Suku Polahi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 4:
== Asal Mula Suku Polahi ==
Konon orang Polahi adalah pelarian pada zaman [[Belanda]], ''Polahi'' atau dalam [[bahasa Gorontalo]] berarti "pelarian", merupakan sekelompok orang yang tinggal di hutan, tepatnya lereng
Menurut sejarah yang bisa ditelusuri, sejatinya suku Polahi merupakan warga [[Gorontalo]] yang pada waktu penjajahan Belanda dulu melarikan diri ke dalam hutan yang dikarenakan oleh pemimpin mereka waktu itu tidak mau ditindas oleh penjajah. Oleh karena itu, orang Gorontalo menyebut mereka Polahi, yang artinya "pelarian."<ref>{{Cite web|last=Sabtu|last2=Mei 2020|first2=23 Mei 2020 12:00 WIB 23|date=2020-05-23|title=Mengenal Suku Polahi yang Hidup Terasing di Pedalam Hutan Gorontalo|url=https://www.indozone.id/fakta-dan-mitos/gms77Ep/mengenal-suku-polahi-yang-hidup-terasing-di-pedalam-hutan-gorontalo|website=indozone.id|language=id-ID|access-date=2020-09-22|last3=Wib|first3=12:00}}</ref>
Baris 14:
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah
dialek [[Bahasa Gorontalo|Gorontalo]] dan menganut agama tradisional. Suku Polahi hidup dari bercocok tanam sekedarnya dan berburu binatang babi hutan, rusa, serta ular sanca. Belum mengenal pakaian seperti masyarakat Indonesia pada umumnya, hanya memakai penutup syahwat dari daun palma dan kulit kayu. Rumah suku Polahi sangat sederhana, tak berdinding, dapur dibuat di tengah, juga berfungsi untuk penghangat badan. Polahi juga tidak bersekolah dan menikmati fasilitas kesehatan modern. Untuk sampai ke tempat suku polahi, diperlukan jalan kaki naik gunung sekitar tujuh jam.
Orang Polahi sangat terbelakang, tak hanya karena keterpencilan dan tak mempunyai pendidikan formal, bahkan dalam kebudayaan suku Polahi tidak mengenal hitung-menghitung dan tidak mengenal nama hari dalam kalender. Atas bantuan para
Baris 26:
Orang Polahi hidup dalam kelompok-kelompok kecil di belantara hutan Gorontalo mengenal 3 tuhan dalam kepercayaannya. Ketiga tuhan ini adalah Pulohuta, Lati dan Lausala.<ref name=":2">{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|title=Terungkap, Suku Polahi di Hutan Gorontalo Mengenal Tiga Tuhan Halaman all|url=https://regional.kompas.com/read/2016/09/28/11080011/terungkap.suku.polahi.di.hutan.gorontalo.mengenal.tiga.tuhan|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2020-09-22}}</ref>
1. '''Pulohuta''', digambarkan sebagai sosok yang hidup serta memiliki kuasa atas tanah. Konsepnya berasal dari nenek moyang. Pulohuta adalah sepasang suami istri. Bila Polahi hendak membuka hutan, maka mereka akan meminta izin dahulu kepada Pulohuta.<ref name=":2" /> Selain memegang kuasa atas tanah, Pulohuta juga memegang kuasa atas hewan di hutan. Bentuk penghormatan orang Polahi kepada Pulohuta, adalah jika mereka mendapat hewan buruan, bagian tertentu dari tubuh hewan itu diiris seperti kuping, mulut, dan lidah, kemudian ditaruh di tunggul kayu untuk dipersembahkan kepada Pulohuta.
2. '''Lati''', Tuhan Lati digambarkan sebagai sosok makhluk hidup yang menghuni pohon-pohon besar serta di air terjun. Ukuran tubuhnya digambarkan kecil-kecil seukuran boneka dalam jumlah banyak. Lati merupakan pemegang kuasa atas pohon. Bila Polahi ingin menebang pohon besar atau mengambil madu lebah hutan yang terdapat di atasnya, Polahi membakar kemenyan, merapal mantera dengan tujuan menyuruh Lati pindah ke pohon lain.<ref name=":2" />
3. '''Lausala''', dalam narasi Polahi layaknya tokoh ''marvel'' (''super human''). Tokoh antagonis yang digambarkan sebagai sosok yang haus minum darah. Sosok Lausala ternyata bukan hanya dideskripsikan sebagai tokoh laki-laki, sebab ada juga perempuan tua yang disebut-sebut sebagai Lausala. Polahi membuat beberapa gambaran untuk meyakinkan bahwa Lausala itu benar-benar ada. Orang Polahi meyakini Lausala memiliki mata merah, membawa pedang yang menyala dan ia bisa pindah dengan cepat dari balik bukit ke bukit yang lain. Menurut polahi, jika ada anjing menggonggong, itu salah satu pertanda hadirnya Lausala.<ref name=":2" />
== Perkawinan Sedarah Suku Polahi ==
Baris 48:
Masyarakat suku Polahi memiliki kebiasaan unik, diantaranya masyarakat Polahi yang hanya makan sehari sekali.<ref name=":3" />
Dalam sehari orang Polahi cuma makan sekali yaitu di sore hari saat jam 5 saat menjelang
Masyarakat Polahi biasa makan umbi-umbian yang sebelumnya telah mereka tanam. Diketahui mereka bercocok tanam menanam umbi-umbian (ubi jalar), pepaya, dan pisang. Mereka tidak terbiasa dengan makanan pokok masyarakat pada umumnya, seperti beras.
|