Chuo Sangi-In: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 45:
 
=== Sidang ketujuh ===
sidangSidang pada 21- sampai 26 Februari 1945, berdasarkan Maklumat ''Saiko'' ''Shikikin'' Nomor I tanggal 10 Februari 1945 tentang panggilan Sidang 7ketujuh ''Chuoo Sangi-in'', pertanyaan yang diajukan adalah “bagaimana melaksanakan dengan cepat dan tepat pembaharuan penghidupankehidupan rakyat”. Alasan diajukannya pertanyaan ini adalah mengingat pentingnya usaha untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Hasil dari sidang yang ke-7 ini adalah mengharapkan kepada masyarakat Indonesia untuk siap menerima hidupkehihidupan baru dengan menebalkan rasa nasionalisme terhadap Tanah Air Indonesia dan semangat berjuang dengan [[ikhlas]] dan siap mati untuk agama dan Tanah Air Indonesia. Untuk mencapai itu semua maka yang harus dilakukan adalah: sebagai berikut.
 
* Melakukan pemantauan terhadap setiap barang-barang yang berada di daerah-daerah di Jawa dan Madura gunauntuk kepentingan perang,.
* Hendaknya rakyat dilatih untuk selalu siap dan bersedia dalam menghadapi [[musuh]] yang akan datang dengan memberikan pelatihan penggunaan senjata dan strategi perang terutama ada barisan ''Seineidan, Keibondan, Suisintai,'' Hizbullah, dan [[prajurit]] propaganda lainnya,.
* Untuk masalah ''Rhomusa'', setiap pekerja harus diberikan makanan yang secukupnyacukup dan sewaktu-waktu juga dilakukan pemeriksaan kesehatan, sehingga hasil dari setiap pekerjaan akan memberikan [[kualitas]] yang baik dan memberikan tempat bekerja bagi [[wanita]] yang sesuai dengan kapasitasnya,.
* Perlu bagi masyarakat untuk diberikan pengetahuan didari dalamsekolah sekolahanatau gunalembaga pendidikan lainnya untuk mempersiapkan masyarakat dalam menerima kemerdekaan, secara utuh.
* Berhubungan dengan perlunya persatuan dan kesatuan di antara seluruh masyarakat yang berada di Jawa dan Madura, maka perlu adanya penggabungan dari kedua organisasi yang mewakili nasionalis dan Islam yaitu ''Jawa Hokokai'' dan [[Masyumi]].
 
=== Sidang kedelapan ===