Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Surya tama85 (bicara | kontrib)
Perbaiki bagian inovasi teknologi
Surya tama85 (bicara | kontrib)
Perbarui teknologi tepat guna
Baris 166:
 
Pesawat tersebut dibuat untuk menjaga kedaulatan nasional demi mencegahnya [[terorisme]], penyelundupan, pembajakan, pencurian [[Sumber daya alam|SDA]], [[pembalakan liar]], pengambilan ikan secara liar, hingga ancaman di daerah perbatasan.<ref>{{Cite web|last=Prima|first=Erwin|date=2019-12-31|title=Drone Tipe MALE, Inovasi BPPT untuk Kemandirian Alutsista|url=https://tekno.tempo.co/read/1289413/drone-tipe-male-inovasi-bppt-untuk-kemandirian-alutsista|website=Tempo|language=en|access-date=2020-08-18}}</ref>
 
=== Teknologi tepat guna ===
 
==== Ex vitro ====
Ex vitro merupakan teknologi memperbanyak benih tanaman secara vegetatif. Melalui teknologi ini, petani dapat memperbanyak benih unggul dengan cara yang sederhana, cepat, dan murah.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Teknologi Ex Vitro BPPT, Cara Mudah Dapatkan Benih Unggul Berkualitas|url=https://bppt.go.id/teknologi-agroindustri-dan-bioteknologi/2975-teknologi-ex-vitro-bppt-cara-mudah-dapatkan-benih-unggul-berkualitas|website=BPPT|language=|access-date=2020-08-20}}</ref>
 
BPPT telah melakukan penyemaian benih ex vitro di berbagai daerah, yaitu [[Kepulauan Bangka Belitung|Bangka]] ([[lada]]), [[Kota Batu|Batu]] ([[kentang]]), [[Kabupaten Bantaeng|Bantaeng]] (saitomo), Pemalang (jahe merah), Aceh ([[kakao]]), dan Bojonegoro ([[jati]]).<ref>{{Cite web|date=2018-01-22|title=Petani Desa Sumber Brantas Dibantu Perbanyak Benih Kentang Ex Vitron|url=https://www.malangtimes.com/baca/24309/20180122/174130/petani-desa-sumber-brantas-dibantu-perbanyak-benih-kentang-ex-vitron|website=Malang TIMES|language=id|access-date=2020-08-20}}</ref>
 
==== Air siap minum ====
BPPT membangun teknologi air siap minum (arsinum) dengan sistem [[sterilisasi]] [[ultraviolet]]. Teknologi ini memiliki 2 jenis, yaitu Arsinum Fix (unit pengolahan air dalam bangunan permanen) dengan kapasitas 5.000 liter dan Arsinum Mobile (unit pengolahan air menggunakan mobil gardan ganda) dengan kapasitas 4.000 liter yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air minum 2.000 orang per hari per unitnya.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Arsinum, Teknologi Air Siap Minum Buatan BPPT Untuk Para Korban Gempa - National Geographic|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/13950801/arsinum-teknologi-air-siap-minum-buatan-bppt-untuk-para-korban-gempa|website=National Geographic Indonesia|language=id|access-date=2020-08-20}}</ref>
 
Arsinum Mobile didistribusikan kepada 20 hingga 80 kepala keluarga dengan total mencapai 65.000 liter selama operasi penanganan bencana.<ref>{{Cite web|last=Wuragil|first=Zacharias|date=2020-01-14|title=Arsinum Mobile, Cara BPPT Olah Air Banjir Jadi Siap Minum|url=https://tekno.tempo.co/read/1295003/arsinum-mobile-cara-bppt-olah-air-banjir-jadi-siap-minum|website=Tempo|language=en|access-date=2020-08-20}}</ref> Pengoperasiannya menggunakan [[Generator listrik|genset]] atau [[panel surya]], serta dibutuhkan maksimal 2.000 W saat beroperasi.<ref>{{Cite web|last=BeritaSatu.com|first=|date=|title=BPPT Kirim Teknologi Pengolahan Air Siap Minum ke Palu|url=https://www.beritasatu.com/feri-awan-hidayat/nasional/526613/bppt-kirim-teknologi-pengolahan-air-siap-minum-ke-palu|website=Beritasatu|language=id|access-date=2020-08-20}}</ref>
 
