Psikologi sosial: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 13:
Para ahli psikologi yang mempelajari psikologi sosial tertarik dengan topik seperti [[sikap]], [[persuasi]], [[perilaku]], [[kognisi sosial]], [[disonansi kognitif]], [[pengaruh sosial]], dan perilaku interpersonal seperti [[altruisme]] dan [[agresi]]. Tiga jurnal yang berpengaruh untuk memublikasikan riset dalam bidang ini adalah ''[[Journal of Personality and Social Psychology]]'', the ''[[Journal of Experimental Social Psychology]]'', and the ''[[Personality and Social Psychology Bulletin]]''. Ada juga beberapa jurnal psikologi sosial yang umum dan terspesialisasi.
== Tokoh Psikologi Sosial ==
* Burrhus Frederic Skinner Skinner merupakan seorang psikolog yang berasal dari [[Universitas Harvard|Harvard]] yang berjasa dalam mengembangkan teori [[perilaku]] dari Watson. Pandangannya tentang kepribadian disebut dengan behaviorisme [[Radikalisme (sejarah)|radikal]]. Behaviorisme menekankan pada studi ilmiah tentang bagaimana respon perilaku yang dapat diamati dan determinan lingkungan. Dalam behaviorisme Skinner, pikiran yang sadar ataupun tidak sadar, tidak diperlukan untuk menjelaskan bagaimana perilaku dan bagaimana perkembangan. Menurut Skinner, perkembangan adalah perilaku itu sendiri dan yakin bahwa perkembangan manusia dipelajari dan sering berubah sesuai dengan pengalaman lingkungan sekitarnya. Untuk mendemonstrasikan pengkondisian operan di [[laboratorium]], Skinner menggunakan seekor tikus yang kelaparan dan menaruhnya di dalam sebuah kotak, yang disebut dengan kotak Skinner. Di dalam kotak tersebut, tikus tersebut dibiarkan melakukan aktivitas seperti berjalan dan menjelajahi kotak tersebut. Dalam aktivitas itu, tikus tanpa sengaja menyentuh dan menekan suatu tuas yang menyebabkan keluarnya makanan. [[Tikus]] kemudian akan melakukan kembali aktivitas yang sama untuk memperoleh makanan, yakni dengan menekan tuas tersebut. Tikus itu semakin lama akan mengurangi aktivitas yang dilakukan untuk menyentuh tuas dan memperoleh makanan dengan lebh cepat. Tikus mempelajari bagaimana hubungan antara tuas dan makanan. Hubungan ini akan terbentuk apabila makanan tetap menjadi hadiah bagi kegiatan yang dilakukan tikus selama di dalam kotak. Konsep yang dikemukanan Skinner ini menjelaskan tentang bagaimana konsep belajar lebih mengungguli konsep dari para tokoh sebelumnya. Skinner menjelaskan konsep belajar secara sederhana, tetapi lebih komprehensif bila diterapkan. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya akan menimbulkan sebuah perubahan tingkah laku secara signifikan yang tidak dapat dibuktikan oleh tokoh-tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana yang dipikirkan oleh tokoh sebelumnya, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus tersebut akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi yang dapat mempengaruhi munculnya perilaku individu.<ref>{{Cite journal|last=Nahar|first=N. I.|date=2016|title=Penerapan teori belajar behavioristik dalam proses pembelajaran|url=|journal=Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial|volume=1|issue=1|pages=70-71|doi=|issn=2541-657X}}</ref>
* Jean Piaget Jean Piaget yang hidup dari tahun 1896 sampai tahun 1980 adalah seorang ahli [[biologi]] dan psikologi berkebangsaan [[Swiss]]. Piaget merupakan salah seorang yang merumuskan teori yang dapat menjelaskan fase-fase perkembangan kognitif manusia. Menurut Piaget teori perkembangan kognitif menjelaskan terkait asumsi tentang perkembangan cara berpikir individu dalam kompleksitas perubahannnya melalui perkembangan neurologis dan pengalaman lingkungan. Berdasarkan definisi tersebut teori ini dibangun berdasarkan dua sudut pandang yang disebut dengan sudut pandang aliran struktural (''structuralism'') dan aliran konstruktif (''constructivism''). Aliran struktural pada teori Piaget dapat dilihat dari pandangannya tentang [[Kecerdasan|inteligensi]] manusia yang berkembang melalui serangkaian tahap perkembangan yang ditandai dengan perkembangan kualitas struktur kognitifnya. Aliran konstruktif terlihat dari pandangan Piaget yang menjelaskan bahwa anak membangun kemampuan kognitif melalui interaksinya dengan dunia di sekitarnya. Aspek kognitif menjadi hal yang sangat penting dalam perkembangan manusia sebab keberhasilan dalam mengembangkan aspek kognitif dapat menentukan keberhasilan dalam aspek-aspek lainnya.<ref>{{Cite journal|last=Basri|first=H.|date=2018|title=Kemampuan kognitif dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran ilmu sosial bagi siswa sekolah dasar|url=|journal=Jurnal Penelitian Pendidikan|volume=18|issue=1|pages=3|doi=|issn=2541-4135}}</ref> Adapun tahap perkembangan kognitif yang dimaksud adalah sebagai berikut:<ref>{{Cite journal|last=Basri|first=H.|date=2018|title=Kemampuan kognitif dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran ilmu sosial bagi siswa sekolah dasar|url=|journal=Jurnal Penelitian Pendidikan|volume=18|issue=1|pages=4-5|doi=|issn=2541-4135}}</ref> 1. Tahap Sensorimotor, Usia anak dari lahir hingga sekitar 2 tahun, merupakan tahap pertama menurut Piaget. Dalam tahap ini, [[bayi]] membangun pemahaman mengenai dunianya dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensoris dengan tindakan-tindakan fisik dan motorik. 2. Tahap Praoperasional, Berlangsung usia 2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua menurut Piaget. Dalam tahap ini, anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar, melampaui hubungan sederhana antara [[informasi]] sensoris dan tindakan fisik. Mereka membantuk konsep yang stabil dan mulai bernalar. 3. Tahap Operasional Konkret, Berlangsung usia 7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga menurut Piaget. Dalam tahap ini, anak dapat melakukan operasi yang melibatkan objek-objek dan juga dapat bernalar secara [[Logika|logis]], sejauh itu diterapkan dengan contoh-contoh yang spesifik atau konkret. 4. Tahap Operasional Formal, Berlangsung usia 11 hingga 15 tahun dan terus berlangsung hinga masa [[dewasa]]. Ini merupakan tahap keempat dan terakhir menurut Piaget. Dalam tahap ini, individu melampaui pengalaman-pengalaman konkret dan berpikir secara [[abstrak]] dan logis.
* Sigmund Freud [[Sigmund Freud|Sigmund]] Freud merupakan orang yang pertama kali mengenalkan konsep psikoanalisa dalam dunia psikologi. Konsep yang dikembangkan ini mengenai alam bawah sadar, penggunaan asosiasi bebas, dan penemuannya kembali mengenai pentingnya [[mimpi]] dari manusia. Psikoanalisis Sigmund Freud terdapat struktur dan mekanisme pertahanan jiwa ''(ego)''. Freud mengemukakan bahwa terdapat tiga model struktur kepribadian, yaitu ''id, ego,'' dan ''superego''. ''Id'' merupakan sistem kepribadian asli yang dibawa manusia sejak lahir. ''Ego'' merupakan eksekutif atau pelaksana dari kepribadian ''id''. ''Superego'' merupakan kekuatan moral dan etik dari kepribadian yang beroperasi untuk memakai prinsip idealistik sebagai lawan dari prinsip kepuasan ''id'' dan prinsip realistik dari ''ego.'' Mekanisme pertahanan jiwa dalam psikoanalisis merupakan strategi yang digunakan individu untuk bertahan melawan ekspresi impuls ''id'' serta menentang tekanan ''superego''. Mekanisme pemertahanan jiwa menurut Freud terdiri dari represi ''(repession)'', pembentukan reaksi ''(reaction formation)'', proyeksi ''(projection)'', penempelan yang keliru ''(displacement)'', rasionalisasi ''(rasionalitation)'', supresi ''(supresion)'', [[sublimasi]] ''(sublimation),'' kompensasi ''(ompensation)'', dan [[regresi]] ''(regression)''.<ref>{{Cite journal|last=Fanani|first=M. A.|date=2013|title=Struktur dan mekanisme pemertahanan jiwa tokoh utama dalam kumpulan cerpen nyanyian imigran (Kumpulan cerpen buruh migran Indonesia) telaah psikoanalisis Sigmund Freud|url=|journal=Jurnal Artikulasi|volume=6|issue=2|pages=281|doi=|issn=2540-8291}}</ref>
