Mendu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Teater menggunakan HotCat |
k menambah teks pada subjudul Aturan |
||
Baris 2:
== Aturan ==
Dalam Mendu, gerakan yang dilakukan oleh para pemain tidak memiliki aturan tertentu. Para pemain hanya perlu mengikuti [[alur]] cerita dan memperhatikan pesan yang ingin disampaikan kepada penonton. Mendu dilakukan secara berbabak dan ceritanya disesuaikan dengan keinginan para penonton.{{Sfn|Pangaribuan|2014|p=68}} Para pemeran Mendu harus memainkan peran yang sama secara terus-menerus.{{Sfn|Pangaribuan|2014|p=67–68}}
== Masa perkembangan ==
Awalnya teater Mendu dirintis oleh Nek Ketol. Teater ini kemudian dikembangkan oleh muridnya yang bernama Ali Kapot. Muridnya in kemudian membentuk kelompok teater Mendu di [[Malikian, Mempawah Hilir, Mempawah|Desa Malikian]], [[Kabupaten Mempawah]]. Kelompok ini terdiri dari tiga orang yaitu Ali Kapot, Amat Anta dan Achmad. Mereka kemudian mulai mengajarkan Mendu kepada masyarakat di desa lain pada tahun 1837. Teater Mendu kemudian mulai dipentaskan di [[Sungai Jaga A, Sungai Raya, Bengkayang|Sungai Jaga]], [[Kabupaten Sambas]], Mempawah, [[Tanjung Selor, Bulungan|Tanjung]], dan [[Terusan, Mempawah Hilir, Mempawah|Mengkacak]]. Pementasan Mendu awalnya hanya dilakukan di kalangan masyarakat biasa, tetapi kemudian mulai menjadi bagian dari acara hiburan [[Kerajaan Mempawah]]. Murid dari Ali Kapot yang bernama Abdul Hamid Satoh menjadi pementas teater Mendu untuk [[Panembahan Mohammad Taufik Akkamaddin]]. Satoh diminta mementaskan Mendu di [[Amantubillah|Istana Amantubillah]] dalam rangka memperingati hari ulang tahun Panembahan Mohammad Taufik Akkamaddin dan acara khitanan kedua putranya yaitu [[Pangeran Jimmi Mohammad Ibrahim]] dan [[Pangeran Faitsal Taufik]].{{Sfn|Wirawan,
== Masa kejayaan ==
|