==== Ikan nila ====
[[Ikan nila]] Salina merupakan program ketahanan pangan nasional yang dikembangkan untuk mengantisipasi dampak [[pemanasan global]] yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut ke wilayah [[Tambak ikan|tambak]] dan berakibat tingginya kandungan garam di lahan tambak.<ref name=":3">{{Cite web|last=|first=|date=|title=BPPT Terapkan Inovasi Budidaya Ikan Nila Salina di Kota Pontianak|url=https://www.bppt.go.id/teknologi-agroindustri-dan-bioteknologi/3038-bppt-terapkan-inovasi-budidaya-ikan-nila-salina-di-kota-pontianak|website=BPPT|language=|access-date=2020-08-20}}</ref> Ikan nila ini merupakan jenis yang dapat tumbuh baik di lingkungan perairan dengan kadar garam tinggi antara 20-25 ppt.<ref name=":3" />
 
Budidaya ikan nila ini tidak membutuhkan waktu lama, hanya membutuhkan sekitar 4-5 bulan dan mampu hidup di tambak maupun laut.<ref name=":4">{{Cite web|last=|first=|date=|title=Ikan Nila Kini Mampu Hidup di Air Laut|url=https://www.bppt.go.id/teknologi-agroindustri-dan-bioteknologi/2239-ikan-nila-kini-mampu-hidup-di-air-laut|website=BPPT|language=|access-date=2020-08-20}}</ref> Ikan nila ini juga memiliki kandungan gizi tinggi dengan komposisi [[protein]] sebesar 78,76%, [[lemak]] sebesar 6,19%, serat kasar 4,2%, kandungan abu 10,84%, asam lemak omega 3-6-9, serta EPA/DHA.<ref name=":4" />
 
==== Pakan sapi berbahan limbah sawit ====
Hingga tahun 2018, 40% dari konsumsi total daging sapi domestik di Indonesia masih mengandalkan impor. Sementara itu, Indonesia memiliki 14,03 juta hektar perkebunan [[Elaeis (kelapa sawit)|sawit]] dengan 4,4 juta area yang berpotensi untuk diintegrasikan dengan ternak sapi.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=4,4 Juta Ha Lahan Sawit Potensial untuk Integrasi Sapi Sawit|url=https://www.beritasatu.com/irawati-diah-astuti/nasional/581664/44-juta-ha-lahan-sawit-potensial-untuk-integrasi-sapi-sawit|website=Beritasatu|language=id|access-date=2020-08-20}}</ref> Namun, hanya 132.000 hektar yang berhasil dimanfaatkan dengan 66.000 ekor sapi.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=2019-10-25|title=BPPT Kaji Pembiakan Sapi di Lahan Sawit|url=https://www.bpdp.or.id/BPPT-Kaji-Pembiakan-Sapi-di-Lahan-Sawit|website=BPDP|language=Id|access-date=2020-08-20}}</ref>
 
BPPT menerapkan inovasi pakan sapi berbahan limbah sawit dan menjadikannya pakan ternak yang mengandung nutrisi tinggi.<ref>{{Cite web|date=2018-01-11|title=BPPT Ubah Limbah Sawit Jadi Pakan Sapi|url=https://republika.co.id/share/p2covj284|website=Republika Online|language=id|access-date=2020-08-20}}</ref> Pakan sapi ini sudah dilakukan oleh pemerintah Riau dan mampu meningkatkan bobot sapi, serta diharapkan untuk mengurangi ketergantungan sapi impor.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Dukung Ketahanan Pangan Nasional, BPPT Terapkan Integrasi Sawit Sapi Di Kabupaten Pelalawan|url=https://www.bppt.go.id/teknologi-agroindustri-dan-bioteknologi/3725-dukung-ketahanan-pangan-nasional-bppt-terapkan-integrasi-sawit-sapi-di-kabupaten-pelalawan|website=BPPT|language=|access-date=2020-08-20}}</ref>
<!--
BPPT menghasilkan produk inovasi yang memerhatikan aspek tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), yaitu: