Songket Pandai Sikek: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menambah teks dan referensi
k menambah teks dan referensi
Baris 10:
== Motif ==
Songket Pandai Sikek memiliki tiga jenis motif wajib dalam keperluan adat maupun penggunaan sehari-hari. Ketiganya yaitu motif pohon pinang, motif biji bayam, dan motif jalinan lidi. Motif-motif ini menjadi ciri khas yang membedakan Songket Pandai Sikek dengan Songket dari daerah lain di Minangkabau.{{Sfn|Yandri|2014|p=30}} Songket Pandai Sikek terbagi menjadi dua jenis kain. Pertama, kain yang dipenuhi oleh motif sehingga warna dasarnya tidak terlihat dengan jelas. Kain ini menggunakan benang berwarna emas. Kedua, kain yang motifnya hanya pada bagian tertentu, sehingga warna dasarnya terlihat jelas. Motifnya menyerupai gambaran [[bintang]] di langit. Pada acara adat, Songket Pandai Sikek yang digunakan harus berwarna dasar merah dan hitam dengan motif berwarna kuning keemasan. Warna dasar merah untuk pengantin perempuan, sedangkan warna dasar hitam untuk pengantin laki-laki. Warna kuning melambang keagungan, ketenaran, tutur kata yang benar dan menempuh jalan yang benar. Warna merah melambangkan keberanian dan kesanggupan menghadapi cobaan hidup. Sedangkan warna hitam melambangkan keabadian. Perpaduan ketiga warna ini juga melambangkan tiga penguasa dalam masyarakat Minangkabau yaitu kaum adat (hitam), cendekiawan (merah), dan ulama (kuning).{{Sfn|Yandri|2014|p=31}}
 
== Perlengkapan ==
Songket Pandai Sikek dibuat dengan bahan dasar berupa benang [[Lungsin dan pakan|lungsin]]. Bahan pembuat hiasannya adalah benang emas atau benang perak.{{Sfn|Devi|2015|p=23}} Perlengkapan yang digunakan untuk membuatnya yaitu:{{Sfn|Devi|2015|p=23–24}}
{| class="wikitable"
|+Peralatan Pembuatan Songket Pandai Sikek
!Nama alat
!Jenis Peralatan
!Kegunaan
|-
|''Panta''
|Peralatan pokok
|Tempat duduk penenun
|-
|''Paso''
|Peralatan pokok
|Penggulung kain
|-
|''Suri''
|Peralatan pokok
|[[Kawat]] perentang benang
|-
|''Karok''
|Peralatan pokok
|Benang [[nilon]] perentang benang
|-
|Penggulung benang
|Peralatan pokok
|Penggulung benang yang terentang
|-
|''Arang babi''
|Peralatan pokok
|Penyangga penggulung benang
|-
|''Kaminggang''
|Peralatan pokok
|penyangga ''panta''
|-
|''Tijak-tijak''
|Peralatan pokok
|Perapat benang
|-
|''Atua kawa''
|Peralatan pokok
|Tempat masuknya ''karok''
|-
|''Kudo-kudo''
|Peralatan pokok
|Pengikat ''karok''
|-
|''Tandayan''
|Peralatan pokok
|Tali ''karok''
|-
|''Langan-langan''
|Peralatan pokok
|Penggantung ''tandayan''
|-
|''Pakan''
|Peralatan pokok
|Benang dasar kain Songket
|-
|''Palapah''
|Peralatan pokok
|Bilah bambu penyangga kain
|-
|''Pancukia''
|Peralatan pokok
|Membentuk motif
|-
|''Sangka''
|Peralatan pokok
|Penyangga kain
|-
|Lidi
|Peralatan pokok
|Membentuk motif
|-
|''Turak''
|Peralatan pokok
|Pemindah benang
|-
|''Kasali''
|Peralatan pokok
|Penggulung benang
|-
|''Tungau''
|Peralatan pokok
|Pemindah benang
|-
|Kincia
|Peralatan tambahan
|Penggulung benang
|-
|Ulang-aliang
|Peralatan tambahan
|Perentang benang
|-
|Palapah bayam
|Peralatan tambahan
|Pelurus benang kusut
|-
|Daluang
|Peralatan tambahan
|penyimpan lidi
|}
 
== Penggunaan ==
Songket Pandai Sikek digunakan sebagai cendera mata pada upacara [[pernikahan]] adat Minangkabau. Kedua mempelai harus menggunakannya selama acara pernikahan. Selain itu, para pengiring pengantin juga harus mengenakan Songket Pandai Sikek.{{Sfn|Yandri|2014|p=33}}
 
== Referensi ==
Baris 20 ⟶ 125:
 
* {{cite journal|last=Christyawaty|first=Eny|date=Juni 2011|title=Kontinuitas Pola Pewarisan Seni Menenun Songket di Nagari Pandai Sikek, Tanah Datar|url=https://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id/patanjala/index.php/patanjala/article/download/284/230|journal=Patanjala|volume=3|issue=2|pages=210–226|doi=10.30959/patanjala.v3i2.284|issn=|ref={{sfnref|Christyawaty|2011}}|url-status=live}}
* {{cite journal|last=Devi|first=Silvia|date=2015|title=Sejarah dan Nilai Songket Pandai Sikek|url=https://media.neliti.com/media/publications/103002-ID-sejarah-dan-nilai-songket-pandai-sikek.pdf|journal=Jurnal Ilmu Sosial Mamangan|volume=2|issue=1|pages=17–28|doi=|issn=|ref={{sfnref|Devi|2015}}|url-status=live}}
* {{cite journal|last=Erza, E.K., Yusup, P.M.,dan Erwina, W.|first=|date=Desember 2017|title=Komunikasi budaya masyarakat Pandai Sikek dalam melakukan transformasi pengetahuan lokal|url=http://jurnal.unpad.ac.id/jkip/article/download/10716/8170|journal=Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan|volume=5|issue=2|pages=141–154|doi=|issn=2540-9239|ref={{sfnref|Erza, Yusup, dan Erwina|2017}}|url-status=live}}
* {{cite journal|last=Yandri|first=|date=2014|title=Tenun Songket Pandai Sikek dalam Budaya Masyaraat Minangkabau|url=http://ejournal.unp.ac.id/index.php/humanus/article/download/4094/3265|journal=Humanus|volume=13|issue=1|pages=–|doi=10.24036/jh.v13i1.4094|issn=2528-3936|ref={{sfnref|Yandri|2014}}|url-status=live}}