== KosakataKosa Kata ==
* Aci: boleh; pantas. “Enggak aci ah, aku sudah duluan kok, antrilah”
* Wayar: Kabel
1. Aci: boleh; pantas. “Enggak aci ah, aku sudah duluan kok, antrilah”
2. Acem: bagaimana? (acemmana, macamana)
3. Alamak: Alah Mak (''oh my god'')
4. Alip: permainan petak umpet –alip cendong--. “Main alip yok woi..”
5. Awak: saya/kamu juga bisa. “Awak masih di rumah ini, bentar lagilah”
6. Ambal: karpet; sajadah
7. Anak mudanya: tokoh pahlawan dalam film. “Weees datang anak mudanya.”
8. Angek: iri, cemburu
9. Anggar: sok jago
10. Atrek: mundur
11. B1: anjing –biang—
12. B2: babi
13. BPK: babi panggang karo
14. Becakap: berbicara
15. Balen: bagi/minta
16. Baling: rusak. “Udah baling kawan itu, becakap sendiri dia kutengok.”
17. Bante: bantai
18. Bedangkik: pelit
19. Bedogol: bodoh; bego
20. Begadang: kerupuk kulit goreng berbentuk segi empat berwarna coklat
21. Belacan: terasi
22. Belanda: pelit -bernuansa serakah-. “Belanda kali kau”
23. Bendol: benjol
24. Bengak: bego
25. Bengap: lembam; babak belur
26. Beserak: berantakan, berserak
27. Berantam: berkelahi
28. Betor: becak motor
29. Bereng: melihat/melirik dengan tajam -bernuansa menantang-. “Alaah mak, diberengnya aku tadi, bikin keder saja pun.”
30. Berondok: sembunyi
31. Beselemak: belepotan. “Beselemak kali kau makan.”
32. BK: plat nomor polisi kendaraan “Berapa BK mu?”
33. Bocor alus: agak gila
34. Bonbon: permen
35. Bongak: bohong “Malas awak, banyak kali bongakmu”
36. Bolong: berlubang
37. Bos: ayah (bapak) . “Sehat Bosmu?”
38. Bos Besar: Orang Tua dari pimpinan; tokoh beken;
39. Broti: kayu untuk tiang
40. Cak/Cok/Cobak: coba…. “Cak mainkan dulu.”
41. Cakap: omong. “Banyak kali cakapmu.”
42. Cakap kotor: omong kotor
43. Celat: cadel
44. Celit: pelit
45. Cemana: macam mana? Bagaimana?
46. Cendek: pendek
47. Cengkunek: lagak; omong kosong; bohong, bertingkah “Banyak kali cengkunek kau”
48. Cetek: dangkal
49. Ceng/enceng: bubar; selesai
50. Cengkunek: gaya, omong kosong. “Banyak kali cengkunekmu.”
51. Cincai: sepakat bisa diatur
52. Cincong: omong; alasan
53. Congor: mulut –istilah kasar—
54. Congok: rakus
55. Cop: ungkapan untuk minta rehat dulu
56. Cuak: penakut
57. Cup: ungkapan untuk menandai terlebih dahulu sesuai menjadi pilihannya dan tidak boleh diambil orang lain (dek-jawa), “cup, kursi ujung punyaku ya!”
