Muchtar Pakpahan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rampaiii (bicara | kontrib)
Rampaiii (bicara | kontrib)
Baris 55:
Muchtar kemudian dikenal masyarakat Indonesia sebagai pembela buruh dan rakyat kecil yang tertindas oleh rezim [[Orde Baru]]. Muchtar menjadi aktivis perburuhan karena perasaan berhutangnya kepada [[Tuhan]] karena dapat memperoleh gelar [[sarjana hukum]] meskipun harus berjuang tanpa orang tua sejak usia 18 tahun setelah ditinggal ibunya Victoria Silalahi dan ayahnya, Sutan Johan Pakpahan, meninggal ketika dirinya masih 11 tahun. Sejak SMA hingga di bangku kuliah, dirinya harus bekerja sampingan, seperti menarik becak untuk membiayai sekolahnya dan kuliahnya.
 
Sesuai dengan kebiasaan anak muda yang ingin merayakan kelulusan studinya, ia juga berharap untuk dapat merayakan kelulusannya bersama dengan teman-temannya. Akan tetapi, karena tidak mempunyai uang untuk merayakan kelulusannya itu, maka ia berdoa kepada Tuhan dan bernazar bahwa seluruh hidupnya akan diabdikan kepada orang miskin. Itulah awalnya Muchtar mengabdikan seluruh hidupnya untuk orang miskin terutama untuk buruh.
 
Muchtar juga mengembagkan hobi bernyanyi dan mencipta lagu ketika dia ditahan di Medan. Dari dalam [[Rutan Tanjung Gusta]] Medan, dia menciptakan lagu-lagu perjuangan dan lagu rohani, yang hingga saat ini sudah terciptamencapai 25 lagu ciptaannya.
 
== Anggota keluarga ==