Jagung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12:
[[Berkas:Guila Naquitz cave.jpg|jmpl|200px|Gua Guila Naquitz di [[Oaxaca]], Meksiko, lokasi ditemukannya sisa jagung tertua di dunia.]]
 
Petunjuk-petunjuk [[arkeologi]] mengarah pada budidaya jagung primitif di bagian selatan [[Meksiko]], [[Amerika Tengah]], sejak 7 000 tahun lalu. Sisa-sisa tongkol jagung kuno yang ditemukan di Gua Guila Naquitz, Lembah [[Oaxaca]] berusia sekitar 6250 tahun; tongkol utuh tertua ditemukan di gua-gua dekat [[Tehuacan]], [[Puebla]], Meksiko, berusia sekitar 3450 SM.<ref>{{cite news|url=http://agron-www.agron.iastate.edu/Courses/agron212/readings/corn_history.htm|work = Iowa State University, Department of Agronomy|title= Origin, History and Uses of Corn|date= 11 Februari 2014}}</ref><ref>Roney, John (2009). "The Beginnings of Maize Agriculture". ''Archaelogy Southwest'' 23 (1):4</ref>

Bangsa [[Bangsa Olmek|Olmek]] dan [[Bangsa Maya|Maya]] ditengarai sudah membudidayakan di seantero [[Amerika Tengah]] sejak 10 000 tahun yang lalu dan mengenal berbagai teknik pengolahan hasil. Teknologi ini dibawa ke [[Amerika Selatan]] ([[Ekuador]]) sekitar 7 000 tahun yang lalu, dan mencapai daerah pegunungan di selatan [[Peru]] pada 4 000 tahun yang lalu. Pada saat inilah berkembang jagung yang beradaptasi dengan suhu rendah di kawasan [[Pegunungan Andes]].<ref>Bakalar, Nicholas. [http://news.nationalgeographic.com/news/2006/03/0302_060302_peru_corn.html Corn, Arrowroot Fossils in Peru Change Views on Pre-Inca Culture]. National Geographic News. Edisi 2 Maret 2006</ref>. Sejak 2500 SM, tanaman ini telah dikenal di berbagai penjuru [[Benua Amerika]]<ref name="archsouth">{{Cite journal|last=Roney|first=John|title=The Beginnings of Maize Agriculture|journal=Archaeology Southwest|volume= 23|issue= 1|date=Winter 2009|page= 4}}</ref>.
 
Kedatangan orang-orang Eropa sejak akhir abad ke-15 membawa serta jenis-jenis jagung ke [[Dunia Lama]], baik ke [[Eropa]] maupun [[Asia]]. Penyebaran jagung ke Asia dipercepat dengan terbukanya jalur barat yang dipelopori oleh armada pimpinan [[Ferdinand Magellan]] melintasi [[Samudera Pasifik]]. Di tempat-tempat baru ini jagung relatif mudah beradaptasi karena tanaman ini memiliki [[plastisitas fenotipe]] yang tinggi.
 
Jagung sudah masuk [[Nusantara]] sebelumdiperkirakan bangsapada Eropa mulai berlayarabad ke-16 seluruholeh duniapenjelajah Portugis<ref>[http://www.nal.usda.gov/research/maize/chapter6.shtml DiMilho, JawaMakk, istilahand jagungYu sudahMai: adaEarly darijourney masaof [[kerajaanmaize Kadiri]]to pra-[[Majapahit]] atau mungkin sebelum itu (sebelum abad ke-11)Asia.<ref name=":0">{{CiteChapter web|url=https6://www.nusantarareview.com/jagung-telah-ada-di-era-majapahit.html|title=Jagung TelahMaize Adain Dithe Erasoutheast MajapahitAsian archipelago Nusantaraand Review|website=www.nusantarareview.com|access-date=2020-04-30}}Australia]</ref>. Akibat riwayat yang cukup tua ini, berbagai macam nama dipakai untuk menyebutnya. Kata "jagung" menurut [[Denys Lombard]] merupakan penyingkatan dari ''jawa agung'', berarti "jewawut besar"<ref name="dlombard">Lombard, D. 1996. ''Jaringan Asia''. Penerbit Gramedia. p. 263.</ref>, nama yang digunakan [[bahasa Jawa|orang Jawa]] dan diadopsi ke dalam [[bahasa Melayu]]. Namun, kata "''agung''" tidak ada dalam bahasa Jawa kuna, sehingga pendapat ini keliru. Disebutkan dalam Parthayajña 12.5 bahwa jewawut dengan jagung adalah tanaman yang berbeda.<ref name=":0" /> Beberapa nama lokal adalah ''jagong'' (Sunda, Aceh, Batak, Ambon), ''jago'' (Bima), ''jhaghung'' ([[bahasa Madura|Madura]]), ''rigi'' (Nias), ''eyako'' (Enggano), ''wataru'' (Sumba), ''latung'' (Flores), ''fata'' (Solor), ''pena'' (Timor), ''gandung'' (Toraja), ''kastela'' (Halmahera), ''telo'' (Tidore), ''binthe'' atau ''binde'' ([[bahasa Gorontalo|Gorontalo]] dan Buol), dan ''barelle´'' ([[bahasa Bugis|Bugis]])<ref>[http://bebas.vlsm.org/v12/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku1/1-295.pdf Zea mays L.]. Laman tanaman obat Departemen Kesehatan</ref> dan ''biralle'' ([[bahasa Makassar|Makassar]]). Di kawasan timur Indonesia juga dipakai luas istilah ''milu''<ref>[http://masbudhi.com/milu-siram-yang-menggoda-selera/ Sop jagung “Milu siram” yang menggoda selera]. Blog untuk Sup Jagung Siram.</ref>, yang nyata-nyata merupakan adaptasi dari kata ''milho'', berarti "jagung", dalam [[bahasa Portugis]].
 
Kata "jagung" menurut [[Denys Lombard]] merupakan penyingkatan dari ''jawa agung'', berarti "jewawut besar"<ref name="dlombard">Lombard, D. 1996. ''Jaringan Asia''. Penerbit Gramedia. p. 263.</ref>, nama yang digunakan [[bahasa Jawa|orang Jawa]] dan diadopsi ke dalam [[bahasa Melayu]].
 
== Botani ==