R. Musaid Werdisastro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Maslumajang (bicara | kontrib)
Babad Soengenep: Penambahan pranala
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Maslumajang (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 48:
akan datang ke Sumenep untuk berdakwah bertempat di pendopo rumah R. Werdisastro.
Tiba-tiba kiai besar tersebut membatalkan kedatangannya dan digantikan oleh kiai lain.
Karena kiai yang didambakan batal datang, maka massa pengajian tidak ada yang datang pada hari diletakkan di tepi jalan, untuk diminum siapa saja yang berminat.
pertemuan, padahal R. Musaid Werdisastro sudah mempersiapkan segalanya termasuk
hidangan dan minuman kopi. Akibatnya berkaleng-kaleng kopi sampai diletakkan di tepi jalan, untuk diminum siapa saja yang berminat.
R. Musaid Werdisastro kemudian berkata: Aku dalam berumah tangga
tidak mau beristri dua. Maka mulai sekarang aku akan di Muhammadiyah saja.
 
=R. Musaid Werdisastro Mendorong Kader-Kader Muda Untuk Aktif Berkiprah=
 
Mulai 1931 Muhammadiyah Sumenep makin berkembang secara kelembagaan dengan diperkuat oleh tenaga-tenaga baru dan
hasil konperensi Muhammadiyah Sumenep menetapkan R. Muhammad Saleh Werdisastro sebagai
Ketua, R. Muh. Ali Sastronegoro sebagai wakil ketua sedangkan R. Musaid Werdisastro sebagai penasehat.
 
Dengan kiprah kader-kader muda amal usaha dan pergerakan dakwah Muhammadiyah makin berkembang pesat. Pemurnian Islam makin digiatkan, Shalat Id dilakukan di lapangan, beras fitrah
dibagikan kepada fakir–miskin tidak kepada Kiai. Muhammadiyah Sumenep juga menyediakan
pelayanan kesehatan dengan mendirikan PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem), yang sekarang dikenal sebagai PKU (Penolong Kesejahteraan Ummat).
 
Muhammadiyah Sumenep juga membuka Madrasah Diniyah bertempat di pendopo
rumah R. Werdisastro. Madrasah ini mendapat bantuan dari KH. Mas Mansur Surabaya
yang kebetulan mereka ada hubungan keluarga.
KH. Mas Mansur mengirimkan
murid yang sekaligus keponakannya yaitu Abd. Kadir Muhammad (anak dari KH. Mas Muhammad) untuk menjadi
Ustadz pengajar di Madrasah tersebut.
 
=Keluarga=
 
R. Musaid Werdisastro dari pernikahan dengan R. Aminatuzzuhra dikaruniai empat orang putra-putri yaitu R. Sulaiman Djojosubroto, R. Mariyatul Kibtiyah, R. Abdullah Kusumonegoro dan R. Muhammad Saleh Werdisastro.
 
=Wafat=
R. Musaid Werdisastro wafat pada tanggal 27 Mei 1956 pada usia 85 tahun dan dimakamkan di
Asta Tinggi tepatnya di komplek pemakaman keluarga Raden Adipati Pringgoloyo.
 
=Referensi=
1. Otobiografi "Muhammad Saleh Werdisastro" yang ditulis oleh Ir. Mansur Werdisastro
2. Raden Musaid Werdisastro, Orang Muhammadiyah Penulis Babad Sumenep tulisan Bahrus Surur-Iyunk, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sumenep.
3. Gelora Islam Sang Sastrawan Besar Madura, R. Musaid Werdisastro – Penulis Babad Sumenep yang ditulis oleh Badrut Tamam Gaffas