Sulfonilurea: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syifa annaura (bicara | kontrib)
menambah konten artikel
Syifa annaura (bicara | kontrib)
mengedit artikel
Baris 4:
Sulfonilurea ditemukan pada tahun 1942, ketika ahli kimia Marcel Janbon dan kawan-kawannya mengamati bahwa beberapa sulfonamida menghasilkan hipoglikemia pada hewan percobaan.  Dari pengamatan ini, karbutamid (1-butil-3-sulfonilurea) disintesis. Karbutamid adalah sulfonilurea pertama yang digunakan untuk mengobati diabetes, tetapi kemudian ditarik dari pasaran karena efeknya yang merugikan pada sumsum tulang.<ref>{{Cite journal|last=Sola|first=Daniele|last2=Rossi|first2=Luca|last3=Schianca|first3=Gian Piero Carnevale|last4=Maffioli|first4=Pamela|last5=Bigliocca|first5=Marcello|last6=Mella|first6=Roberto|last7=Corlianò|first7=Francesca|last8=Fra|first8=Gian Paolo|last9=Bartoli|first9=Ettore|date=2015-08-12|title=Sulfonylureas and their use in clinical practice|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4548036/|journal=Archives of Medical Science : AMS|volume=11|issue=4|pages=840–848|doi=10.5114/aoms.2015.53304|issn=1734-1922|pmc=4548036|pmid=26322096}}</ref>
 
Pada 1960-an beberapa sulfonylurea tersedia;  mereka secara tradisional diklasifikasikan menjadi 2 kelompok (atau generasi).  Gliclazide, glipizide, glibenclamide dan glimepiride adalah sulfonylureas generasi kedua, saat ini digunakan, sedangkan obat generasi pertama (seperti tolbutamide dan chlorpropamide) tidak lagi digunakan.  Obat generasi kedua sama efektifnya dalam menurunkan konsentrasi glukosa darah, tetapi terdapat perbedaan dalam absorpsi, metabolisme dan dosis (Tabel I).