Terapi moral: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 4:
'''Pinel''', sebagai salah satu pelopor dan juga pencipta istilah ''terapi moral'', sebenarnya lebih banyak menganggap bahwa alasan dari dilakukannya terapi moral adalah karena kewajiban moral sebagai manusia itu sendiri alih-alih sebuah kewajiban agamawi ataupun klinis, namun istilah ''terapi moral''-nya telah telah dipergunakan dalam makna yang bervariasi di Perancis dan secara internasional, baik oleh para tokoh yang sezaman dengan Pinel maupun pada masa setelahnya. Istilah ''terapi moral'' dalam sejarahnya, banyak bertumpang tindih dengan istilah ''mental hygiene'' dan istilah ''gerakan penyintas dan konsumen kesehatan jiwa'' yang terjadi pada masa setelahnya, meskipun secara konseptual sebenarnya sejalan dan merujuk pada hal-hal yang sama.<ref name=":0" />
 
== Pemikiran & kondisi yang menjadi latar ==
== Latar ==
 
Terapi moral berkembang dalam konteks Zaman Pencerahan yang menitikberatkan pada kesejahteraan dan hak-hak individu. Pada permulaan abad ke-18, orang yang mengalami gangguan jiwa dipandang sebagai binatang yang telah kehilangan akal sehat mereka. Mereka tidak mampu bertanggung jawab secara moral namun merupakan objek dari sebuah stigma dan pelecehan oleh masyarakat, kadang-kadang dijadikan penghuni asilum dengan kondisi yang sangat yang mengerikan, seringkali dirantai dan diabaikan selama bertahun-tahun atau menjadi objek dari banyak "pengobatan" yang menyiksa termasuk pencambukan, pemukulan, pengeluaran darah (''bloodletting''), perlakuan-perlakuan yang membuat mereka terguncang, dibiarkan kelaparan, dipaparkan terhadap zat kimia yang merusak tubuh, dan juga menjadi objek dari pengucilan dan pengekangan.