* Albert Bandura Albert Bandura termasuk tokoh yang sangat produktif dalam membuat karya-karya baru dalam psikologi. Karya publikasinya banyak digunakan sebagai landasan teori oleh peneliti-peneliti [[ilmu]] sosial. Buah pemikiran Bandura dalam rentang tahun 1982-2012 melewati pergantian millenium tahun yang di dalamnya terjadi perubahan sosial yang cukup signifikan. Karya besar Bandura yang masih digunakan saat ini adalah teori Kognitif [[Sosial]]. Perspektif teori Kognitif Sosial lahir berdasarkan atas dari kritikan terhadap teori yang dikembangkan oleh ahli behavioristik itu sendiri. Menurut Bandura, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perilaku, namun prinsip tersebut harus memperhatikan suatu fenomena penting yang diabaikan oleh paradigma behaviorisme, yaitu bahwa manusia mempunyai kemampuan berpikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri. Bandura merumuskan Teori Belajar Sosial dengan mengakomodasi kemampuan kognitif manusia dalam berpikir dan [[belajar]] melalui pengamatan sosial. Teori belajar sosial ini lebih dikenal dengan Teori Kognitif Sosial. Teori ini didasarkan atas proses sosial dan proses kognitif individu yang menjadi sentral bagi pemahaman mengenai motivasi, emosi, dan tindakan manusia. Perspektif teori ini memandang perilaku manusia sebagai komponen dari sebuah model yang berinteraksi saling memperngaruhi dengan komponen situasi lingkungan, serta komponen personal manusia yang meliputi afeksi/emosi dan kognitif individu.<ref>{{Cite journal|last=Abdullah|first=S. M.|date=2019|title=Social cognitive theory: A Bandura thought review published in 1982-2012|url=|journal=Psikodimensia|volume=18|issue=1|pages=85-86|doi=10.24167/psidim.v18i1.1708}}</ref>
* Ivan Petrovich Pavlov Pavlov bukan seorang psikolog, melainkan dokter ahli [[fisiologi]] yang mendapatkan hadiah [[Nobel]] untuk karya dibidang fisiologi dan kedokteran pada tahun 1904. Pavlov menjadi kepala sejumlah laboratorium fisiologi di ''Imperial Institute of Experimental Medicine'' di St. Petersburg. Ivan P. Pavlov merupakan orang yang mengembangkan teori paradigma kondisioning klasik pada tahun 1849-1936, Pavlov juga disebut sebagai ilmuan [[Rusia]] yang mengembangkan teori perilaku melalui percobaan tentang [[anjing]] dan air liurnya. Proses yang ditemukan oleh Pavlov dalam percobaannya adalah perangsang yang asli dan netral atau rangsangan biasanya secara berulang-ulang dipasangkan dengan unsur penguat yang menyebabkan suatu reaksi. Perangsang [[netral]] disebut perangsang bersyarat atau terkondisionir, yang disingkat dengan CS (''conditioned stimulus''). Penguatnya adalah perangsang tidak bersyarat atau US (''unconditioned stimulus''). Reaksi alami atau reaksi yang tidak dipelajari disebut reaksi bersyarat atau CR (''conditioned response''). Pavlov mengaplikasikan istilah-istilah tersebut sebagai suatu penguat.Maksudnya setiap agen seperti makanan, yang mengurangi sebagaian dari suatu kebutuhan. Dengan demikian dari mulut anjing akan keluar air liur (UR) sebagai reaksi terhadap makanan (US). Apabila suatu rangsangan netral, seperti sebuah bel atau genta (CS) dibunyikan bersamaan dengan waktu penyajian maka peristiwa ini akan memunculkan air liur (CR).<ref>{{Cite journal|last=Hastjarjo|first=T. D.|date=2005|title=Perkembangan mutakhir kondisioning pavlovian|url=|journal=Buletin Psikologi|volume=13|issue=1|pages=1-2|doi=|issn=0854-7108}}</ref>
* Leon Festinger Teori disonansi kognitif ini pertama kali dicetuskan oleh Leon Festinger pada tahun 1951 dan populer di era tahun 1950 hingga pertengahan tahun 1970-an yang menjelaskan bagaimana manusia secara [[Konsistensi (logika)|konsisten]] mencari dan berupaya untuk mengurangi ketidaknyaman dalam berbagai situasi. Teori ini secara revolusional memikirkan bagaimana proses-proses psikologi sosial, khususnya yang terkait dengan bagaimana suatu penghargaan berdampak pada sikap dan perilaku. Teori disonansi kognitif ini merupakan suatu teori yang sangat penting dalam sejarah psikologi sosial, karena ratusan penelitian telah menguji proses