Kampung Adat Ciptagelar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
 
== Sistem agama ==
Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar merupakan masyarakat adat yang masih mempertahankan [[budaya]] leluhur yang menjadi pegangan kehidupan. Menurutnya, nenek moyang adalah orang yang dianggap memiliki kemampuan lebih atau melebihi kemampuan [[manusia]] umumnya yang dianggap sebagai keturunan dari [[Pakuan Pajajaran|kerajaan pajajaran]] . Sistem keagamaan Kampung Ciptagelar adalah [[Islam]], namun memiliki unsur [[animisme]] dan [[dinamisme]] yang kuat . Dilihat dari upacara-upacara yang selalu diadakan. Sejak tahun 2001, Kampung Ciptarasa yang berasal dari Desa Sirnarasa telah melakukan ''hijrah wangsit'' ke Desa Sirnaresmi yang berjarak dua belas kilometer. Di Desa Sirnaresmi, tepatnya di Desa Sukamulya, Abah Anom selaku ketua desa adat menamai Desa Ciptagelar sebagai tempat pindah baru. Ciptagelar memiliki arti terbuka atau pasrah. Pindah dari Kampung Ciptarasa ke Kampung Ciptagelar karena perintah leluhur yang disebut [[wahyu]]. Hal itu diturunkan untuk diterima atau disebarkan oleh Abah Anom melalui proses [[ritual]] yang mau tidak mau harus dilaksanakan. <ref name=":11">{{Cite web|title=Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Jawa Barat|url=http://perwakilan.jabarprov.go.id/artikel/baca_pariwisata/206/kampung-ciptagelar/17|website=perwakilan.jabarprov.go.id|access-date=2018-01-27}}</ref>
 
== Sistem Pekerjaan ==
Umumnya pekerjaan di Ciptagelar adalah [[petani]]. <ref>{{Cite web|last=Kompasiana.com|title=Keunikan Perkampungan di Lereng Gunung Halimun oleh Muhamad Iqbal Azhari - Kompasiana.com|url=https://www.kompasiana.com/muhiqaz/keunikan-perkampungan-di-lereng-gunung-halimun_54f84d79a33311d25d8b4a0e|website=www.kompasiana.com|language=id|access-date=2018-01-28}}</ref> Masyarakat memberikan penghormatan kepada [[budaya]] dan lingkungan lokal yang sangat dipengaruhi oleh [[adat istiadat]]. <ref name=":12">{{Cite journal|last=Untari|first=Sri|date=Oktober 2014|title=REKAM PERJALANAN KEPALA BKPD JABAR DAN TIM KE DESA BUDAYA CIPTA GELAR|url=http://bkpd.jabarprov.go.id/wp-content/uploads/2014/10/KAMPUNG-BUDAYA-LUMBUNG-CIPTA-GELAR.pdf|journal=BKPD Jawa Barat|doi=|pmid=|access-date=}}</ref> Oleh karena itu, masyarakat Ciptagelar tidak pernah menggunakan bibit padi dari pemerintah karena dianggap pare adalah titipan Yang Maha Kuasa. <ref name=":12" /> Selain itu ada berbagai anggap lain yang sangat kuat seperti di bawah ini.