Noor Bersaudara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: kongkow → kongko (2)
OrophinBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-\bDi tahun\b +Pada tahun)
Baris 14:
Menjelang 1977, Keluarga Noor sering kongko di Gelanggang Remaja Bulungan tempat mangkalnya para musisi hebat negeri ini, salah satunya yang menarik perhatian keluarga Noor adalah musisi muda Hadiyanto. Merekapun langsung mengajaknya bergabung ke formasi Noor Bersaudara. Mereka membuat konsep grup vokal sehingga dipercaya kembali mengisi acara musik di TVRI. Sejak pemunculannya di Televisi, salah seorang musisi Jazz handal Alm. Jack Lesmana terpana menyaksikan kebolehan keluarga Noor bermain musik, lalu bersama sang isteri Nieng Lesmana dan Broery Pesolima datang ke kediaman keluarga Noor untuk meminangnya menjadi bagian dari acara “Nada & Improvisasi” yang digawanginya. “Sebenarnya sih…..sejak pemunculan kami di Televisi, kami sangat berharap di tonton sama om Jack (Jack Lesmana) dan mengajak bermain di acara musik Nada & Improvisasi….ternyata gayung bersambut! ” ungkap Firzy mengingat-ingat!. Sejak (!) merger (!) dengan Jack Lesmana, Noor Bersaudara secara reguler mengisi acara televisi dan beberapa konser diluar kota Jakarta seperti Bandung & Surabaya bersama penyanyi-penyanyi Jazz lainnya seperti Rien Djamain, Broery Pesolima, Margie Segers, Melky Goeslow dll. Sejak bergabung dengan Jack Lesmana, konsep bermusiknya di rubah menjadi kelaki-lakian dan secara otomatis vocal perempuan harus mengikuti, ada beat ‘Jazz, Clasic, Pop & Rock. Sangat berbeda dengan konsep bermusiknya di awal masih band bocah, yaitu memainkan lagu-lagu orang dan mengaransemen ulang sehingga masuk pada karekter Noor Bersaudara. “Kenapa?…karena pada saat itu, kami terbatas bawakan lagu anak-anak & Daerah, tapi kami mesti mainkan pake band… kami juga banyak dipengaruhi Koes Bersaudara, The Beatles dan band-band Instrumental seperti The Shadows, TheVentures & Eka Sapta atau Chicago & Pointer Sister bahkan Rolling Stone”. Pengakuan Firzy dan Harry !!
 
DiPada tahun yang sama (1977), Noor Bersaudara menyelesaikan album keduanya di label Hidayat Records yang sering merilis album Jazz semisal Bubi Chen, Ati Pramono, Rien Djamain, Margie Segers, Mona Sitompul, & Maryono. Dimana, album proyek ini adalah sebahagian rekaman lagu-lagu dari acara Nada & Improvisasi di TVRI yang saat itu sudah menggunakan sistim Taping. Lagu-lagu lawas seperti Sabda Alam dan sebuah lagu yang digubah Noor Bersaudara Harapan Nan Gersang dll. Hanya dua buah lagu yang benar-benar direkam di studio yaitu Surat Undangan & Kesepian, sehingga di kedua lagu tersebut Firzy & Harry sudah tidak terlibat karena sedang sekolah ke Belanda. Di album ini pula atas kesepakatan bersama Jack Lesmana ingin memperkenalkan putranya Indra Lesmana (10 thn) yang memang berbakat di musik, menyumbangkan karangannya berjudul Kabur. Daya tarik dari album ini adalah diperkuat para musisi Jazz seperti Karim Suweileh, Benny Likumahua & Perry Pattisellano, sehingga album ini adalah satu sisi menonjol dan mempesona bahkan dipuja penikmat musik Jazz. Terbukti, majalah Rolling Stone Indonesia edisi Desember 2007 memuat sebagai urutan ke 88 dari 150 Album Indonesia Terbaik.
 
Setelah 1977, sepeninggal Firzy & Harry menuju Belanda. Tidak menyurutkan langkah Noor Bersaudara tetap menancapkan kakinya di kancah musik indonesia Nana, Yanti & Ida tetap membawa energi baru melaju dengan satu tujuan menggunakan keseniannya membawa kenyamanan memanjakan penikmat musik indonesia dengan suaranya. Talenta Trio dari Keluarga Noor ini, mempunyai stile yang menjadi ciri khasnya dan sulit disamai dengan penyanyi trio yang kala itu sudah meramaikan peta musik indonesia Nidya Sister, Sitompul Sister, Hutauruk Sister, Nainggolan Sister maupun Lex Trio, sehingga oleh Yukawi Record dan Noor bersaudara berkolaborasi menghasilkan dua buah album, antara lain : ‘Menanti Kasih(Cipt,Noor Bersaudara) & Jantan(Clpt,Titiek Puspa)’. Album ini, memiliki daya tarik tetap mempesona dan masih enak didengar di masa kini dan mendatang. Cobaan baru datang lagi, masing-masing personil Noor Bersaudara satu persatu membina Rumah Tangga. Dimulai dari pernikahan Nana, disusul Ida dinikahi Firzy, kemudian Yanti di persunting sang pujaan hati alm.Christian Rahadi atau sekarang dikenal dengan nama Chrisye, sehingga untuk beberapa saat Noor Bersaudara vakum, lengkaplah sudah gaung Noor Bersaudara sudah tidak terdegar lagi. Namun hanya sesaat, karena gadis kelahiran Roma (Italia) Rani Trisutji isteri dari Raidy Noor yang juga seorang pianis & penyanyi solo bergabung dengan Noor Bersaudara. Dengan hanya personil dua orang Nana dan Rani, Noor Bersaudara kembali dapat ditemui hampir semua album solo penyanyi Indonesia dari mulai Vina Panduwinata, Chrisye, Armand Maulana’ PaquitaWijaya, Camelia Malik, Meggy Z, Sylvia Saartje, Nike Ardilla& teranyarAlbum Presiden RI - SBY sebagai backing vokal atau dapat juga dijumpai Noor Bersaudara berkolaborasi dengan Rita Effendy mengisi vokal pada Theme Sound Film‘ Catatan Si Emon’ pada tahun 1991.