disonansi. Sebagian besar penelitian mengeksplorasi bagaimana pengalaman disonansi kognitif menyebabkan adanya perubahan sikap dan perilaku individu. Ditambahkan dalam kajian ilmu komunikasi, bahwa disonansi kognitif ini memayungi teori terpaan selektif komunikasi di akhir tahun 1980-an. Teori ini hadir ketika teori penguatan atau ''reinforcement theory'' tengah mendominasi jagad penelitian psikologi sosial di pertengahan tahun 1950an. Teori penguatan atau ''reinforcement theory'' adalah teori yang dirumuskan oleh para ahli [[psikologi]], yang menjelaskan fenomena psikologi sosial melalui pendekatan behaviorisme. Teori penguatan menjelaskan konformitas adalah sebuah upaya diri individu untuk tidak merasa cemas ketika melawan sebuah pandangan ataupun norma kelompok [[mayoritas]]. Penghargaan yang didapat adalah rasa nyaman untuk sepakat dengan keputusan pihak lain. Para ahli teori penguatan menjelaskan bahwa sebuah sumber yang kredibel akan lebih persuasif karena sumber yang kredibel akan lebih menghargai pihak lain.<ref>{{Cite journal|last=Wahyurudhanto dan Prisgunanto|first=|date=2018|title=Pelanggaran melawan arah arus lalu lintas pada remaja pengendara sepeda motor di daerah khusus ibukota Jakarta: Analisis disonansi kognitif|url=|journal=Journal of Indonesia Road Safety|volume=1|issue=2|pages=105-106|doi=|issn=9654-9794}}</ref>
* John Broadus Watson John Broadus Watson lahir pada 9 Januari 1958 di South Carolina [[Amerika Serikat|USA]], dan meninggal di New York pada 25 September 1958. Belajar menurut Watson merupakan sebuah proses interaksi antara [[stimulus]] dan respons, namun stimulus dan respons yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati ''(observabel)'' dan dapat diukur. Dengan kata lain Watson mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri individu selama proses belajar, namun Watson menganggap hal tersebut sebagai faktor yang tak perlu diperhitungkan, karena hal tersebut tidak dapat menjelaskan apakah seseorang telah belajar atau belum, dan karena hal tersebut tidak dapat diamati. Teori belajar yang dikembangan Watson adalah ''Sarbon (stimulus and response bond theoriy).'' Teori ini secara umum adalah sama dengan teori Thorndike yaitu ''Connectionisme'' dan teori Pavlov ''Clasical Conditioning'', hal ini dikarenakan yang menjadi landasan dari teori behaviorisme Watson adalah teori Thorndike dan Pavlov. Watson menggunakan teori ''Clasical Conditioning'' Pavlov dalam hal interaksi antara stimulus dan respons yang dilengkapi dengan komponen penguatan (''reinforcement'') dari Thorndike. ''Sarbon (stimulus and response bond theoriy)'' adalah teori yang memandang bahwa belajar merupakan proses terjadinya refleks-refleks atau respons-respons bersyarat melalui stimulus yang dialami individu. Menurut Watson manusia dilahirkan dengan beberapa refleks dan reaksi-reaksi emosional seperti takut, cinta, dan marah. Semua tingkah laku tersebut terbentuk oleh adanya hubungan antara stimulus dan respons baru melalui ''conditioning,'' sehingga belajar dapat dipandang sebagai cara menanamkan sejumlah ikatan antara perangsang dan reaksi dalam [[sistem]] susunan [[Saraf|syaraf]].<ref>{{Cite journal|last=Pratama|first=Y. A.|date=2019|title=Relevansi teori belajar behaviorisme terhadap pendidikan agama Islam|url=|journal=Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah|volume=4|issue=1|pages=43|doi=10.25299/al-thariqah.2019.vol4(1).2718}}</ref>
