Pustaha Agung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3:
'''Pustaha Agung''' adalah [[pustaha]] terbesar yang pernah dibuat dan sekarang berada di [[Tropenmuseum]], [[Belanda]].
Pustaha Agung adalah salah satu pustaha tertua di dunia. Panjangnya lebih dari 50 cm, tingginya 42 sentimeter, merupakan pustaha terbesar. Pustaha Agung telah dipamerkan sejak awal pendirian museum. Sebelum Tropenmuseum resmi dibuka, pengunjung dapat mengunjungi Pameran Peringatan 25 tahun masa pemerintahan [[Wilhelmina dari Belanda|Ratu Wilhelmina]] pada tahun 1923. Meskipun museum masih dalam pembangunan, benda-benda sudah dipajang di atas meja di galeri museum, termasuk Pustaha Agung.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Westerkamp|first=Willem|date=1 Juli 2009
== Sejarah ==
Baris 10:
Pustaha dibawa ke Belanda oleh ahli bahasa [[Herman Neubronner van der Tuuk]]. Van der Tuuk lahir di [[Malaka (disambiguasi)|Malaka]] (1824). Pada usia 12 tahun, ia menempuh pendidikan di [[Belanda]]. Sebagai seorang ahli bahasa, dia pergi ke Sumatra untuk ditugaskan ke [[Nederlands Bijbelgenootschap|Lembaga Alkitab Belanda]] untuk menerjemahkan [[Alkitab]] ke dalam bahasa Batak. Pada tahun 1851 ia tiba di Sumatera Utara. Pada tahun 1852, ia pindah ke kota pelabuhan [[Barus, Tapanuli Tengah|Barus]] di Sumatera Utara di pantai barat Sumatera. Dari sana ia melakukan perjalanan ke pedalaman [[tanah Batak]] di mana ia menemukan bahasa Batak dalam bentuknya yang paling murni. Van der Tuuk mungkin orang Eropa pertama yang melihat Danau Toba. Van der Tuuk mengumpulkan berbagai kerajinan Batak selama tinggal antara tahun 1851 dan 1857, termasuk Pustaha Agung.<ref name=":0" />
Pada tahun 1857, Van der Tuuk terpaksa kembali ke Barus setelah hampir dibunuh oleh [[Sisingamangaraja XII|Sisingamangaraja]]. Ia kembali ke Belanda pada tahun 1857 dan tidak pernah kembali ke Sumatera. Di Belanda, Van der Tuuk menyelesaikan empat jilid kamus Batak-Nederduitsch dan menerjemahkan sejumlah [[Alkitab#Daftar Kitab dalam Alkitab Kristen|kitab dari Alkitab]]. Dia merindukan Hindia Belanda sehingga akhirnya menetap di [[Bali United F.C.|Bali]]. Pada tahun 1894, Van der Tuuk meninggal karena [[disentri]] pada usia 70 tahun di sebuah rumah sakit militer di [[Kota Surabaya|Surabaya]].{{sfn|Tropenmuseum|(2012)|p=11|ps=, "Upon his return, he worked on translating the books of the Bible into Batak and on publishing his Batak-Dutch Dictionary (1861)."}} Pada tahun 1862, sebelum ke Bali, van der Tuuk menyumbangkan koleksinya ke Museum Etnografi Masyarakat Zoologi Natura Artis Magistra di Amsterdam. Saat itu kebun binatang biasa memajang koleksi etnografis. Artefak biasanya diperoleh dari kolektor pribadi, administrator, agen perdagangan, pelancong, penjelajah, misionaris, perusahaan, dan masyarakat ilmiah. Tidak ada bidang minat tertentu, semua benua diwakili dalam sekelompok item etnografi yang tidak diklasifikasikan.
