Permesta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 169:
Kelompok Permesta pertama yang menjawab seruan untuk menghentikan perlawanan bukanlah pasukan di bawah pimpinan Somba melainkan pasukan di bawah pimpinan Laurens Saerang yang pada waktu itu adalah Kepala Daerah Minahasa serta pemimpin Brigade Manguni. Pada tanggal 15 Februari 1961 di Langowan, dilaksanakan sebuah apel untuk menandakan kembalinya Brigade Manguni dan kelompok-kelompok Permesta lainnya yang berada di bawah pimpinan Saerang. Apel tersebut dihadiri Panglima [[Kodam XIII/Merdeka]] [[Soenandar Prijosoedarmo|Kolonel Sunandar Priyosudarmo]] dan Wakil KASAD Mayjen Ahmad Yani.<ref>[[#sulu|Sulu (2011)]], hlm. 248, 249.</ref><ref>[[#harvey|Harvey (1977)]], hlm. 142.</ref> Pasukan lain yang turut menyerahkan diri pada hari itu ada PWP dan orang-orang dari lima basis gerilya di daerah Kakas dan Langowan.<ref>[[#harvey|Harvey (1977)]], hlm. 142.</ref>
 
Pada tanggal 4 April 1961 barulah pasukan di bawah pimpinan Somba menyerahkan diri. Penyerahan diri Somba ditandai dengan penandatanganan pernyataan dan naskah penyelesaian maslaahmasalah Permesta antara Somba dan Pangdam Kodam XIII/Merdeka di desa [[Malenos Baru, Amurang Timur, Minahasa Selatan|Malenos]] (dekat Amurang) yang dikenal sebagai ''Peristiwa Malenos''<ref>[[#anwar|Anwar (2006)]], hlm. 139.</ref> Dari Kodam XIII/Merdeka, hadir Priyosudarmo disertai Kepala Kepolisian Sulawesi Utara dan Tengah Drs. Moerhadi Danuwilogo. Adapun dari Pimpinan Permesta, selain Somba, hadir Lendy Tumbelaka, Wim Tenges, dan Mantiri. Dalam upacara diadakan inspeksi prajurit TNI maupun prajurit Permesta oleh Priyosudarmo dan Somba. Priyosudarmo dan Somba sudah saling kenal sebelumnya karena mereka mengikuti kursus di [[Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat|Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SSKAD)]] (sekarang SESKOAD) pada saat yang sama.<ref>[[#harvey|Harvey (1977)]], hlm. 146.</ref>
 
Sebuah upacara juga diadakan pada tanggal 14 April 1961 di dekat Tomohon yang dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan [[Hidajat Martaatmadja|Mayjen Hidayat Martaatmaja]] dari TNI dan Kawilarang dari Permesta. Turut hadir dalam upacara tersebut adalah Yani dan Atase Militer Kedutaan Besar Amerika Serikat Kolonel George Benson. Upacara puncak pada tanggal 12 Mei 1961 di dekat Tomohon dilaksanakan sebagai langkah paling akhir berupa inspeksi oleh Nasution selaku Menteri Pertahanan/KASAD terhadap pasukan Permesta. Nasution mengambil kesempatan bertemu dengan Kawilarang pada waktu itu.<ref>[[#harvey|Harvey (1977)]], hlm. 147.</ref>