* Kurt Lewin Kurt Lewin dikenal sebagai seorang fisikawan humanis dan secara resmi mengukuhkan dirinya memasuki disiplin [[psikologi]] sosial dengan rumusannya tentang [[perilaku]] yang berkaitan dengan fungsi individu dan lingkungannya. Sang fisikawan humanis pun melahirkan teori-teori besar psikologi sosial yang bernuansa “[[fisika]]”, seperti ''drive'' dan ''locomotion''.<ref>{{Cite journal|last=Soeparno|first=K.|date=2011|title=Social psychology: The passion of psychology|url=|journal=Buletin Psikologi|volume=19|issue=1|pages=24|doi=|issn=0854‐7108}}</ref> Pada tahun 1944, Kurt Lewin menciptakan ''Reseach Centre for Group Dynamic'' dan sekaligus menjadi kepala di sana. Teori Lewin yang paling terkenal adalah teori [[Lapangan]] dimana Teori Lapangan ''(Field Theory)'' terutama dikembangkan oleh Kurt Lewin. Lewin sangat dipengaruhi oleh aliran Psikologi [[Gestalt]], sehingga tidak heran jika teori lapangan juga mengutamakan keseluruhan daripada elemen atau bagian-bagian didalam studinya tentang [[jiwa]] manusia. Konstruk yang terpenting dari teori ini tentunya adalah lapangan itu sendiri, yang dalam psikologi diartikan sebagai lapangan kehidupan.<ref>{{Cite journal|last=Purba|first=A. W. D.|date=2016|title=Hubungan komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan motivasi kerja guru di smk multi karya Medan|url=|journal=Jurnal Diversita|volume=2|issue=2|pages=3|doi=|issn=2580-6793}}</ref> Dalam teori Kurt Lewin terdapat dinamika kelompok yang diartikan sebagai proses [[belajar]] individu dari pengalaman, dimana proses tersebut harus terbentuk dari suatu pembicaraan, kedekatan antar anggota [[Kelompok sosial|kelompok]], interaksi aktif antara setiap anggota kelompok dengan saling bercerita, memberikan pendapat, ide, dan berbagi pengalaman secara bersama-sama dimana disana akan terlihat bagaimana perilaku anggota kelompok tersebut, nilai yang diterapkan baik untuk dirinya sendiri maupun nilai didalam kelompok, saling memotivasi, adanya diskusi dan proses pembuatan [[keputusan]].<ref>{{Cite journal|last=Bafadal dan Tairas|first=|date=2017|title=Penerapan layanan bimbingan kelompok terhadap persepsi kemandirian remaja|url=http://url.unair.ac.id/5e974d38|journal=Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan|volume=6|issue=0|pages=30|doi=|issn=2301-7104}}</ref>
== Sosiologi ==
Baris 41 ⟶ 52:
<references/>
== Daftar Pustaka ==
Abdullah, S. M. (2019). Social cognitive theory: A Bandura thought review published in 1982-2012. ''Psikodimensia'', ''18''(1), 85-100. doi: [http://journal.unika.ac.id/index.php/psi/article/view/1708 10.24167/psidim.v18i1.1708]
Bafadal, I., & Tairas, M. M. A. W. (2017). Penerapan layanan bimbingan kelompok terhadap persepsi kemandirian remaja. ''Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan'', ''6''(-), 25-43. ISSN: 2301-7104
Basri, H. (2018). Kemampuan kognitif dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran ilmu sosial bagi siswa sekolah dasar. ''Jurnal Penelitian Pendidikan'', ''18''(1), 1-9. ISSN: 2541-4135
Fanani, M. A. (2013). Struktur dan mekanisme pemertahanan jiwa tokoh utama dalam kumpulan cerpen nyanyian imigran (Kumpulan cerpen buruh migran Indonesia) telaah psikoanalisis Sigmund Freud. ''Jurnal Artikulasi'', ''6''(2), 279-294. ISSN: 2540-8291
Hastjarjo, T. D. (2005). Perkembangan mutakhir kondisioning pavlovian. ''Buletin Psikologi'', ''13''(1), 1-17. ISSN: 0854-7108
Nahar, N. I. (2016). Penerapan teori belajar behavioristik dalam proses pembelajaran. ''Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial'', ''1''(1), 64-74. ISSN: 2541-657X
Pratama, Y. A. (2019). Relevansi teori belajar behaviorisme terhadap pendidikan agama Islam. ''Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah'', ''4''(1), 38-49. doi: [https://journal.uir.ac.id/index.php/althariqah/article/view/2718 10.25299/al-thariqah.2019.vol4(1).2718]
Purba, A. W. D. (2016). Hubungan komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan motivasi kerja guru di smk multi karya Medan. ''Jurnal Diversita'', ''2''(2), 1-18. ISSN: 2580-6793
Soeparno, K. (2011). Social psychology: The passion of psychology. ''Buletin Psikologi'', ''19''(1), 16-28. ISSN: 0854‐7108
Wahyurudhanto, A., & Prisgunanto, I. (2018). Pelanggaran melawan arah arus lalu lintas pada remaja pengendara sepeda motor di daerah khusus ibukota Jakarta: Analisis disonansi kognitif. ''Journal of Indonesia Road Safety'', ''1''(2), 104-115. ISSN: 9654-9794
[[Kategori:Psikologi sosial| ]]
[[Kategori:Psikologi]]
[[Kategori:Ilmu]]
|