Antropologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Maulana.AN (bicara | kontrib)
Basorewa (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 45:
* Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia.<ref name="Cabang-cabang Ilmu Antropologi" />
* Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.
 
=== Antropologi Psikologis ===
[[Filsafat]] antropologi sebelumnya dikenal sebagai filsafat psikologis yang dapat diartikan sebagai sebuah disiplin filsafat yang berkembang pada sekitar abad ke-18 dengan tujuan untuk membuktikan [[gagasan]] atau pemikiran tentang [[kapasitas]] konseptual pikiran, kehendak bebas, dan jiwa spiritual. Filsafat ini adalah perkembangan dari psikologi rasional yang dipelopori oleh [[Christian von Wolff]]. Psikologi rasional merupakan ilmu yang mempelajari tentang teori-teori [[metafisika]] atas pikiran dan jiwa serta dapat mampu menjelaskan terkait psikologi empris yang terbatas hanya pada jiwa yang dapat diamati atau observasi saja. Adapun beberapa ilmu alam yang mempengaruhi kajian psikologis tentang jiwa tetapi menjauhkannya dari pertanyaan yang berkaitan dengan teori-teori metafisika.{{Sfn|Ja'far|2010|p=196}}
 
Banyak kritik yang muncul terhadap filsafat psikologi salah satunya datang dari [[Immanuel Kant|Kant]]. Kant berpendapat bahwa kesadaran dari individu yang berpikir bukanlah sebagai kondisi [[Kenyataan|realitas]] yang terjadi. Individu tidak dapat mencapai identitas dirinya hanya dengan melakukan proses berpikir saja tetapi harus menggali dari diri sendiri lewat introspeksi sebagaimana dari teori-teori filsafat psikologi, kita juga harus mengamati sisi-sisi kemanusiaan, termasuk sejarah, karya-karya [[literatur]], dan budaya bangsa lain. Kritik dan saran dari Kant inilah yang mengawali perubahan pendekatan dari filsafat psikologi atas jiwa menjadi filsafat antropologi psikologis yang cakupannya menjadi lebih luas.{{Sfn|Ja'far|2010|p=197}}
 
Studi antropologi psikologis terkait [[fenomena]] psikologis dengan menggunakan istilah karakter (''character)'' tidak terlalu diminati oleh para peneliti, sementara yang paling sering muncul dalam penelitian adalah istilah [[kepribadian]], atau dalam konsep generik disebut dengan ''culture and personality''. Namun, kedua istilah tersebut masih mengarah kepada kondisi psikologis manusia. Istilah karakter dapat disamakan dengan istilah kepribadian dan dapat dikatakan bahwa karakter tergambar dari kepribadian individu.Dapat dikatakan bahwa dalam memahami fenomena karakter dalam suatu masyarakat individu harus melihat dari sudut pandang antropologi psikologis. Proses membentuk dan mengembangkan karakter suatu [[masyarakat]] berfokus pada perkembangan dan kondisi psikologis dari manusia yang hidup dalam masyarakat tersebut serta pengalaman individu dan lingkungan sosial menjadi sebuah rangkaian proses yang berkontribusi kepada pembentukan karakter itu sendiri.{{Sfn|Effendi|2016|p=178}}
 
Kajian tentang [[karakter]] dalam masyarakat pada studi-studi antropologi dimasukkan ke dalam kajian antropologi psikologi dengan memfokuskan kepada konsep utama, yakni kepribadian (''personality''). Terbentuknya karakter masyarakat berada dalam konteks [[Budaya|kebudayaan]] suatu masyarakat dapat membetuk pula kepribadian tetapi sangat bergantung kepada proses pembelajaran dalam perilaku individu (''learned behaviors)'' yang mendukung kebudayaan tersebut.{{Sfn|Effendi|2016|p=182}}
 
Mengenai pendekatan [[sistem]] dalam antropologi psikologis, yaitu perilaku individu sebagai masalah sosial yang bersumber dari sistem sosial. Individu dapat menjadi atau berperilaku buruk/jelek apabila masuk ke dalam lingkungan masyarakat yang buruk pula. Pada umumnya masyarakat yang mengalami gejala [[Diorganisasi untuk Melakukan Kehendak Yehuwa|disorganisasi]] sosial, [[Norma (disambiguasi)|norma]] dan nilai sosial menjadi lemah, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya berbagai bentuk penyimpangan perilaku. Penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap norma-norma yang ada disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor [[pribadi]], faktor keluarga yang merupakan lingkungan utama, maupun faktor lingkungan sekitar yang secara potensial dapat membentuk perilaku individu.{{Sfn|Leni|2017|p=24}}
 
Dalam kasus [[krisis]] identitas yang dialami individu tidak hanya berdampak psikologis, tetapi juga berpengaruh dalam perilaku sosial mereka. Akibatnya, muncul hambatan-hambatan dalam melakukan hubungan sosial sehingga umumnya dalam melakukan hubungan sosial secara lebih luas, individu akan sulit membuat dirinya membaur ke dalam [[struktur]] sosial yang ada dalam masyarakat.{{Sfn|Suharyanto|2015|p=98-99}}
 