58. Deking: beking; pelindung. “Siapa dekingmu? Berani kali main proyek disini?”
59. Demon: demonstrasi; gaya
60. Dongok: bodoh; pandir
61. Doorsmeer: tempat cuci kendaraan
62. Ecek-ecek: pura-pura
63. Enceng/ceng: bubar; selesai.
64. Eskete: gak bekawan, musuhan. (Sudah Tidak Kawan)
65. Estra: ekstra; preview film
66. Gacok: benda andalan; jagoan andalan; joki
67. Galon: pom bensin
68. Gecor: besar mulut, tak bisa simpan rahasia
69. Gedabak: sebutan untuk “badan yang besar”
70. Gerak: berangkat
71. Gerot: gegar otak, -ungkapan untuk mengatakan orang yang agak kurang waras.
72. Gelek: ganja
73. Getek: genit
74. Gobi: ikan kecil di parit --''Lebistes reticulatus''--
75. Gol: masuk penjara
76. Golek-golek: tidur-tiduran
77. Gondok: dongkol. “Gondok aku dibuatnya.”
78. Goni botot: tukang butut/rongsok
79. Goplah: adu kartu
80. Gosok/menggosok: menyetrika
81. Guli: kelereng
82. Gumarapus: sembrono
83. Hajab: mampus, hancur. “Hajab, ada polisi ditekongan itu, tak bawak SIM pula awak”
84. Hambus: pergi; jauh-jauh
85. Hepeng: uang
86. Honda: sepeda --motor merek apa pun--.
87. Hubar-habir: acak-acakan, berantakan
88. Ikan laga: ikan cupang
89. Jambu: agak; tak seberapa “Lapar-lapar jambu”
90. Jangek: kerupuk kulit
91. Jumpa: bertemu;
92. Kaco: aduk/kacau balau, “Kaco dulu teh manismu”, “Kaco kali barisan ini”
93. Kali: sekali, banget
94. Kalok: kalau
95. Kamput: merek minuman keras –kambing putih
96. Kates: pepaya
97. Kedan: teman, sohib
98. Kede sampah: kedai kelontong yang menjual sayuran
99. Kede Aceh: grosir; warung kelontong –dahulu kebanyakan orang Aceh yang jualan--
100. Keder: takut
101. Kiyam: main bola tanpa alas kaki; nyeker; kaki ayam
102. Kek: kayak; seperti --biasa disambung dengan kata mana--. “Kek mananya sepeda barumu, lantam kali kulihat”
103. Kekeh: tertawa
104. Kelen/klen: kalian
105. Keling: hitam pekat
106. Kelir: pensil warna
107. Kemek: traktir makan
108. Kepling: kepala lingkungan (sekelas RW ya)
109. Keplor: kepala lorong (sekelas RT)
110. Kereta angin: sepeda
111. Kereta: sepeda motor
112. Kreak: belagu; tidak bermutu
113. Ko: kau
114. Kocik: kecil
115. Kombur: Ngobrol atau bercakap-cakap
116. Kondor: Longgar
117. Kongsi: bagi-bagi; patungan
118. Kopek: kelupas
119. Kornel: tendangan pojok dalam sepak bola
120. Koyak: Sobek, robek
121. Langsam: jalan/gas pelan ajeg -''steady''-
122. Langgar: Tabrakan/tabrak.
123. Lantak: habis
124. Lantam: bicara sombong; pedas mulut; nyelekit
125. Lasak: banyak gerak; tidak bisa diam
126. Leles: sisa; tukang leles: suka ambil sisa-sisa orang lain
