Sidang ini dilakukan tanggal 30 Januari sampai dengan 3 Februari 1944. Sidang ini membahas pertanyaan ''Saiko Shikikan'' yaitu ''bagaimana cara praktis dan nyata yang dilakukan oleh penduduk untuk menyempurnakan susunan kekuatan di Pulau Jawa yang sudah siap untuk peperangan yang harus berujung dengan kemenangan''. Dalam sidang ini hanya dibentuk dua ''Bunkakai'' saja. ''Bunkakai'' I merundingkan cara memperkuat barisan tenaga rakyat untuk membela tanah air. Sedangkan ''Bunkakai'' II merundingkan peninjauan memperbanyak bahan makanan selama peperangan berlangsung. Hasil persidangan kedua ini adalah harus ada gerakan untuk membantu prajurit PETA melawan Sekutu dan siap kapan saja menghalau serangan mendadak dari pasukan Sekutu. Atas dasar itu, pemerintah pendudukan Jepang membentuk ''[[Jawa Hokokai]]'', ''[[Heiho]],[[Tonarigumi]]'' dan ''[[Keibodan|Keibondan]]''. Sedangkan dalam rangka menambah hasil bumi atau [[pertanian]], pemerintah pendudukan Jepang mengharapkan petani memperhatikan kesuburan tanaman. Petani dituntut telit untuk pembasmian [[hama]], memberikan [[pupuk]] secara teratur, dan menjaga atau memperhatikan kesuburan tanah garapannya.<ref>{{Cite book|last=Poesponegoro|first=Marwati Djoened|last2=Notosusanto|first2=Nugroho|last3=Pandji ;)|first3=Soejono ((Raden|last4=Leirissa|first4=Richard Z.|date=2008|url=https://books.google.co.id/books/about/Sejarah_nasional_Indonesia.html?id=bl1DzAEACAAJ&redir_esc=y|title=Sejarah nasional Indonesia: zaman Jepang dan zaman republik Indonesia (± 1942-1998). VI|location=|publisher=Balai Pustaka|isbn=|pages=|language=id|url-status=live}}</ref>
=== Sidang ketiga ===
'''''Ketiga''''',Sidang sidangketiga dilaksanakan pada tanggal 7- sampai 11 Mei tahun 1944,. membicarakanPersidangan “bagaimanaini membicarakan cara menyadarkan seluruh penduduk akanuntuk kewajibannyamelaksanakan sertakewajiban mempergiatdan meningkatkan kerjasama dalam suasanabalutan persahabatan denganyang tidak mengenalmemandang perbedaan suku bangsa, pekerjaan, dan pangkat”jabatan.134Hasilnya Hasil sidang ini adalah mendirikanberdirinya koperasi di setiap daerah gunauntuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan modal usaha dan pertanian masyarakat. Selain inisiatif itu, Pemerintahan Jepang juga mengadakanmenyelenggarakan beberapaberbagai kegiatan seperti olahragaseni tradisional, budayaolahraga, senidan tradisionalbudaya daerah gunauntuk menjalin rasa persatuan dan kesatuan alam setiapantar individu masyarakatdi sekeliling Pulau Jawa dan Madura. Dalam persidangan yang ketiga ini, para anggota sidang juga mengusulkan supayaagar masyarakat dilatih menggunakan senjata api, namun dari pihaktapi Jepang menolak karena ditakutkanada nantinyaketakutan akandiserang berbalikbalik arahsetelah melawandilatih. Jepang. Tetapihanya Jepangberkenan tidak membiarkannya.melatih Masyarakat tetap dilatihsecara militer dengan senjata alami, yaitu bambu runcing.
=== Sidang keempat ===
'''''Keempat''''', sidangSidang pada tanggal 12-16 Agustus 1944, membicarakan usul ''Saiko'' ''Shikikan'' yaitu “tindakan apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan tenaga kerja, pembelaan tanah air dan memperbanyak produksi”. Untuk menjawab dan merealisasikan usul di atas, maka dalam sidang yang ke IV ini dibentuk tiga ''Bunkakai''. ''Bunkakai'' I membahas masalah mempertinggi semangat bekerja. ''Bunkakai'' II membahas masalah mempertinggi efisiensi pekerja. ''Bunkakai'' III membahas masalah usaha menggandakan bantuan kepada kaum pekerja dan keluarganya. Dari persidangan yang ke-4, pemerintah Jepang memerintahkan terhadap tokoh-tokoh Indonesia untuk membentuk perserikatan perusahaan pengangkutan di setiap daerah yang berada di Jawa dan Madura, guna mengontrol dan mendata perdagangan yang ada di setiap daerah dan mendata jumlah barang yang dijual di bawah pengawasan ''Tonari Gumi''. Selain itu juga dilakukan pemberantasan terhadap pedagang gelap. Semua masyarakat tanpa terkecuali diharapkan bekerja, baik laki- laki dan perempuan tanpa terkecuali dan mereka akan didaftarkan sebagai anggota bekerja. Dalam masalah kemiliteran, Jepang akan melakukan pemeriksaan terhadap setiap anggota dan akan diperhatikan masalah makanan dan kesehatannya. Selain itu para prajurit juga akan dihormati sebagai pejuang. Dengan ini maka anggota dari ''Chuo Sangi-in'' berjumlah 48 anggota tetap, sehingga dapat diharapkan badan tersebut bisa bekerja dengan secara aktif dalam dunia pemerintahan. Kemudian pada tanggal 7 September 1944, perdana menteri Koiso mengumumkan “janji kemerdekaan di kemudian hari”.
'''''Kelima''''', sidang pada 11 September 1944, berdasarkan keputusan Maklumat No. 5 pada 8 September 1944 tentang panggilan Sidang Istimewa ''Chuo Saingi-in''. Pertanyaan yang diajukan oleh ''Saiko Shikikin'' adalah “bagaimanakah caranya masyarakat Indonesia membuktikan rasa terima kasih terhadap Jepang atas keputusan perkenan untuk merdeka pada suatu hari nanti dan bagaimanakah membangkitkan semangat juang masyarakat Indonesia untuk melawan Amerika dan Inggris ”. Dari persidangan kelima ini, Jepang meminta supaya masyarakat lebih progresif dalam mempersiapkan diri untuk perang. Jepang mengatakan bahwa jika suatu saat Jepang kalah dalam perang Asia Timur Raya, maka tidak akan ada kemerdekaan bagi Indonesia. Masyarakat harus giat dalam bekerja keras untuk kepentingan perang Pasifik. Maka dari itu masyarakat Indonesia harus memberikan semua kekayaannya untuk kepentingan perang Asia Timur Raya.
|