Berdasarkan model pendekatan [[psikosomatik]], penyakit akan berkembang mengikuti hubungan antara faktor-faktor fisik dan mental yang saling memperkuat satu sama lain melalui sistem timbal balik yang kompleks. Psikosomatis ditunjukkan oleh hubungan [[jiwa]] dan badan, sehingga proses psikologis sangat berperan penting. Aspek-aspek psikologis seperti kepercayaan dan pola pikir yang tidak sehat akan berpengaruh pada munculnya berbagai penyakit fisik. Pendekatan tersebut sering disebut sebagai pendekatan biopsikososial, yaitu suatu konsep yang menjelaskan bahwa terdapat interaksi antara kondisi biologis, psikologis, dan sosial untuk memahami penyakit dan proses sakit yang dialami oleh individu. Kondisi sakit tidak disebabkan oleh faktor [[Biologi|biologis]] saja, melainkan juga faktor psikologis dan lingkungan sosial yang ada disekitar individu seperti keluarga dan kelompok masyarakat.{{Sfn|Fitriani dan Rois|2014|p=39}}
 
Dalam ilmu antropologi terdapat salah satu fokus kajian tentang perilaku komunikasi khususnya [[etnografi]] komunikasi. Perilaku komunikasi diartikan sebagai suatu perilaku yang terbentuk dari tiga integrasi keterampilan yang dimiliki oleh setiap individu sebagai makhluk sosial yaitu keterampilan [[linguistik]], keterampilan interaksi, dan keterampilan budaya. Perilaku komunikasi menuntut adanya suatu bentuk penguasaan dari beberapa keterampilan dan kompetensi, baik dalam bentuk keterampilan linguistik atau bahasa, keterampilan berinteraksi, dan keterampilan budaya dalam berperilaku dari individu. Perilaku [[komunikasi]] dipahami sebagai bentuk integrasi dari dua kata, yaitu perilaku (''behavior'') dan komunikasi (''communication''). Perilaku atau yang disebut dengan istilah aktivitas diartikan sebagai bagian dari konsep stimulus dan respon dalam teori psikologi. Kata perilaku juga dapat diartikan sebagai sebuah perbuatan yang dapat dibagi menjadi dua macam seperti perbuatan terbuka (''overt'') dan tertutup (''covert''). Perilaku yang terbuka adalah perilaku yang dapat diamati secara langsung melalui pancaindera. Perilaku tertutup adalah perilaku yang tidak dapat diamati secara langsung. Berdasar pada pemahaman dalam ruang lingkup kajian psikologi, perilaku komunikasi merupakan bagian dari perilaku sosial (''social behavior''). Perilaku komunikasi pada individu dipahami sebagai fungsi interaksi atas masukan dari situasi sosial dan karakteristik individual. Situasi sosial yang dimaksud adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perilaku individu yang bersifat [[Eksternalitas|eksternal]] dan lebih diartikan sebagai faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu atau disebut dengan faktor lingkungan. Faktor lingkungan dalam klasifikasinya dapat dibagi menjadi dua bagian, lingkugan fisik dan lingkungan sosial.{{Sfn|Sriyanto dan Fauzie|2017|p=91-92}}
 
== Sejarah ==
Baris 173 ⟶ 190:
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Daftar Pustaka ==
{{Cite journal|last=Effendi|first=N.|date=2016|title=Pemahaman dan pembentukan karakter masyarakat: Realitas dan pandangan antropologi|url=http://103.216.87.80/index.php/tingkap/article/view/6204/4820|journal=Tingkap|volume=11|issue=2|pages=175-185|doi=|issn=1410-7481|ref={{sfnref|Effendi|2016}}}}
 
{{Cite journal|last=Fitriani, A., &|first=Rois, A. M.|date=2014|title=Studi kasus kecenderungan psikosomatis dan kaitannya dengan sistem budaya|url=http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/proyeksi/article/view/3300/2432|journal=Proyeksi: Jurnal Psikologi|volume=9|issue=2|pages=38-48|doi=|issn=1907-8455|ref={{sfnref|Fitriani dan Rois|2014}}}}
 
{{Cite journal|last=Ja'far|first=S.|date=2010|title=Citra manusia dari filsafat psikologi ke filsafat antropologi|url=https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/psy/article/view/2188/1519|journal=Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi|volume=3|issue=2|pages=196-204|doi=10.15575/psy.v3i2.2188|ref={{sfnref|Ja'far|2010}}}}
 
{{Cite journal|last=Leni|first=N.|date=2017|title=Kenakalan remaja dalam perspektif antropologi|url=http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/konseli/article/view/1392/1783|journal=Konseli: Jurnal Bimbingan dan Konseling (E-Journal)|volume=4|issue=1|pages=23-34|doi=|issn=2355-8539|ref={{sfnref|Leni|2017}}}}
 
{{Cite journal|last=Sriyanto, S., &|first=Fauzie, A.|date=2017|title=Penggunaan kata “jancuk” sebagai ekspresi budaya dalam perilaku komunikasi arek di kampung Kota Surabaya|url=https://journal.unesa.ac.id/index.php/jptt/article/view/1679/1116|journal=Jurnal Psikologi Teori dan Terapan|volume=7|issue=2|pages=88-102|doi=10.26740/jptt.v7n2.p88-102|ref={{sfnref|Sriyanto dan Fauzie|2017}}}}
 
{{Cite journal|last=Suharyanto|first=A.|date=2015|title=Waria dalam kajian antropologi tubuh|url=https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/antrophos/article/view/6240/5505|journal=Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology)|volume=1|issue=1|pages=94-101|doi=10.24114/antro.v1i1.6240|ref={{sfnref|Suharyanto|2015}}}}
 
== Pranala luar ==