127. Lencong: tai/kotoran ayam
128. Lenje: sakit jiwa; sarap
129. Lengkong: cincau hitam
130. Lepoh: bodoh
131. Lepuk: pukul. “Kena lepuk dia sama orang di kampung sebelah.”
132. Letup: tembak
133. Lereng: sepeda onthel
134. Lewong/leyong: hilang, raib. “Leyong udah uangku dibawa lari.”
135. Ligat: lihai, lincah.
136. Limper: lima perak, dulu dipakai untuk uang logam pecahan Rp 5
137. Limpul: lima puluh perak, Rp50
138. Limrat: lima ratus, Rp500
139. Litak: habis tenaga: kondisi capek karena sangat sibuk
140. Loak: Payah, jelek, berantakan. “Loak kali kawan itu sekarang.”
141. Lobe: kopiah; topi haji
142. Lobok: kedodoran; kebesaran
143. Locak: kalah terus menerus
144. Longoh/longor: bodoh, tolol
145. Lorong: gang.
146. Main-main: istilah untuk jam istirahat sekolah
147. Mancis: korek api gas
148. Mandi: teh manis dingin; es teh manis
149. Manipol: akronim Mandailing polit. Ejekan untuk orang yang pelit.
150. Masuk angin: melempem –khusus makanan--
151. Melalak: pergi tanpa kejelasan tujuan
152. Mencong: miring
153. Mengkek: manja
154. Mentel: centil; genit
155. Mentiko: belagu, merasa paling hebat, suka cari masalah
156. Merajuk: ngambek
157. Mereng: miring
158. Merepet: mengomel
159. Merling: mengkilap
160. Mersi: mereng sikit, setengah pesong, setengah gila
161. Minyak: bensin. “Patutlah mogok, habis pulak minyaknya.”
162. Minyak lampu: minyak tanah
163. Minyak makan: minyak goreng
164. Monja/monza: gerai pakai bekas impor. –berasal dari zona bursa pakaian bekas di jalan Monginsidi, yang diplesetkan menjadi Mongonsidi Plaza.
165. Motor: mobil
166. Molong: sodomi
167. Nampak: Terlihat, kelihatan.
168. Nembak: kabur tak bertanggungajawab. “Habis makan, nembak kawan tu.”
169. Ngeten: mengintip
170. Nokoh: menipu. “Nokoh aja dia kerjanya,” menipu saja kerjanya dia.
171. Nungkik: nungging; turun tajam; muntah nungkik: muntah sejadi-jadinya.
172. Orang itu: mereka. “Kemana pula orang itu, rame-rema naik kereta.”
173. Orang rumah: istri
174. Oyong: limbung, keleyengan
175. Pajak: pasar. Pajak Petisah, Pajak Sambas
176. Pakcik: om; adik ayah/ibu
177. Pakpok: impas; balik modal/pokok
178. Pala: terlalu. “Gak pala jelas suaranya.”
179. Palak: kesal, marah
180. Palar: demi, dibela-belain
181. Panas: demam/marah. “abis hujan, si bontot panas lagi” / “Bos besar lagi panas, kalah dia di tender itu”
182. Panglong: toko bangunan
183. Pangkas: sebutan untuk potong rambut
184. Pante: pinggiran apapun yang yang berair baik dari sungai, waduk, danau laut apalagi laut. “Pantai tenda biru di Ajibata Danau Toba”. “Pantai buaya di sungai Bah Bolon”.
