Situs Kumitir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 9:
~ [[Kakawin Nagarakretagama|Desawarṇana]] XLI 4:1–4<ref>{{Cite journal|last=Ferdinandus|first=Peter|date=1990|title=Arca Perwujudan Masa Jawa Kuna|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/3929/1/ahpa%20I%20no.%202%20plawangan.pdf|journal=Proceedings "Analsiis Hasil Penelitian Arkeologi I: Religi dalam Kaitannya dengan Kematian Jilid II"|volume=|issue=|pages=20–39|doi=}}</ref></blockquote>
 
Menurut Wicaksono Dwi Nugroho dari BPCB Jawa Timur, keberadaan suatu bangunan di Kumitir sebelumnya sudah disebutkan dalam [[Kidung Wargasari]], Kitab [[Kakawin Nagarakretagama|Desawarṇana]] (Negarakrtagama), dan [[Pararaton]]. Ketiganya menyebutkan bahwa di Kumitir (atau KumèpèrKumêpêr, menurut Pararaton) terdapat bangunan pendarmaan bagi [[Mahisa Campaka]] (atau Narasinghamurti), raja [[Kerajaan Singasari|Tumapel]], yang memerintah bersama-sama dengan [[Wisnuwardhana|Ranggawuni]] (atau Wisnuwardhana)<ref name=":0">{{Cite news|last=Wuragil|first=Zacharias (penyunting)|date=9 Agustus 2020|title=Ekskavasi Situs Kumitir Dilanjutkan, Daftar Candi Majapahit Bakal Bertambah|url=https://tekno.tempo.co/read/1373983/ekskavasi-situs-kumitir-dilanjutkan-daftar-candi-majapahit-bakal-bertambah/full&view=ok|work=TEMPO.CO|access-date=11 Agustus 2020}}</ref><ref>{{Cite news|last=Wuragil|first=Zacharias (penyunting)|date=9 Agustus 2020|title=Penggalian Situs Kumitir Berdasarkan Cerita Naskah Kuno, Seperti Apa?|url=https://tekno.tempo.co/read/1374123/penggalian-situs-kumitir-berdasarkan-cerita-naskah-kuno-seperti-apa/full&view=ok|work=TEMPO.CO|access-date=11 Agustus 2020}}</ref><ref>{{Cite news|last=Julan|first=Tritus|date=01 November 2019|title=Situs Kumitir, Saksi Bisu Bersatunya Cucu Ken Arok-Tunggul Ametung|url=https://daerah.sindonews.com/artikel/jatim/16011/situs-kumitir-saksi-bisu-bersatunya-cucu-ken-aroktunggul-ametung|work=SINDONEWS.com|access-date=11 Agustus 2020}}</ref>. Mahisa Campaka adalah kakek dari [[Raden Wijaya]], pendiri [[Majapahit]].
 
Lokasi situs ini berada di dekat [[Candi Tikus]] dan diperkirakan menjadi batas timur bagi kotaraja Majapahit di masa lalu.<ref>{{Cite news|last=Redaksi|first=|date=11 November 2019|title=Misteri Lokasi Kedaton Majapahit|url=https://indonesia.go.id/ragam/budaya/kebudayaan/misteri-lokasi-kedaton-majapahit|work=INDONESIA.GO.ID|access-date=11 Agustus 2020}}</ref> Di dekatnya juga diketahui terdapat bekas waduk kuno yang sekarang berwujud rawa; oleh penduduk setempat disebut Rawa Kumitir.<ref>{{Cite web|last=Pradana|first=Yogi|date=17 April 2017|title=Memori Masa Lalu Kumitir: Catatan Pasca Kasus Perusakan-Penjarahan Bata Kuno di Kumitir|url=https://hurahura.wordpress.com/2017/04/17/memori-masa-lalu-kumitir-catatan-pasca-kasus-perusakan-penjarahan-bata-kuno-di-kumitir/|website=MAJALAH ARKEOLOGI INDONESIA|access-date=11 Agustus 2020}}</ref>
 
