Polopalo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 5:
Polopalo dari segi bahasa berasal dari kata polo-polopalo yang artinya bergetar nyaring.<ref>{{Cite web|date=2015-12-17|title=Polopalo,Gorontalo|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/polopalogorontalo/|website=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|language=id-ID|access-date=2020-09-25}}</ref> Cara membuat polopalo yaitu dari seruas bambu yang sudah kering dan berbunyi nyaring. Sejak dahulu polopalo dibunyikan ketika para petani menghibur diri ketika sedang menanam padi di sawah yang kemudian dibunyikan sebagai tanda waktu berbuka puasa maupun ketika sahur di bulan suci Ramadhan.
Alat polopalo terdiri dari berbagai macam ukuran, ada yang kecil, sedang dan besar. Ukuran lingkaran bambu sekitar 9 cm - 17 cm dan panjangnya sekitar 31 cm. Cara memainkan alat ini yaitu cukup dipukul-pukulkan di atas lutut sehingga mengeluarkan bunyi/suara. Polopalo lebih bagus saat dimainkan pada saat malam hari atau suasana hening.
== Referensi ==
|