Kampung Adat Ciptagelar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 18:
* Untuk menentukan musim tanam berdasarkan jumlah bintang dan Istilah tanggal. Tanggal kerti di atas besi dan tanggal kidang turun kijang (untuk menyiapkan peralatan pertanian). Kidang merangsang dari timur dan kerti berkembang biak ke barat (tanah mulai bekerja).
Daur hidup padi dari awal penanaman hingga panen pada masyarakat Ciptagelar memiliki rangkaian aturan adat dan upacara yang harus dilakukan, di antaranya:
* Ngaseuk, '' t''anaman
* Sapang Jadian Paré '','' seminggu setelah tanam
* Paré nyiramo dan Mapag Paré Beukah, hal ini merupakan wujud terima kasih saat [[Padi|paré]] sedang mekar dan kembali mohon ijin agar dijauhkan dari [[hama]] saat proses penanaman selanjutnya.
* Sawenan, ritual yang dilakukan setelah bulir padi mulai keluar.
Baris 25:
* Nganyaran atau ngabukti, ritual saat padi yang telah menjadi beras akan mulai dimasak.
* Ponggokan, ritual terakhir sebelum seren tahun diadakan. Ponggokan berarti tradisi mengikat leluhur yang biasanya digunakan untuk membahas permasalahan masyarakat dan menghitung pajak masing-masing orang. Pajak / jiwa pada tahun 1997 adalah Rp.150, - dan rumah Rp.250, -. Ponggokan biasanya diadakan seminggu sebelum acara Seren Taun. Sedangkan tumpukan juga selalu membahas kapan Seren Year akan dilangsungkan.
* Seren Taun, upacara ini merupakan puncak dari aktivitas masyarakat
== Referensi ==
|