Kiai Madja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
01salsa00 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 21:
 
== Penangkapan dan Pengasingan ==
[[Berkas:Kyai madjaMakam_Kyai_Mojo.jpg|jmpl|300px|Makam KyaiKiai Madja di [[Tondano]], [[Sulawesi Utara]]]]
 
Pada tanggal 12 November 1828, Kyai Mojo dan para pengikutnya disergap di daerah Mlangi, [[Sleman]], dekat Sungai Bedog, kemudian dibawa ke [[Salatiga]]. Dalam penahanannya, Kiai Madja meminta agar para pengikutnya dibebaskan dan menerima apapun keputusan Belanda terhadap dirinya. Belanda mengabulkan permintaan tersebut dan hanya menyisakan Kiai Madja beserta orang-orang dekatnya dan beberapa tokoh berpengaruh, sementara sebagian besar pengikutnya dilepaskan.<ref name=a /> Baru pada tanggal 17 November 1828, Kyai Mojo beserta orang-orang yang masih menyertainya dikirim ke Batavia dan diputuskan akan diasingkan ke [[Tondano]], [[Minahasa]], [[Sulawesi Utara]].<ref name=a /><ref name="b">{{Cite news|url=https://historia.id/kuno/articles/si-bantheng-pengiring-diponegoro-yang-paling-setia-P7x4Q|title=Si Bantheng, Pengiring Diponegoro yang Paling Setia|last=A. Nugroho|first=Yudi|newspaper=historia.id|language=id-ID|access-date=2020-01-25}}</ref> Di tanah pembuangan, Kyai Mojo terus berdakwah hingga wafat pada 20 Desember 1849 di usianya yang ke 57 tahun. Perang Jawa sendiri berakhir dua tahun setelah hengkangnya kubu Kiai Mojo dari pasukan Diponegoro.<ref name=a />