Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bang diex (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
OrophinBot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-\bdi tahun\b +pada tahun)
Baris 56:
Setelah beberapa lama di Irak, beliau memutuskan untuk kembali ke tanah air. Sang guru tariqatnya yang beraliran Syadziliyah, merekomendasikan agar beliau memperdalam tariqat di Mranggen, Setelah beberapa lama di Irak, beliau memutuskan untuk kembali ke tanah air. Sang guru tariqatnya yang beraliran Syadziliyah, merekomendasikan agar beliau memperdalam tariqat di Mranggen, Demak.
Setelah beberapa lama, beliau pulang ke kampung halaman dan mengamalkan ilmunya dengan mendirikan pesantren Ar Rahman yang hingga saat ini masih berdiri.
Berbekal keilmuan dan pengalaman yang beliau miliki, sesampainya di tanah air beliau kembali mendirikan Pesantren Daarul Ulum di Surabaya yang banyak menerima murid dari Singapura, Malaysia, Brunei Daarussalam serta Afrika, sebelum akhirnya pindah ke Jakarta dan mendirikan Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman di Desa Warujaya, Parung hingga saat ini. Sosok yang senantiasa berjubah putih ini memiliki komitmen yang kuat untuk kemajuan dunia pendidikan. Cita-citanya dalam mewujudkan pendidikan gratis adalah mimpi yang menjadi kenyataan di tengah kondisi bangsa yang terpuruk akibat krisis moneter dipada tahun 1998. Bagi Abah, jawaban tepat atas semua kekacauan yang terjadi pada bangsa ini adalah pendidikan. Pendidikan yang baik akan melahirkan SDM yang tangguh, profesional dan berkualitas, sehingga ke depan masyarakat Indonesia akan menjadi masyarakat yang memiliki kemampuan untuk mengelola secara baik dan bertanggung jawab atas setiap potensi yang Allah karuniakan pada bangsa ini.
Seluruh hidupnya adalah pengabdian untuk dunia pendidikan. Komitmennya yang kuat terhadap pendidikan mencerminkan integritas antara ilmu dan amal. Begitulah seharusnya sosok seorang pendidik, Abah mengamalkan betul apa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah, “khoiru man yamsyi fauqal ardli al mualim”, sebaik-baik orang yang berjalan di muka bumi ini adalah guru. Menurut Abah kata “mualim” memiliki makna yang lebih luas dari guru yaitu pendidik, karena seorang pendidik tidak hanya bertanggung jawab pada pengembangan intelektualitas muridnya namun juga bertanggung jawab pada perkembangan seluruh aspek kehidupan muridnySeluruh hidupnya adalah pengabdian untuk dunia pendidikan. Komitmennya yang kuat terhadap pendidikan mencerminkan integritas antara ilmu dan amal. Begitulah seharusnya sosok seorang pendidik, Abah mengamalkan betul apa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah, “khoiru man yamsyi fauqal ardli al mualim”, sebaik-baik orang yang berjalan di muka bumi ini adalah guru. Menurut Abah kata “mualim” memiliki makna yang lebih luas dari guru yaitu pendidik, karena seorang pendidik tidak hanya bertanggung jawab pada pengembangan intelektualitas muridnya namun juga bertanggung jawab pada perkembangan seluruh aspek kehidupan muridnya.
Di kalangan santri Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, Abah dikenal sebagai sosok yang tegas dalam menerapkan kedisiplinan. Bagi Abah, tugas santri hanyalah belajar dan belajar, tidak perlu memikirkan biaya pendidikan, makan, listrik, tempat tinggal dan lain sebagainya, semuanya telah difasilitasi oleh Pesantren, tidak ada uang sekolah, uang buku, uang makan, uang asrama ataupun lainnya, semua kebutuhan pokok yang diperlukan santri sudah disiapkan oleh pesantren. Sungguh merupakan model pendidikan yang mensejahterakan, model pendidikan masa depan untuk bangsa, semua itu lahir dari sentuhan emas sosok kharismatik Abah yang betul-betul menjiwai pendidikDi kalangan santri Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, Abah dikenal sebagai sosok yang tegas dalam menerapkan kedisiplinan. Bagi Abah, tugas santri hanyalah belajar dan belajar, tidak perlu memikirkan biaya pendidikan, makan, listrik, tempat tinggal dan lain sebagainya, semuanya telah difasilitasi oleh Pesantren, tidak ada uang sekolah, uang buku, uang makan, uang asrama ataupun lainnya, semua kebutuhan pokok yang diperlukan santri sudah disiapkan oleh pesantren. Sungguh merupakan model pendidikan yang mensejahterakan, model pendidikan masa depan untuk bangsa, semua itu lahir dari sentuhan emas sosok kharismatik Abah yang betul-betul menjiwai pendidikan.