Harian Rakyat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Pratama26 (bicara | kontrib)
Baris 46:
Pada tanggal 3 Februari 1961 oleh [[Penguasa Perang Jakarta Raya]], ''Harian Rakyat'' ditutup kembali. Alasan yang diajukan untuk pembredelan adalah pemuatan sambutan ketua CC PKI D.N Aidit pada hari jadi ke-10 koran ''Harian Rakyat''. Dalam pidatonya, Aidit mengajukan tuntutan struktur kabinet dan menyinggung masalah demokrasi serta kebebasan politik. Menurut Penguasa Perang, komentar yang muncul itu dapat mengganggu kestabilan politik di [[Indonesia]] saat itu.{{sfn|Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|2008|p=100}}
 
=== Akhir ===
Setelah terjadi peristiwa [[G30S]], ''Harian Rakyat'' mengalami akhir perjalanannya. Pada 1 Oktober 1965 malam, semua harian yang terbit di Jakarta dilarang terbit, kecuali ''[[Angkatan Bersenjata (surat kabar)|Angkatan Bersenjata]]'' dan ''[[Berita Yudha]]'' milik militer. Esoknya, pada 2 Oktober 1965, ''Harian Rakjat'' terbit kembali dengan menurunkan kepala berita "[[Letkol Untung]] Bataljon [[Cakrabirawa|Tjakrabirawa]] Menjelamatkan Presiden dan RI dari kup Dewan Djendral", yang kelak menjadi edisi terakhirnya. ''Harian Rakyat'' bertekuk lutut dan berhenti terbit keesokan harinya. Tidak hanya bubar, semua anggota partai dan aktivis yang mendukung ''Harian Rakyat'' diburu, ditangkap, dipenjarakan dan dibunuh.{{sfn|Arif Zulkifi, dkk.|2014|p=46}} Kata-kata terakhir dari redaksi ''Harian Rakyat'' kepada para pembacanya ialah “Banyak-banyak terimakasih, sekalian para pembaca!” {{sfn|Rhoma Dwi Aria dan Muhidin M. Dahlan|2008|p=100}}