Konflik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Deluluna (bicara | kontrib)
Penambahan pranala dalam
Deluluna (bicara | kontrib)
Penambahan sumber referensi dan dan perubahaan gaya penulisan
Baris 7:
== Definisi Konflik ==
=== Konflik Menurut Stephen W. Robbin ===
Robbin mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai ''The Conflict Paradoks'', yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik <ref>{{Cite book|last=Robbins, Stephen P., 1943-|url=https://www.worldcat.org/oclc/848756214|title=Organizational behavior|location=Boston|isbn=978-0-13-350764-5|edition=Edition 16|others=Judge, Tim.|oclc=848756214}}</ref>. Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:
 
# Pandangan tradisional ''(The Traditional View)''. Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari. Konflik disinonimkandisetarakan dengan istilah kekerasan ''(violence)'', kerusakan ''(destruction)'', dan tidak rasional ''(irrationality)''. Konflik ini merupakan suatu hasil [[disfungsional]] akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang – orang, dan kegagalaan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan.
# Pandangan hubungan manusia ''(The Human Relation View)''. Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di dalam kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena di dalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar anggota. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi. Dengan kata lain, konflik harus dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan inovasi atau perubahan di dalam tubuh kelompok atau organisasi.
# Pandangan interaksionis ''(The Interactionist View)''. Pandangan ini cenderung mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat, kritis – diri, dan kreatif.
 
=== Konflik Menurut Stoner dan Freeman ===