Orang Peranakan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Janghoa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 24:
"Peranakan" kini berarti orang keturunan bukan Indonesia-asli (misalnya, [[Tionghoa]]) yang lahir di Indonesia. Akan tetapi pada abad ke-17, istilah "Cina peranakan" ditujukan bagi orang Tionghoa muslim; yang dalam istilah [[kolonial Belanda|Belanda kolonial]] disebut ''geschoren Chinees'', yakni Tionghoa yang dipotong kuncirnya.<ref name=heuken>{{aut|[[Adolf Heuken|Heuken, A.]]}} 2016. ''Tempat-tempat bersejarah di Jakarta''. Jakarta:Cipta Loka Caraka.</ref>{{rp|223}}
 
''[[Baba (sebutan kehormatan)|Baba]]'', kata dari Persia yang dipinjam oleh penutur [[bahasa Melayu]] sebagai sebutan kehormatan hanya untuk kakek-nenek, digunakan untuk menyebut laki-laki Tionghoa Selat. Istilah ini berasal dari penutur [[Bahasa Hindustani]], seperti penjaja dan pedagang, dan menjadi bagian dari bahasa pasar yang umum.<ref>Joo Ee Khoo, ''The Straits Chinese: a cultural history'', Pepin Press: 1996 ISBN 90-5496-008-6: 288 pages</ref> Di Nusantara sendiri, pengucapan "Baba" dapat berubah sesuai dialek masyarakat Pribumi setempat, seperti "Babah" oleh [[orang Jawa]] atau "Babeh" oleh [[orang Betawi]].
 
Wanita keturunan Tionghoa Selat entah dipanggil atau menyebut dirinya sendiri sebagai "''Nyonya''". Kata "''nyonya''" (juga sering salah dieja "''nonya''") adalah sebutan kehormatan Jawa yang merupakan pinjaman dari istilah Italia "''nona[[:wikt:en:nonna#Italian|nonna]]''" ("nenek") yang berarti: wanita asing yang sudah menikah.{{fact}} Atau lebih mungkin dari kata "''Donha[[:wikt:en:dona#Portuguese|dona]]''" ("''[[:wikt:en:doña#Spanish|doña]]''" Spanyol), sebutan Portugis untuk "wanita".{{fact}} Karena orang Jawa pada saat itu memiliki kecenderungan untuk menyebut semua perempuan asing (dan mungkin orang-orang yang penampilannya seperti dari luar negeri) sebagai "''nyonya''", mereka pun menggunakan istilah tersebut untuk wanita Tionghoa Selat, dan secara bertahap menjadi lebih terkait secara eksklusif dengan mereka. "''Nona''" dalam bahasa Jawa berarti "wanita".<ref>Soeseno Kartomihardjo, ''Ethnography of Communicative Codes in East Java'' Dept. of Linguistics, Research School of Pacific Studies, Australian National University: 1981: ISBN 0-85883-255-0: 212 pages: 96</ref>
 
Tionghoa Selat didefinisikan sebagai mereka yang lahir atau tinggal di [[Negeri-Negeri Selat]]: sebuah koloni Inggris yang terdiri dari [[Pulau Pinang]], [[Malaka]] dan [[Singapura]] yang dibentuk tahun 1826.<ref name="ReferenceB"/> Tionghoa Selat tidak dianggap sebagai "''Baba Nyonya''" kecuali mereka menampilkan atribut fisik tertentu yang merupakan campuran Melayu pribumi dan Tionghoa.<ref name="ReferenceB">Keat Gin Ooi, ''Southeast Asia: a historical encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor'' ABC-CLIO: 2004: ISBN 1-57607-770-5: 1791 pages</ref>