah kaum pekerja kantoran sejak zaman Belanda, meski kemampuan [[pencak silat]] mereka juga tidak diragukan. Guru, pengajar, ustaz, dan profesi pedagang eceran juga kerap dilakoni.
Warga [[Tebet, Jakarta Selatan|Tebet]] aslinya adalah orang-orang Betawi gusuran [[Senayan]], karena saat itu program [[Ganefo]] yang dicetuskan oleh Bung Karno menyebabkan warga Betawi eksodus ke Tebet dan sekitarnya untuk "terpaksa" memuluskan pembuatan kompleks olahraga [[Gelora Bung Karno]] yang dikenal sekarang ini.
<!-- Catatan: sembunyikan sementara opini. Naval Scene
Dan banyak lagi, namun secara umum hampir semua profesi yang ada biasa dilakukan oleh kaum Betawi juga. Namun karena secara umum warga Betawi bukan warga yang sektarian macam warga daerah lainnya, kaum Betawi adalah kaum yang egaliter, kosmopolitan, modern dalam arti sesungguhnya yaitu menghargai pluralitas baik budaya, ras, kuliner, bahkan agama dan kepercayaan sehingga menonjolkan rasa kedaerahan lebih mengarah pada nilai-nilai Islam yang menjadi dasar way of life-nya mereka.
-->
Karena salah satu asal-muasal berkembangnya suku Betawi adalah dari asimilasi (orang Nusantara, Tionghoa, India, Arab, Belanda, Portugis, dan lain-lain), profesi masing-masing kaum disesuaikan pada cara pandang etnis dan bauran etnis dasar masing-masing.
<!--
Namun sekarang nilai-nilai kebetawian mencoba untuk "diangkat" oleh orang-orang non-Betawi, sehingga tata nilai, acuan mereka sangat subjektif dan justeru mencerminkan nilai-nilai sektarian, kedaerahan mereka. Mereka lupa, pada dasarnya tidak ada etnis Betawi. Yang ada adalah orang-orang dari:
1. Kampung Kemanggisan
2. Kampung Melayu
3. Kampung Rawa Belong
4. Kampung Kemandoran
5. Kampung Batusari
6. Kampung Slipi
7. Kampung Juraganan (Sekarang Permata Hijau)
8. Kampung Paseban
9. Kampung Kwitang
10. Kampung Tugu
11. Kampung Tomang
12. Dan lain-lain.
Artinya mereka membawa budaya, cara pandang, profesi, gaya bicara, bahasa, kuliner, keyakinan mereka masing-masing yang memang cenderung tidak jauh berbeda meski pada dasarnya berbeda.
-->
== Tokoh ==
|