# Fasilitas-fasilitas dan pelayanan tersebut dimiliki dan dikerjakan oleh penduduk desa, salah satu bisa bekerja sama atau individu yang memiliki.
# Pengembangan desa wisata didasarkan pada salah satu “sifat” budaya tradisional yang lekat pada suatu desa atau “sifat” atraksi yang dekat dengan alam dengan pengembangan desa sebagai pusat pelayanan bagi wisatawan yang mengunjungi kedua atraksi tersebut.
# Pengembangan desa wisata harus melibatkan warga desa. [https://sedesa.id/pengembangan-desa-wisata-harus-melibatkan-warga/ Melibatkan warga desa] dalam pengembangan desa wisata, tentu selain dalam upaya pelestarian alam dan budaya, juga dalam upaya peningkatan kegiatan ekonomi di desa. Warga harus bisa menjadi pemain dalam pengembangan desa wisata, bersama-sama dengan pemerintah desa, [https://sedesa.id/pendirian-badan-usaha-milik-desa-bumdes-lengkap/ Badan Usaha Milik Desa] dan pengelola wisata harus saling mendukung satu kegiatan desa wisata.
== Jenis Wisatawan Pengunjung Desa Wisata ==
=== Tipe Terbuka ''(spontaneus)'' ===
Tipe ini ditandai dengan karakter-karakter yaitu tumbuh menyatunya kawasan dengan struktur kehidupan, baik ruang maupun pola dengan masyarakat lokal. Distribusi pendapatan yang didapat dari wisatawan dapat langsung dinikmati oleh penduduk lokal, akan tetapi dampak negatifnya cepat menjalar menjadi satu ke dalam penduduk lokal, sehingga sulit dikendalikan.
Contoh dari tipe perkampungan wisata jenis ini adalah kawasan Prawirotaman, [[Yogyakarta]].
== [https://sedesa.id/melihat-lebih-dalam-desa-wisata-vs-kota-wisata/ Desa Wisata Vs Kota Wisata] ==
Keberhasilan kota wisata atau destinasi wisata di perkotaan karena telah terpenuhinya infrastruktur seperti pilihan mode transportasi yang beragam, tempat menginap atau hotel, pusat perbelanjaan, tempat pertunjukan dan sederet fasilitas lain. ketersediaan akses menuju desa wisata belum sepenuhnya terhubung oleh infrastruktur, masih banyak desa wisata yang jalan penghubungnya belum memiliki angkutan umum. Desa wisata juga dalam urusan transportasi dan akses, masih mengalami kesulitan, misalnya jalan yang belum di aspal, belum ada penginapan di lokasi, dan banyak persoalan lainnya. Pemerintah Indonesia melalui [https://sedesa.id/prioritas-penggunaan-dana-desa-2021/ Dana Desa] misalnya, mengupayakan terjadinya percepatan infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi di desa, termasuk dalam sektor desa wisata.
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.jogjatrip.com/id/category/wisata-desa Desa Wisata di Yogyakarta dan sekitarnya]
* {{id}} [http://www.berdesa.com/merumuskan-strategi-pengembangan-desa-wisata/ Pengembangan Desa Wisata]
* [https://sedesa.id/desa-wisata-lembah-kalipancur-eduwisata-semarang/ Desa Wisata Lembah Kalipancuran, Semarang, Indonesia]
* [https://sedesa.id/desa-wisata-tuntang-destinasi-keren-di-tengah-rawa-pening/ Desa Wisata Tuntang, Semarang, Indonesia]
* [https://sedesa.id/desa-wisata-kampung-bambu-borobudur-magelang/ Desa Wisata Kampung Bambu, Magelang, Indonesia]
* [https://sedesa.id/desa-wisata-gamplong-destinasi-wajib-wisatawan-jogja/ Desa Wisata Gamplong, Sleman, Yogyakarta]
* [https://sedesa.id/pengembangan-desa-wisata-harus-melibatkan-warga/ Pengembangan Desa Wisata Harus Melibatkan Warga]
* [https://sedesa.id/pendirian-badan-usaha-milik-desa-bumdes-lengkap/ Badan Usaha Milik Desa]
[[Kategori:Pariwisata]]
|