Terhadap situs ini BPCB Jawa Timur, bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, melakukan [[Penggalian (arkeologi)|ekskavasi]] pada tahun 2019 (Oktober)<ref>{{Cite news|last=Redaksi|first=|date=1 November 2019|title=Danramil Jatirejo Bersama Forpimka Ikuti Sosialisasi Pelestarian Situs Kumitir|url=http://jurnalmojo.com/2019/11/01/danramil-jatirejo-bersama-forpimka-ikuti-sosialisasi-pelestarian-situs-kumitir/|work=jurnalmojo.com|access-date=11 Agustus 2020}}</ref> dan tahun 2020 (Agustus).<ref name=":0" /> Sebelum ekskavasi, kondisi situs digunakan sebagai ladang tebu, jagung, dan padi, area pembuatan batu bata, dan pemakaman umum. Tembok talud dan kompleks situs tertimbun oleh material abu vulkanik (diperkirakan dari letusan [[Gunung Kelud]]) dan sedimentasi [[lahar]] dingin dari [[Gunung Arjuno]] melalui Kali Pikatan<ref>{{Cite news|last=Putri|first=Risa Herdahita|date=26 Jul 2020|title=Bencana Gunung Api Menghantui Majapahit|url=https://historia.id/kuno/articles/bencana-gunung-api-menghantuimajapahit-6m7V7|work=historia.id|access-date=12 Agustus 2020}}</ref>. Sebelum ekskavasi pertama pada tahun 2019, tim arkeolog telah menemukan bagian talud sisi selatan dan timur. Tembok ini tersusun dari [[batu bata]] berukuran besar, khas bangunan dari era Majapahit. Ekskavasi 2019 berhasil menyingkap struktur talud batu bata sepanjang 100 m memanjang dari selatan ke utara pada sisi timur<ref>{{Cite news|last=CHARIRIS|first=Mochamad (penyunting)|date=31 Oktober 2019|title=Situs Kumitir Jatirejo, Berbentuk Talud Kuno Kelilingi Bangunan Suci|url=https://radarmojokerto.jawapos.com/read/2019/10/31/163734/situs-kumitir-jatirejo-berbentuk-talud-kuno-kelilingi-bangunan-suci|work=radarmojokerto.id|access-date=12 Agustus 2020}}</ref>. Sebelum ekskavasi tahun 2020 telah ditemukan tembok talud sisi selatan pada bulan Mei oleh seorang penggali pasir, serta talud sisi barat beserta umpak penyangga tiang di lingkungan situs dalam survai pra-ekskavasi pada bulan Juni<ref>{{Cite news|last=Budianto|first=Enggran Eko|date=18 Jun 2020|title=Dinding Talud Barat Ditemukan, Luas Situs Kumitir Diprediksi Susut Jadi 10 Hektar|url=https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5059234/dinding-talud-barat-ditemukan-luas-situs-kumitir-diprediksi-susut-jadi-10-hektar|work=detikNews|access-date=12 Agustus 2020}}</ref><ref>{{Cite news|last=CHARIRIS|first=MOCHAMAD (penyunting)|date=04 Juli 2020|title=Tim Arkeolog Temukan Benda Penancapan Panji Kerajaan Majapahit|url=https://radarmojokerto.jawapos.com/read/2020/07/04/202350/tim-arkeolog-temukan-benda-penancapan-panji-kerajaan-majapahit|work=radarmojokerto.id|access-date=11 Agustus 2020}}</ref>. Ekskavasi 2020 bertujuan menyingkap seluruh talud (dinding penyangga) yang membatasi suatu kawasan seluas perkiraan 250 meter selatan ke utara dan 400 meter barat ke timur<ref name=":0" /><ref>{{Cite news|last=Anonim|first=|date=02 Juli 2020|title=Siap Ungkap Fakta Baru, Pra-Ekskavasi Besar-besaran Situs Kumitir di Mojokerto, Ini Yang Dilakukan BPCB|url=https://suaramojokerto.com/2020/07/02/siap-ungkap-fakta-baru-pra-ekskavasi-besar-besaran-situs-kumitir-di-mojokerto-ini-yang-dilakukan-bpcb/|work=suaramojokerto.com|access-date=12 Agustus 2020}}</ref>. Di tengah kawasan, khususnya di sekitar kawasan pemakaman umum, ditemukan tanda-tanda reruntuhan bangunan. Kompleks memanjang arah barat ke timur, dengan sisi barat lebih rendah daripada sisi timur, menyiratkan dugaan bahwa bangunan ini adalah kompleks pendarmaan terhadap tokoh penting yang sudah meninggal.
 
Pada ekskavasi tahun 2020, BPCB Jawa Timur melakukan inovasi dengan menyiarkan proses ekskavasi melalui media sosial dalam bentuk [[Blog video|vlog]].<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=ARKEOVLOG INDO|url=https://www.youtube.com/channel/UCeolFNE2A6fPJfEqI87iQlw|website=|access-date=}}</ref>