185. Paret: got besar, parit
186. Pasar: jalan
187. Pasar hitam: jalan aspal/jalan besar
188. Paten: bagus, hebat
189. Patentengan: belagu; bayak lagak
190. Paok: bodoh
191. Payah: susah. “Soal ujiannya payah kali.”
192. Pekak: tuli
193. Pekong: pecah kongsi
194. Pencorot: nomor terakhir: pecundang
195. Pening: pusing kepala
196. Pengkor: tangan/kaki yang bengkok karena cacat
197. Perli: menggoda; pendekatan untuk menjadi pacar
198. Perei: Libur
199. Pre: gratis
200. Pesong: tidak waras
201. Pinggir: minggir. --Meminta supir angkot berhenti-- “Pinggir Bang”
202. Pinomat: setidaknya; paling tidak, minimal
203. Piul: menipu, omong kosong
204. Pokok: pohon
205. Ponten: nilai
206. Porlep: porter
207. Pukimak/pukimbek: kelamin mamak (ungkapan caci maki yang amat kotor/kasar)
208. Pulak: pula
209. Pulut: ketan
210. Pusing: keliling. Pusing-pusing: keliling-keliling
211. RBT: ojek -singkatan dari Rakyat Banting Tulang--
212. Raun-raun/Raon-raon: jalan-jalan, keliling-keliling kota
213. Reket: raket
214. Rupanya: ternyata
215. Recok: berisik
216. Rodam: siksa
217. Rol: mistar, penggaris
218. Rusuh: grasa-grusu
219. Santing: tinggal sedikit, kritis
220. Sarap: tidak waras: sakit jiwa: gila
221. Sebeng: serempet
222. Sedeng: gila, sinting
223. Seee, seee: --seperti-- cieee... cieee
224. Seje: bohong
225. Seken: salaman
226. Sekutil: secuil, sedikit sekali
227. Selemak: belepotan; comat-comet (cairan/pasta)
228. Selop: sandal
229. Selow: slow, lambat
230. Semak: berantakan, tak terurus. “Bersihkan tempat tidurmu, semak kali kutengok.”
231. Sempak: celana dalam
232. Semalam: Kemarin (Semalam pagi : kemarin pagi, semalam sore; kemarin sore; semalam malam: kemarin malam)
233. Sendaren: layang-layang betina, besar, berekor panjang tidak untuk diadu, biasanya ada alat yang menghasilkan suara.
234. Sengak: ketus
235. Senget: gila
236. Sepeda janda: sepeda ontel versi perempuan
237. Sekolah: gadai “Biar sekolah dulu cincin emas ini”
238. Setil: gaya, keren
239. Setip: penghapus
240. Setrap: dihukum berdiri di depan kelas
241. Sewa: penumpang “sopir ngetem tunggu sewa”
242. Siap: selesai
243. Sikit: sedikit
244. Silap: keliru, salah, khilaf
245. Simpang: pertigaan atau perempatan jalan
246. Somboy: buah kering asinan cina, rasanya asam berwarna merah
247. Sor/sur: suka
248. Stedy: keren
249. Sudako: angkot (pintu penumpang bukan di samping tapi di belakang)
250. Suka(k): Sering/terserah “Akhir tahu sukak hujan disini”; “Sukak kau lah, aku ikut saja”.
251. Tahapahapa: entah apa-apa. Merujuk pada orang yang susah dipahami perbuatan atau perkataannya. “Tahapa-hapalah kawan tu cakap. Gak ngerti aku.”
252. Tarok: letakkan
253. Tebodoh/Tepaok: terbengong-bengong
254. Tebuntang-buntang: jatuh terlentang-tengkurap berulang-kali
255. Teh: air putih
256. Teh tong: teh tawar
257. Teh manis dingin (mandi): es teh manis
258. Tes: teh es
259. Telekung: mukena
260. Tekek: jitak
261. Tenggen: mabok
262. Tengkar: beradu, berselisih
263. Tepos: bokong rata
264. Tepung roti: tepung terigu
265. Teratak: tenda untuk acara di luar rumah
266. Terei: coba (try)
267. Terge: peduli. “Sombong kali dia, gak ditergenya mamak tadi, lho.”
268. Teronggok: tertumpuk.
269. Terotak: terngiang; terfikirkan
270. Tekongan: tikungan
271. Tengok: lihat; perhatikan. “Tengoklah dulu, jangan cuma bilang tak ada.”
272. Teksas: sifat koboy; nekat; seradak-seruduk
273. Titi: jembatan
274. Toke: tauke, majikan, pedagang Tionghoa
275. Tokoh/Nokoh: tipu/menipu
276. Tokok: jitak; memaku “Tokok kepalaku kalau aku nipu”; “tokokkan dulu lukisan itu ke dinding”
277. Tonggek: bokong besar/montok
278. Toyor: pukul
279. Tunjang: tendang
280. Tukam: takziah
281. Tumbang: jatuh (bisa sakit atau kalah).
282. Tumbok/Tumbuk: pukul
283. Tungkik: teler, kotoran/cairan telinga; --umpatan untuk orang yang dianggap tuli karena terlalu banyak kotoran di telinganya. “Tungkik kurasa dia.”
284. Ubi: singkong
285. Ulok: cerita yang dibesar-besarkan, membual
286. Umbang: sanjung
287. Uwak/wak: sebutan buat orang yang sudah tua
288. Wak Geng: ketua geng, bos premannya
289. Wak Labu: -julukan- orang sok yang banyak gaya
290. Wayar: Kabel
|