Ajip Rosidi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 58:
Sejak SMP Ajip sudah menekuni dunia penulisan dan penerbitan. Ia menerbitkan dan menjadi editor serta pemimpin majalah Suluh Pelajar (1953–1955). Pada tahun 1965–1967 ia menjadi Pemimpin redaksi Mingguan Sunda; Pemimpin redaksi majalah kebudayaan Budaya Jaya (1968–1979); Pendiri penerbit Pustaka Jaya (1971). Mendirikan dan memimpin Proyek Penelitian Pantun dan Folklor Sunda (PPP-FS) yang banyak merekam Carita Pantun dan mempublikasikannya (1970–1973). Menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta (1972–1981).<ref name="ajip5" />
 
Bersama kawan-kawannya, Ajip mendirikan penerbit Kiwari di Bandung (1962), penerbit Cupumanik (Tjupumanik) di Jatiwangi (1964), Duta Rakyat (1965) di Bandung, Pustaka Jaya (kemudian Dunia Pustaka Jaya) di Jakarta (1971), Girimukti Pasaka di Jakarta (1980), dan Kiblat Buku Utama di Bandung (2000). Terpilih menjadi Ketua IKAPI dalam dua kali kongres (1973–1976 dan 1976–1979). Menjadi anggota DKJ sejak awal (1968), kemudian menjadi Ketua DKJ beberapa masajamasa batanjabatan (1972–1981). Menjadi anggota BMKN 1954, dan menjadi anggota pengurus pleno (terpilih dalam Kongres 1960). Menjadi anggota LBSS dan menjadi anggota pengurus pleno (1956–1958) dan anggota Dewan Pembina (terpilih dalam Kongres 1993), tetapi mengundurkan diri (1996). Salah seorang pendiri dan salah seorang Ketua PP-SS yang pertama (1968–1975), kemudian menjadi salah seorang pendiri dan Ketua Dewan Pendiri Yayasan PP-SS ([[1996]]). Salah seorang pendiri Yayasan PDS H.B. Jassin (1977).<ref name="ajip5" />
 
Sejak [[1981]] diangkat menjadi guru besar tamu di ''[[Osaka Gaikokugo Daigaku]]'' (Universitas Bahasa Asing Osaka), sambil mengajar di Kyoto Sangyo Daigaku (1982–1996) dan Tenri DaignkuDaigaku (1982–1994), tetapi terus aktif memperhatikan kehidupan sastra-budaya dan sosial-politik di tanah air dan terus menulis. Tahun [[1989]] secara pribadi memberikan [[Hadiah Sastera Rancagé]] setiap yang kemudian dilanjutkan oleh Yayasan Kebudayaan Rancage yang didirikannya.<ref name="ajip5" />
 
Setelah pensiun ia menetap di desa [[Pabelan, Mungkid, Magelang|Pabelan]], Kecamatan [[Mungkid, Magelang]], [[Jawa Tengah]]. Meskipun begitu, ia masih aktif mengelola beberapa lembaga nonprofit seperti Yayasan Kebudayaan Rancagé dan Pusat Studi Sunda.<ref name="ajip5" /> Pada tahun 2008, beberapa sastrawan mengapresiasi karyanya yang dituangkan dalam buku berjudul ''Jejak Langkah Urang Sunda 70 Tahun Ajip Rosidi.<ref>{{Cite book|title=Jejak Langkah Urang Sunda 70 Tahun Ajip Rosidi|publisher=PT. Kiblat Buku Utama|year=2008|editor-last=Alwasilah|editor-first=A. Chaedar|location=Bandung|pages=|editor-last2=Setiawan|editor-first2=Hawe|editor-last3=Hidayat|editor-first3=Rahmat Taufiq}}</ref>''
Baris 101:
 
== Penghargaan ==
* ''Hadiah SasteraSastra Nasional'' 1955–1956 untuk [[puisi]] (diberikan tahun 1957) dan 1957–1958 untuk [[prosa]] (diberikan tahun [[1960]]).<ref>{{cite web|url=http://ppat.dbp.gov.my/galeri%20karyawan/anugerah%20mastera/ajip.htm|title=Tokoh: Anugerah Sastera Mastera Brunei Darussalam|year=2003|accessdate=11 November 2011|archiveurl=https://archive.is/aZml|archivedate=20 Dec 2012 13:27:24 UTC}}</ref>
* ''Hadiah Seni'' dari Pemerintah RI 1993.
* ''Kun Santo Zui Ho Sho'' ("Bintang Jasa Khazanah Suci, Sinar Emas dengan Selempang Leher") dari pemerintah [[Jepang]] sebagai penghargaan atas jasa-jasanya yang dinilai sangat bermanfaat bagi hubungan Indonesia-Jepang [[1999]]
Baris 126:
[[Kategori:Tokoh Pers Sunda]]
[[Kategori:Penulis Sunda]]
[[Kategori:Kelahiran 1938]]
[[Kategori:Kematian 2020]]