== Bentuk ==
Jika ditutup, pustaha berbentuk binatang yang berdiri di atas keempat kukunya. Bagian atas dihiasi dengan ukiran gambar binatang mirip ular berkepala singa. Di bagian bawah ada empat kaki atau kuku. Achim Sibeth, penulis ''The Batak'', berkomentar bahwa hewan tersebut adalah representasi dari [[Naga Padoha]], seekor ular air purba yang menguasai dunia bawah. Mitos penciptaan Batak menceritakan bahwa pada zaman purba ketika dunia adalah lautan, ular mengaduk pasir dari dasar samudra untuk menciptakan pulau-pulau pertama yang menciptakan pulau-pulau di Indonesia. Ahli lain berpendapat bahwa sosok tersebut mewakili singa, diserap dari [[Bahasa Sanskerta|bahasa Sansekerta]] saat kontak pertama dengan pedagang Hindu di daerah Batak selatan. Dalam budaya Batak, singa adalah makhluk mitos yang rumit yang terkait dengan ular betina. Contoh representasi singa dapat ditemukan pada kepala binatang dari kayu yang dikoleksi oleh Tassilo Adam, seorang pengusaha kebun berkebangsaan Jerman dan penyuka budaya Batak Toba.{{Sfn|Westerkamp|(2009)|p=171}}
Halaman-halaman pustaha dilipat seperti [[buku musik]] yang digunakan dalam organ jalan mekanis. 56 halaman terbuat dari kulit batang [[Gaharu (pohon)|gaharu]]. Panjang halaman kulit kayu mencapai 17 meter jika dibuka. Tinta terbuat dari campuran getah pohon rebus dan bahan lainnya. Tusuk bambu, tanduk kerbau atau butiran daun aren digunakan untuk menulis. Pustaha Agung berisi deskripsi semua jenis mantra dan mantra yang dibutuhkan oleh datu. Contoh mantra dalam pustaha adalah mantra untuk menghancurkan desa lain; mantra untuk menghilangkan lawan; untuk menimbulkan cinta; cerita tentang penciptaan dunia.{{sfn|Westerkamp|(2009)|p=10}}
Tali rotan dipasang di kaki depan dan melalui lubang di perut. Tali ini digunakan untuk membawa pustaha seperti tas.{{sfn|Westerkamp|2009|pp=163-81}}
Pustaha Agung selalu ditampilkan tanpa dibuka di museum, menekankan aspek fisiknya yang mirip binatang. Hal ini cenderung memberi [[stereotipe]] orang Batak sebagai orang barbar, primitif, dan galak.{{sfn|Sinclair|(2012)|p=131|ps=, "It has always been shown unopened, with emphasis on its physical aspect - a large magical creature carved on it - and surrounded by objects, thereby tending to stereotype the Batak as ferocious, primitive and heathen."}}
== Referensi ==
Baris 18 ⟶ 27:
*{{Cite book|last=Tropenmuseum|first=|date=2012|url=|title=Stories Around the World - Teacher's Pack (8-12 years olds)|location=Amsterdam|publisher=Koninklijk Instituut voor de Tropen|isbn=|pages=|ref={{Sfnref|Tropenmuseum|(2012)}}|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Sinclair|first=Susan|last2=Bleaney|first2=C. H.|last3=Suárez|first3=Pablo García|date=2012|url=https://books.google.co.id/books?id=igOarMmGZ70C&printsec=frontcover&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false|title=Bibliography of Art and Architecture in the Islamic World (2 Vol. Set)|location=|publisher=BRILL|isbn=978-90-04-17058-2|pages=|language=en|ref={{Sfnref|Sinclair|(2012)}}|url-status=live}}
*{{Cite journal|last=Westerkamp|first=Willem|date=1 Juli 2009|title=From Singa to Naga Padoha, the Making of a Magical Creature|url=https://doi.org/10.1080/13639810902979354|journal=Indonesia and the Malay World|volume=37|issue=108|pages=163–181|doi=10.1080/13639810902979354|issn=1363-9811|ref={{Sfnref|Westerkamp|(2009)}}}}
[[Kategori:Batak]]
|