Silsilah raja-raja Sunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k ←Suntingan 36.72.50.124 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh LaninBot
Tag: Pengembalian
Baris 49:
# Prabu Dewa Sanghyang (1012-1019M).
# Prabu Sanghyang Ageng (1019 - 1030 M), berkedudukan di Galuh.
# Prabu Detya Maharaja Sri [[Jayabhupati]]Jayabupati (1030‚ - 1042 M ), berkedudukan di [[Pakuan]]. Pada masa itu Sriwijaya /kerajaan orang Melayu menjadi ancamanmomok yang menakutkan. UntukKerajaan Sunda Galuh untuk menghindari konflik dengan Sriwijaya, Kerajaan Sunda-Galuh melakukan hubungan pernikahan antara raja ke- 19, Prabu Sanghyang Ageng (Ayah dari Sri JayabhupatiJayabupati) dengan putri [[Sriwijaya]]. Jadi ibu Sri Jayabupati adalah seorang puteri Sriwijaya dan masih kerabat dekat Raja [[Wurawuri]]WURAWURI. Permaisuri Sri Jayabupati adalah puteri [[Dharmawangsa]] (adik Dewi Laksmi isteri [[Airlangga]]) dari [[Kerajaan Medang|Medang]]. Karena pernikahan tersebut Jayabupati mendapat anugerah gelar dari mertuanya (Dharmawangsa). Gelar itulah yang dicantumkannya dalam [[Prasasti Sanghyang TapakCibadak]]. Raja Sri Jayabupati pernah mengalami peristiwa tragis. Dalam kedudukannya sebagai Putera Mahkota Sunda keturunan Sriwijaya dan menantu Darmawangsa, ia harus menyaksikan permusuhan yang makin menjadi-jadi antara Sriwijaya dengan mertuanya ([[Dharmawangsa Teguh Anantawikrama|Dharmawangsa]]). Pada puncak krisis ia hanya menjadi 'penonton' dan terpaksa tinggal diam dalam kekecewaan karena harus 'menyaksikan' ibukota Medang & Dharmawangsa diserang dan dibinasakan oleh raja Wurawuri atas dukungan Sriwijaya. Ia diberi tahu akan terjadinya serbuan itu oleh pihak Sriwijaya, akan tetapi ia dan ayahnya 'diancam' agar bersikap netral dalam hal ini. Serangan Wurawuri yang dalam [[Prasasti Calcuta]] disebut [[Pralaya]] itu terjadi tahun '''1019''' M. [[Sriwijaya]] sendiri musnah pada tahun '''1025''' karena serangan [[Kerajaan Chola]] dari [[India]]. Tahun 1088, [[Kerajaan Melayu Jambi]], menaklukan [[Sriwijaya]], dan berkuasa selama dua ratus tahun. Dua abad kemudian, kedua kerajaan tersebut menjadi taklukan kerajaan [[Singhasari]] di era Raja [[Kertanegara]], dengan mengirimkan Senopati Mahisa / Kebo / Lembu Anabrang, dalam ekspedisi Pamalayu 1 dan 2, dengan pertimbangan untuk mengamankan jalur pelayaran di selat Malaka yang sangat rawan Bajak Laut setelah runtuhnya Sriwijaya pada tahun 1025. Mahisa Anabrang yang menikah dengan Dara Jingga (anak dari Raja [[Kerajaan Melayu Jambi]], Mauliwarmadhewa), adalah ayah dari [[Adityawarman]], pendiri [[Kerajaan Pagaruyung]]. Dara Jingga dikenal juga sebagai Bundo Kanduang dalam hikayat [[Kerajaan Pagaruyung]] atau [[Minangkabau]]. Mungkin istilah MINANG-KABAU berasal dari adanya KEBO (KEBO / Mahisa / Lembu ANABRANG) yang meminang putri Raja [[Kerajaan Dharmasraya]] / [[Kerajaan Melayu Jambi]]{{fact}}.
# Raja Sunda ke 21 berkedudukan di Galuh
# Raja Sunda ke 22 berkedudukan di Pakuan
Baris 98:
Dengan kejadian tadi berarti kedudukan dan kekuasaan [[Prabu Geusan Ulun]] Raja [[Sumedang Larang]] menjadi lebih besar dengan menerima hibah sebagian besar wilayah bekas Kerajaan Pakuan Pajajaran (seluruh Tatar Sunda kecuali Banten dan Cirebon), sementara Raja Pakuan Pajajaran terakhir (Prabu Nusiya Mulya/ Suryakancana) menurut kabar menyingkir ke Gunung Salak sambil menghimpun kekuatan untuk serangan balasan, namun tidak pernah terlaksana karena dia keburu meninggal dunia.
 
Walaupun telah menerima wilayah kekuasaan dari bekas Kerajaan Pakuan Pajajaran, sulit bagi dia untuk mengembangkan kekuasaannya karena posisi [[Kerajaan Sumedang Larang]] terjepit di antara dua kekuatan besar yaitu Kerajaan/ [[Kesultanan Banten]] dan Kerajaan/ [[Kesultanan Cirebon]] yang sama-sama mengincar wilayah bekas [[Pakuan Pajajaran]]. Anaknya, [[Rangga Gempol I|Suriadiwangsa]], memutuskan untuk bergabung dengan [[Kesultanan Mataram|Mataram]] di tahun 1620.
 
== Garis waktu kerajaan-kerajaan di Tatar Pasundan ==
Baris 105:
{{S-start}}
{{Succession box|jabatan=[[Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha|Kerajaan Hindu-Budha]]
|pendahulu=Era [[PrasejarahKerajaan IndonesiaSalakanagara|Salakanagara]]
|pengganti=Era [[SejarahKerajaan NusantaraSunda pada era kerajaan IslamGaluh|KerajaanSunda IslamGaluh]]
|tahun=358 - 669
}}