Beng Rahadian: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
OrophinBot (bicara | kontrib) k Bot: Penggantian teks otomatis (-\bdi tahun\b +pada tahun, -\bDi tahun\b +Pada tahun) |
||
Baris 7:
Beng memulai pendidikannya di Sekolah Menengah Seni Rupa, Bandung. Setelah lulus, ia berhasil masuk Institut Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (IKIP) Bandung, tetapi kemudian mengambil ujian masuk Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta, dalam bidang penyiaran televisi. Ia lolos, akan tetapi bidang ini mensyaratkan kepemilikan kamera, yang waktu itu tidak mampu ia beli. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk pindah jurusan ke Seni Komunikasi Visual.<ref name=":2" /> Beng lulus dari ISI Yogyakarta pada tahun 2001.<ref name=":3">{{Cite web|url=https://islandsofimagination.id/web/id/author-n-artist/beng-rahadian|title=Beng Rahadian {{!}} Islands of Imagination|last=|first=|date=|website=islandsofimagination.id|archive-url=http://archive.ph/YWLIj|archive-date=2020-01-25|access-date=2020-01-25}}</ref>
Setelah lulus, Beng memutuskan untuk berkarier di Malaysia. Selama di Malaysia, ia bekerja di majalah ''Aku dan Sesuatu'' sebagai kontributor komik strip, sekaligus animator ''key drawing'' di studio Jutakira Animation. Dalam perkembangannya, Beng merasa bahwa tidak banyak yang dapat diraihnya di Malaysia.<ref name=":1" /> Ia kembali ke Indonesia
Selain dimuat dalam berbagai antologi komik, Beng memiliki beberapa buku komik yang terbit dengan namanya, di antaranya ''Selamat Pagi Urbaz!'' (Terrant, 2002); ''Lotif'' (Cendana Art Media, 2009); Enjah (2013); ''101 Canda Kopi'' (2015) dan ''Mencari Kopi Aceh'' (Octopus, 2016).<ref name=":3" /><ref name=":1" /><ref name=":4">{{Cite web|url=https://mediaindonesia.com/read/detail/281566-beng-rahadian-goresan-lini-ilustrasi|title=Beng Rahadian : Goresan Lini Ilustrasi|last=Fathurrozak|first=Fathurrozak|date=2020-01-04|website=MediaIndonesia.com|language=id|access-date=2020-01-25}}</ref>
Pada awal tahun 2020, terbitan ''Media Indonesia'' mewawancarai Beng tentang sebutan pekerjaannya sekarang, antara komikus, ilustrator, atau ''sketcher'' (penggambar sketsa). Ia lebih senang dikenal sebagai ilustrator, yang menurutnya "mewadahi semua". Dalam kalimat yang sama, Beng membuka jarak dengan persepsi orang terhadap dirinya sebagai komikus. Ia mengakui perpindahan ini disebabkan surutnya sektor penerbitan dan kurangnya kanal untuk menyalurkan hasrat menggambar komik yang terjadi
== Karya ==
|