Pustaha Agung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{Sedang ditulis|30 September}}[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Wichelboek_TMnr_A-1389.jpg|jmpl|Pustaha Agung]]
'''Pustaha Agung''' adalah [[pustaha]] terbesar yang pernah disusun dan sekarang berada di [[Tropenmuseum]], [[Belanda]].<ref>{{Cite journal|last=Purba|first=Mauly|date=2002|title="Adat ni Gondang": Rules and Structure of the "Gondang" Performance in Pre-Christian Toba Batak "Adat" Practice|url=https://www.jstor.org/stable/834422|journal=Asian Music|language=en|volume=34|issue=1|pages=67–109|doi=|issn=0044-9202}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/754168846|title=Bibliography of art and architecture in the Islamic world|location=Leiden|isbn=978-90-04-17058-2|others=Sinclair, Susan (Art historian),, Bleaney, C. H.,, García Suárez, Pablo,|oclc=754168846}}</ref><ref>{{Cite book|last=Aritonang, Jan S.|date=1994|url=http://worldcat.org/oclc/29220710|title=Mission schools in Batakland (Indonesia), 1861-1940|publisher=E.J. Brill|isbn=90-04-09967-0|oclc=29220710}}</ref><ref>{{Cite book|date=1998|url=https://books.google.co.id/books?id=9j_jAAAAMAAJ&q=agung+Pustaha&dq=agung+Pustaha&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwi5iYeWy9LrAhWCeX0KHZcKC-0Q6AEwBXoECAUQAg|title=PARNUSA: Perjuangan amanat rakyat Nusantara|publisher=PT Pers Parnusatama Cemerlang|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|last=Situmorang, Sitor, 1923-2014.|date=2009|url=http://worldcat.org/oclc/1027931871|title=Toba na sae : sejarah lembaga sosial politik abad XIII-XX|publisher=Komunitas Bambu|isbn=979-3731-61-3|oclc=1027931871}}</ref><ref>{{Cite book|last=Marbun|first=M. A.|last2=Hutapea|first2=Idris M. T.|date=1987|url=https://books.google.co.id/books/about/Kamus_Budaya_Batak_Toba.html?hl=id&id=T8aAAAAAMAAJ&redir_esc=y|title=Kamus budaya Batak Toba|publisher=Balai Pustaka|language=id}}</ref>
Pustaha Agung adalah salah satu pustaha tertua di dunia. Panjangnya lebih dari 50 cm, tingginya 42 sentimeter, merupakan pustaha terbesar. Pustaha Agung telah dipamerkan sejak awal pendirian museum. Sebelum Tropenmuseum resmi dibuka, pengunjung dapat mengunjungi Pameran Peringatan 25 tahun masa pemerintahan [[Wilhelmina dari Belanda|Ratu Wilhelmina]] pada tahun 1923. Meskipun museum masih dalam pembangunan, benda-benda sudah dipajang di atas meja di galeri museum, termasuk Pustaha Agung.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Westerkamp|first=Willem|date=2009-07-01|title=From Singa to Naga Padoha, the Making of a Magical Creature|url=https://doi.org/10.1080/13639810902979354|journal=Indonesia and the Malay World|volume=37|issue=108|pages=163–181|doi=10.1080/13639810902979354|issn=1363-9811}}</ref>
== Sejarah ==
Pustaha Agung telah disimpan sejak tahun 1850-an, tetapi usia sebenarnya bisa jadi lebih tua. Isinya diterjemahkan ke dalam [[bahasa Belanda]] oleh Pastor H.J.A. Promes in 1968.Pustaha Agung berisi nama-nama pendeta dan desa tempat mereka tinggal. Dengan mempelajari nama desa-desa tersebut, dapat diasumsikan bahwa ilmu tersebut berpindah dari barat [[Danau Toba]] ke barat daya, sampai ke desa Lobu Siregar di [[Siborongborong, Tapanuli Utara|Siborongborong]]. [[Datu]] yang menulis dan memiliki Pustaha Agung, Guru Tumurun Hata ni adji, namora Simandjuntak tinggal di desa ini.
Pustaha dibawa ke Belanda oleh ahli bahasa [[Herman Neubronner van der Tuuk]]. Van der Tuuk lahir di [[Malaka (disambiguasi)|Malaka]] (1824). Pada usia 12 tahun, ia menempuh pendidikan di [[Belanda]]. Sebagai seorang ahli bahasa, dia pergi ke Sumatra untuk ditugaskan ke [[Nederlands Bijbelgenootschap|Lembaga Alkitab Belanda]] untuk menerjemahkan [[Alkitab]] ke dalam bahasa Batak. Pada tahun 1851 ia tiba di Sumatera Utara. Pada tahun 1852, ia pindah ke kota pelabuhan [[Barus, Tapanuli Tengah|Barus]] di Sumatera Utara di pantai barat Sumatera. Dari sana ia melakukan perjalanan ke pedalaman [[tanah Batak]] di mana ia menemukan bahasa Batak dalam bentuknya yang paling murni. Van der Tuuk mungkin orang Eropa pertama yang melihat Danau Toba. Van der Tuuk mengumpulkan berbagai kerajinan Batak selama tinggal antara tahun 1851 dan 1857, termasuk Pustaha Agung. Pada tahun 1857, Van der Tuuk terpaksa kembali ke Barus setelah hampir dibunuh oleh [[Sisingamangaraja XII|Sisingamangaraja]]. Ia kembali ke Belanda pada tahun 1857 dan tidak pernah kembali ke Sumatera.
Di Belanda, Van der Tuuk menyelesaikan empat jilid kamus Batak-Nederduitsch dan menerjemahkan sejumlah [[Alkitab#Daftar Kitab dalam Alkitab Kristen|kitab dari Alkitab]]. Dia merindukan Hindia Belanda sehingga akhirnya menetap di [[Bali United F.C.|Bali]]. Pada tahun 1894, Van der Tuuk meninggal karena [[disentri]] pada usia 70 tahun di sebuah rumah sakit militer di [[Kota Surabaya|Surabaya]].{{sfn|Tropenmuseum|(2012)|p=11|ps=, "Upon his return, he worked on translating the books of the Bible into Batak and on publishing his Batak-Dutch Dictionary (1861)."}} Pada tahun 1862, sebelum ke Bali, van der Tuuk menyumbangkan koleksinya ke Museum Etnografi Masyarakat Zoologi Natura Artis Magistra di Amsterdam. Saat itu kebun binatang biasa memajang koleksi etnografis. Artefak biasanya diperoleh dari kolektor pribadi, administrator, agen perdagangan, pelancong, penjelajah, misionaris, perusahaan, dan masyarakat ilmiah. Tidak ada bidang minat tertentu, semua benua diwakili dalam sekelompok item etnografi yang tidak diklasifikasikan.<ref name=":0" />
== Referensi ==
<references />
== Daftar Pustaka == *{{Cite book|last=Tropenmuseum|first=|date=2012|url=|title=Stories Around the World - Teacher's Pack (8-12 years olds)|location=Amsterdam|publisher=Koninklijk Instituut voor de Tropen|isbn=|pages=|ref={{Sfnref|Tropenmuseum|(2012)}}|url-status=live}}
*
[[Kategori:Batak]]
[[Kategori:Naskah]]
|